Sacrifice

62 7 15
                                    

Jeongwoo membuka matanya, kepalanya terasa sakit seperti habis terbentur sesuatu yang keras. Seluruh ototnya pegal dan lemas seperti sudah lama tidak digerakan. Pada saat ia bangun, orang yang menghampirinya pertama kali dengan tergesa-gesa adalah Junghwan

Junghwan nampak panik, Ia langsung memeriksa tubuh tuannya itu dengan cermat, memastikan bahwa dia benar-benar sudah terbangun tanpa kekurangan apapun

"Syukurlah.." Desis Junghwan sambil menghembuskan nafas lega

"Kenapa?" Tanya Jeongwoo dengan bingung

"Tuan baru sadar setelah pingsan selama dua minggu"

"Hah?" Jeongwoo mengerutkan dahi tanda tidak percaya. Ia lalu mengambil ponsel dan memeriksa tanggal di layar hpnya. Banyak notifikasi panggilan tak terjawab

"Te.. Terus gimana jalannya persidangan?" Tanyanya dengan panik. Sadar bahwa Jeongwoo mulai pingsan di hari pertama, seharusnya sudah empat hingga lima persidangan terlewat

Junghwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "ehm.. nampaknya ga sesuai dengan ekspektasi kita diawal"

"Jadi.. seperti yang sudah kita tebak sebelumnya, di hari kedua setelah pemaparan bukti, banyak saksi-saksi ahli yang disuap oleh Chansung untuk memberikan pernyataan palsu terkait obat itu. Badan pengawas obat Korea juga sepakat bahwa kandungan yang tertera sudah sesuai dengan standarisasi uji nasional"

"Lalu?"

"Ya... Kita sebisa mungkin membantah kemungkinan itu, tapi terlalu banyak saksi yang menyatakan bahwa kemungkinan meninggalnya Beomgyu karena overdosis bukan kandungan obat yang berbahaya. Lagipula kalau kita mau tes sekarang, peredaran obatnya sudah ditarik dan diganti yang baru kan?"

"Jadi... Semuanya sudah berakhir?" Jeongwoo menatap nanar dengan cekungan bawah matanya yang menghitam dan tampak lelah. Apakah rencana mereka berbulan-bulan akan berakhir dengan sia-sia?

Junghwan mengambil sebuah plastik klip dari kotak sepatunya lalu menyerahkan kepada Jeongwoo. Plastik itu berisi rambut panjang berwarna coklat, yang sepertinya milik perempuan

"Apaan nih? Lo jadi maniak rambut cewek sekarang?" Tanya Jeongwoo yang dibalas dengan dengusan kesal Junghwan

"Enak aja. Ini tuh rambut punya anak tuan Chansung!"

Jeongwoo terkejut dan memegang plastik itu dengan erat

"Gi.. gimana cara Lo dapetinnya? Lo culik anak Chansung?"

"Tuan Jeongwoo habis pingsan jadi amnesia ya? Kan tuan yang suruh pacar saya buat ambil rambut itu. Mereka memang satu universitas tapi beda jurusan, itu pacar saya sampai jambak-jambakan di toilet demi rambut itu loh"

"Gile.." Jeongwoo menatap rambut itu tidak percaya "Bilang makasih ke pacar lo, besok kita beliin dia macbook baru pake kartu gue"

Junghwan tersenyum dengan puas sambil mengacungkan jempolnya, "terus mau diapain rambutnya? Saya sih cuman disuruh tuan Baekho untuk ambil rambutnya, setelahnya dia bawa ke lab, emang buat apa sih?"

"Beberapa kasus keracunan bisa dideteksi lewat uji forensik DNA rambut, kalau ada kandungan yang sama antara putri Chansung dengan rambut mayat maka memang benar kasus ini bukan karena overdosis"

"Tapi bukannya kalaupun bener, masa tega sih ayahnya ngeracunin putrinya?"

"Itu juga yang jadi pertanyaan Paman Baekho" Jeongwoo kembali melamun "ngomong-ngomong.. Paman kemana?"

"Setelah dapat rambutnya dia pergi ke lab dan ga pulang ke rumah, gatau kemana. Untungnya Tuan Besar masih liburan"

Jeongwoo melihat pergelangan tangannya. Rasanya ada yang aneh. Tidak terasa ngilu sakit seperti setelah operasi, bahkan Ia merasa tangannya sangat ringan dan bisa digerakkan

Be My Khodam 🐺🌕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang