Lenggang Puspita;

131 15 3
                                    

    Minggu ini adalah minggu dimana MPLS berakhir, seminggu yang menegangkan setelah banyak terjadi interaksi baru yang membuat baik Sena maupun Gala hampir tak pernah bercengkrama secara saksama satu sama lain, mungkin terdengar ambigu dengan penyampaian nya. Tapi Gala merasa ada yang kurang tanpa obrolan singkat dari Sena. Sena sampai tak terlalu lama setelah Gala menyetandarkan motornya, keduanya membuka jaketnya dan menyimpannya di jok motor,

    "long time no see deh Sen, kayaknya sibuk banget lu sampe jarang gue liat pas di rumah? kemana aja? ", Gala mengutarakan pertanyaannya datar, Sena sedikit melirik keatas mengingat kejadian apa saja yang dia lakukan 3 hari sebelum hari ini,

    "gak ngapa-ngapain gue, cuma gantiin shift Eve aja di kafe dia lagi ngurus sesuatu, terus sibuk buat latihan voli kemarin itu, itu aja deh", Gala mengangguk paham, dia sangat paham kalau sahabat nya ini bisa sangat sesibuk itu kalau dia ingin,

    "kalo lo ngapain aja akhir-akhir ini?",

    "as usual aja si, ngajak jalan si Rio terus sama bantuin papa ngurus bonsainya, gak spesial gitu", Sena terkekeh.

    Mereka berdua berjalan menuju aula, hari ini pengumuman lomba-lomba ceria dan pembagian kelas, Sena cukup percaya diri kalau dia dan Gala akan sekelas, itu bisa saja terjadi memang, mengingat mereka berdua mengambil peminatan yang sama.

    Sepanjang jalan menuju Aula, Gala bercerita tentang ayahnya yang memiliki gerak-gerik aneh, Sena tau jika ibu Gala meninggal ketika Gala berumur 5 tahun, kala itu Gala baru pindah ke cluster dekat perumahan Gala, seminggu setelah kepindahan Gala, dan Gala sudah mulai dekat dengan anak-anak sekitar komplek termasuk Sena yang lebih mudah berteman karena seumuran, ibu Gala tiada. Gadis sekecil Gala tidak tahu kenapa tetangga barunya banyak yang berdatangan, Sena turut berbela sungkawa dan datang ke rumah Gala. Ibunya berkata kalau mama Gala sudah tiada, meskipun Sena kala itu tidak mengetahui arti tersebut, dia menelaah raut wajah orang-orang yang tulus bersedih sembari melihat peti di ruang keluarga Gala, Gala hari itu dihadiahi banyak pelukan baik dari ibu Sena dan ibu-ibu tetangga.

    Keduanya sampai di depan aula dan segera masuk karena mendengar panggilan dari dalam untuk segera masuk dan memulai acara penutupan MPLS. Sena dan Gala duduk berdampingan disebelah Meta dan Desha, sengaja duduk berdampingan akhirnya Sena dan Gala berpisah, Sena berada disebelah Meta dan Gala berada disebelah Desha. Acara pun dimulai dengan penampilan terbail dari teman-teman mereka yang ditunjuk untuk melakukan pertunjukkan singkat.

    MC menjembatani acara dengan baik, sampailah dimana pengumuman lomba-lomba baik akademis maupun non-aka demisnya. Seperti saat ini Gala memenangkan lomba cerdas cermat pengetahuaan umum dan diberi hadiah sebagai general leader ekskul Olimpiade IPA, berikut  dua temannya yang ikut bekerja sama dalam kemenangannya, yaitu Desha dan Helen.

    Selanjutnya, pemenang lomba robotik yang juga dimenangkan oleh sahabat Sena, Cia dan Jisha, keduanya memang berada di frekuensi yang sama senang sekali membuat inovasi-inovasi baru yang berhubungan dengan 3R serta SDGs. Mereka berdua adalah salah satu pasangan yang dari SMP selalu bersama dalam menyusun perencanaan pembangun berkelanjutan dan sering mengikuti seminar nasional prototipe robotik, tentu ini yang membuat Sena terlihat sering tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri. Kali ini hadiah nya tidak jauh beda dari hadiah 'jabatan' yang diberikan kepada Gala, Cia dan Jisha mendapatkan tiket masuk ke seminar internasional bergengsi yang akan diadakan satu tahun lagi, dan mendapat bonus menjadi general leader untuk ekskul Robotik dan ekskul KIR.

    Pengumuman lomba akademis telah usai, para MC sibuk menata kertas untuk melihat data siswa yang memenangkan lomba non-akademis. Pertama diumumkan lomba sport individu sprint, Helen menjadi juara kedua dan mendapatkan hadiah kaos jersey, dan masuk ekskul sprint tanpa tes. Pengumuman untuk pemenang lomba archery diumumkan, Rena menyabet juara satu dengan skor 9-9-10, nilai yang hampir sempurna. Rena menaiki panggung dan menerima piala beserta 'jabatan' sebagai general secretary karena general leadernya sudah terpilih.

;half breathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang