Langkah

19 1 2
                                    

"Ubahlah hidupmu hari ini. Jangan bermain-main dengan masa depanmu, lakukan sekarang, jangan menunda."

-Simone de Beauvoir-

°°°°°

Gelap, sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggil namaku. Mataku perlahan terbuka, hal pertama yang ku lihat adalah wajah kesal Aruna yang berusaha untuk membangunkan ku,
"Nala bangun...tahajud!!"teriak Aruna sambil menggoyang-goyangkan tubuhku, suara sudah seperti speaker masjid saja,
"Hmm"gumamku sambil terus tiduran di kasur tanpa ada niatan untuk bangun,
"Ya sudah, terserah kamu saja!!" ucapnya kesal, lalu pergi dari hadapanku,
Ku paksakan untuk bangun dan mengumpulkan kesadaranku, ku lihat jam menunjukkan pukul 03:25 WIB. Aku harus bergegas ke jamban untuk berwudhu dan melaksanakan sholat tahajud.

Angin berhembus kencang menerpa wajahku, menyeruak masuk ke dalam tubuh. Suasana dini hari yang begitu tenang nan sejuk, ku lihat beberapa Santriwati sedang melaksanakan sholat tahajud juga, beberapa diantara mereka ada yang membaca Alquran dan menghafal talaran, dan ada juga yang kembali tiduran hingga adzan subuh berkumandang. Kugelar sajadah untuk menunaikan sholat, ku tabahkan hati dengan ikhlas untuk menghadap sang khalik disertai doa yang ku panjatkan. Tak lama dari itu terdengar suara kentongan dari masjid bertanda bahwa adzan subuh akan segera berkumandang, memberi tahu para santri dan santriwati untuk bersiap pergi mendirikan sholat berjamaah.

Di Pondok Pesantren Al-Munawar Salafiyah sholat berjamaah antara santri dan santriwati terpisah, santri sholat berjamaah di masjid dipimpin oleh A.Haji, sedangkan santriwati sholat berjamaah di majelis atas yang dipimpin oleh Ro'isah biasanya yang menjadi imam adalah pengurus yang udah dijadwalkan sebelumnya. Sambil menunggu adzan subuh berkumandang Sekam mengadakan ta'ziran terlebih dahulu dengan mengabsen nama-nama santriwati yang telah berkumpul di majelis atas. Jika ada santriwati yang tidak hadir maka akan diberikan sanksi yaitu menulis sholawat nabi sebanyak 300 kali. Adzan subuh pun berkumandang, kami mengerjakan sholat Qobliyah subuh terlebih dahulu. Lalu Iqamah pun dikumandangkan setelah imam naik ke atas mimbar,
"Allahu Akbar"takbir imam
"Allahu Akbar"
Kami mengikuti imam dari belakang, melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan khusyuk,
"Assalamu'alaikum warahmatullah"
Salam iman mengakhiri sholatnya,
"Assalamualaikum warahmatullah"
Setelah sholat subuh berjamaah dilanjutkan dengan membaca wiridan bersama-sama, kemudian membaca Surah Yasin dan sholawat nabi. Pada saat wiridan biasanya Sekam mengadakan humas yaitu berkeliling setiap Kobong, mengecek jikalau ada santriwati yang masih tertidur.

Kegiatan pun dilanjutkan dengan mengaji. Perlu diketahui bahwa mengaji di Pondok Pesantren Al-Munawar Salafiyah dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu ngaji balagan dan ngaji sorogan. Ngaji balagan adalah mengaji yang dilakukan bersama oleh santri dan santriwati di majelis yang dibatasi oleh hijab, biasanya yang mengajar adalah A.Haji dan Teh Hajah. Sedangkan ngaji sorogan adalah mengaji yang dilakukan dengan membagikan kelasan yaitu Ula, Wustho dan Ulya, disesuaikan dengan kemampuan santriwati. Khusus untuk Santriwati baru kelas nya Ibtida' dan privat, adapun mengaji talaran dan ngaderes bahasan tidak jauh berbeda. Selain mengaji di Pondok Pesantren kami juga disibukkan dengan jadwal patrol dan sekolah. Seorang santriwati harus pandai membagi-bagi waktu, supaya semua kegiatan bisa terlaksana dengan baik. Terkadang waktu di pondok itu berlalu begitu cepat karena dipadati oleh kegiatan-kegiatan yang sudah mendarah daging dalam diri kami. Akan tetapi, adakalanya kami merasa jenuh. Pernah terpikirkan oleh ku bagaimana kehidupan di luaran sana? Disaat kami menghabiskan masa remaja dipenuhi oleh banyak kegiatan dipenjara suci ini, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Setiap hari seperti itu, aku pernah ingin merasa bebas seperti anak-anak remaja di luaran sana. Tetapi aku selalu teringat nasihat dari A.Haji beliau pernah berkata :
'Bahwa santri/Wati itu adalah pilihan'
Dari sekian juta anak yang ada di dunia ini hanya para santri dan santriwati lah yang telah belajar bagaimana kerasnya kehidupan ini.
Ujian, cobaan hidup, senang, susah, tangis dan tawa semuanya tercampur aduk di dalamnya. Mereka akan menjadi manusia yang tidak akan mudah menyerah, karena mereka sudah diajarkan bagaiman menyikapi kehidupan.

Beautiful Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang