Kelahiran Humey menambah kebahagiaan di dalam rumah tangga Athar dan juga Mayra terutama menambah kebahagiaan Halimah dan Malik. Lihatlah raut wajah yang sudah berstatus menjadi kakek dan nenek ini, tidak henti-hentinya mengukir senyum di wajah mereka saat cucu pertama mereka lahir.
"Lihat Bi, Humey mirip sekali dengan Mayra ya Bi" ucap Halimah yang mengendong Humey di bawah teriknya matahari pagi sembari berjemur
Malik tersenyum memandangi wajah cucunya yang begitu mirip dengan Mayra "Iya Mi, semuanya mirip dengan Mayra" sahutnya
Halimah yang tengah memangku Humey sembari mengusap-usap pelan pucuk kepala cucunya itu tersenyum manis "Semoga kamu menjadi anak yang sholehah ya nak, Mbah Kung dan Mbah Putri mu ini akan selalu menyayangimu" ujarnya mencium kening Huyem dengan sayang
Jika Humey tengah bersama dengan kakek neneknya, berbeda dengan Mayra yang tengah sibuk mempersiapkan pakaian suaminya itu, dari mulai baju koko, sarung dan juga jaket casual warna hitam polos yang akan di kenakan oleh suaminya.
"Sini mas, aku bantu keringin rambutnya" ujar Mayra kepada Athar yang baru saja selesai memakai sarung dan juga kaos putih pendek dengan rambut yang masih basah
Athar pun tersenyum kecil, mendudukkan dirinya di kursi rias sembari menghadap ke cermin "Mas ini kebiasaan deh, kalau habis keramas pasti langsung pakai baju, nggak di keringin dulu rambutnya, kan jadi basah kaosnya karena ketetesan rambut yang basah" ucapnya sembari mengeringkan rambut Athar dengan handuk yang sempat di pakai oleh suaminya tadi
"Kan ada kamu yang bisa mengeringkan rambut mas, kenapa harus mas yang mengeringkan nya? Sedangkan mas sudah punya istri yang selalu memperhatikan hal-hal kecil atau kebiasaan yang mas lakukan, hehe" sahutnya terkekeh
"Bisa aja jawabnya deh kalau di bilangin" sahut Mayra
Setelah selesai mengeringkan rambut sang suami, tak lupa ia juga menyisir rambut sang suami, setelah di rasa rapih, Mayra pun kembali memakaikan baju koko polos berwarna putih dengan telaten.
Memang sudah menjadi rutinitas Mayra setiap Athar akan pergi, entah itu pergi ke acara undangan kajian, acara di pesantren, atau mengajar di pesantren dan juga pergi ke kantor untuk bekerja. Semua yang menyiapkan pakai dan keperluannya adalah dirinya.
Tak heran jika Athar begitu sangat senang dan bahagia di perlakukan dan di perhatikan dengan baik seperti ini oleh istri tercintanya itu, walaupun sudah memiliki anak, tetapi Mayra tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri.
"Ehh--"
Mayra terkejut saat tangan kekar suaminya itu menarik pinggang ramping nya agar lebih dekat dengan-nya "Terimakasih ya Humairah ku, sudah mau menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anakku, mas sangat mencintaimu" lirihnya menatap lekat wajah Mayra yang kini begitu dekat sekali dengan wajahnya itu sembari mengusap lembut pipi chubby milik sang Istri
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ATHAR [On Going]
Teen FictionAwas baper, awas salting >< Seorang Gus muda yang terkenal Alim, tampan, dan bijak sana yang harus menikahi santriwati ponpes Al-Ahzar lantaran perjodohan dari kedua orang tuanya. Bagaimana kira-kira akhir dari kisah rumah tangga mereka berdua? 17+...