Kultusan;

101 15 0
                                    

    Setelah sesi deeptalk hari itu yang berakhir Sena mengantarkan Rena pulang dikarenakan Rena tiba-tiba pingsan dan dokter jaga menyarankan untuk dibawa pulang, mengingat kondisi Rena yang butuh istirahat cukup.

    Sore menuju malam yang setidaknya membutuhkan 2 jam untuk menuju malam, Sena sedang mencuci mobil mama nya yang terparkir melentang menutupi carport rumah nya, mungkin terlihat sangatlah rajin si Sena mencuci mobil, padahal suara lengkingan mama nya 30 menit yang lalu mengganggu waktu rebahan Sena yang sangat amat tidak produktif itu.

    Gala yang kebetulan lewat dengan anjing milik papa nya itu menggoda Sena yang mencuci mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan,

    "ciuuwittt cewekkk!!!" lantang Gala, Sena mengetahui persis siapa yang menggoda nya saat ini,

    "bacot! ngapain lo nangkring disitu? " sengau Sena yang moodnya memburuk, Gala terkikik, menurut nya Sena terlalu attractive kalau sudah menjadi gadis rumahan seperti ini, Gala mendekat sambil melompat kecil menuju Sena,

    "gabut bre, jalan yuk Sen, beneran aseli gue gabut parah, papa gak pulang udah 2 harian ini, gatau tuh bapak bapak kemana" jujur Gala, Sena memutar bola matanya malas, sembari menggosok bodi mobil merah milik mamanya,

    "mungkin lo mau dicariin mama baru kali" goda Sena, Gala menyemprot Sena dengan selang air yang bebas mengeluarkan air, Sena menutupi wajahnya akan tindakan Sena,

    "well, sebenernya pun kalo papa mau nikah lagi gapapa juga, udah berapa tahun juga tuh bapak jomblo, masak anaknya jomblo bapaknya juga jomblo hehe" tawa sarkas Gala terdengar tidak sesarkas itu,

    "bjirr kok jadi adu nasib, yaudah ayo jalan, tapi bentaran ya, gue mau nyelesain ini dulu, mama gue udah ngamuk-ngamuk dari tadi " ucap Sena, Gala pun mengangguk dan pamit untuk mengembalikan Rio ke rumah nya.

    15 menit berlalu, Sena dan Gala keluar membawa mobil milik Gala, hadiah dari sang papa kala usianya sudah menginjak genap 17 tahun beberapa bulan yang lalu. Keduanya memang sudah bisa menyetir sendiri, namun hanya Gala yang sudah memiliki SIM, sehingga Sena tidak boleh menyetir kalau tidak di dalam perumahan nya.

    Sena dan Gala sampai di kafe yang cukup terkenal di daerah yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Nuansa vintage menghiasi kornea mata Sena, jujur saja dia sangat takjub dengan design interior dari kafe ini, konsep yang diusung memang konsep vintage-modern yang di kombinasi dengan tanaman rambat yang terjaga kerapiannya.

    Gala lebih dulu masuk dan memesan makanan beserta minuman untuknya dan Sena. Sedangkan Sena masih betah melihat pemandangan yang cukup asri dengan bau khas kolam ikan koi disana. Sena berjongkok dan mencelupkan jari telunjuknya ke dalam kolam itu, menurutnya itu bukan sesuatu yang menjijikan, karena Sena bukan manusia yang harus bersih setiap saat.

    Gala keluar dengan nota dan nomor meja yang dia bawa,

    "Senn!! gue udah pesen! lu mau duduk diluar apa di dalem?" tanya Gala yang berjalan menuju Sena, Sena menoleh dan berpikir sejenak tempat mana yang akan dapat menyamankan mereka berdua,

    "diluar aja Gal! gue udah lama gak nyebat juga sihh", Gala mengangguk. Mereka memang perempuan yang unik, keduanya acap kali menggunakan batang tembakau itu untuk menenangkan diri dari masalah mereka.

    Tentu itu adalah salah satu masalah yang paling umum dan sering dijadikan bahan ungkit-ungkitan kala Papa Gala dan Mama Sena bertengkar dengan anak-anaknya. Sudah pasti kalau kedua orangtuanya sangat marah saat mengetahui anak-anaknya merokok. Tapi, sebanyak apapun kedua anak itu dilarang, keadaannya berbanding terbalik mereka akan semakin gencar untuk melakukannya.

;half breathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang