First Kiss

208 22 23
                                    

This is a tale, countless ages told
Among the Wolf, to cub from old

It is story of true love,
Between Wolf below, and Moon above

We talk of dreams, and secrets shared,
In bed at night, our souls are bared

The faithful Moon shines loving light,
To call the Wolf back to their flight

Moon shore to guide him at home,
No longer the Wolf will walk alone

But the tale isn't done you see,
He's Moon; the Wolf is me

.
.
.

"Paman mau bunuh aku ya?"

Jeongwoo menatap Asisten Ma yang sedang melakukan gerakan ancang-ancang menendang. Hari pertama latihan sudah dimulai dan sparing bersama kedua pamannya seperti simulasi neraka kecil-kecilan

Bagaimana tidak, teknik menguasai bela diri tercepat adalah dengan bertarung menurut para pamannya. Hari ini saja mereka sudah bertarung 12 jam sebelum matahari terbit

"Kau ini lemah sekali, istriku saja bisa lebih tahan lama darimu"

"Istri paman John Cena ya?"

Asisten Ma mendaratkan low kick pada rusuk kanan Jeongwoo. Untungnya Jeongwoo punya insting bertarung seperti hewan liar, ia dapat membaca gerakan sekaligus memperbesar jarak dengan lawannya

"Jangan menghindar memangnya kau tupai! Serang bagian vitalnya!" Teriak Baekho gusar

"Tapi aku takut durhaka"

"Dasar bodoh" Asisten Ma maju sambil mendaratkan pukulan ke arah dagu Jeongwoo. Jeongwoo menghindar dan mendapati dirinya tersudut di ujung ruangan

"Mampus" Baekho menutup matanya, habis ini pasti Ma akan mengeluarkan side kick terkuatnya dan membuat Jeongwoo jalan terpincang-pincang selama dua Minggu kedepan

Namun apa yang dilakukan Jeongwoo mengagetkan Ma dan Baekho, alih-alih terkena tendangan maut Ma, Jeongwoo malah menghentikan tendangan itu dengan satu tangan

"Sudahlah Paman berhenti dulu. Capek.."

Jeongwoo melepaskan kaki Ma sambil berjalan sempoyongan keluar ruangan. Meninggalkan Ma dan Baekho yang tercengang seperti dua orang bodoh

"Dia benar-benar cucunya Park"

"Monster. Dia bahkan lebih seram dibandingkan ayahnya"

Jeongwoo merebahkan kakinya sejenak di ruang tamu. Jam sudah menunjukkan 10 malam. Hari ini bahkan ia tidak sekolah demi meladeni perintah dari pamannya. Jeongwoo melihat hpnya yang retak dan teringat kata-kata peramal itu kemarin

'Maksudnya apa sih? Kok gue jadi khodam? Terus harus ngelindungin tubuh utama? Lah tubuh utamanya siapa??'

Jeongwoo menggaruk kepalanya dengan gusar, Sialan! Pusing banget hidup gue. Tiba-tiba ia teringat senyum pria yang ditabraknya kemarin di lorong sekolah dan jadi ikutan senyum-senyum seperti orang sinting

Kemarin siapa ya namanya? Haruma? Harubi? Apa Haruto ya

Suara dering panggilan membuyarkan lamunan Jeongwoo, tertera nama Hyunsuk di layar hpnya

"Woy apaan Hyung?"

"Lo dimana?" Tanya Hyunsuk terdengar tidak jelas, bunyi dentuman musik dan orang berkerumun mengalahkan suaranya

"Di rumah"

"Si bege. Lo lupa kemarin gue bilang ada party di bar SS buat ngerayain kelulusan gue?"

"Yah lupa Hyung" Jeongwoo menepuk jidatnya, "Skip dulu lah hari ini, ntar gue beliin hadiah Jersey di Shopee"

Be My Khodam 🐺🌕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang