prolog

47 5 2
                                    


Dunia ini penuh dengan drama,
Teman dan cinta bukan hal yang gampang untuk di perjelas kan.

Hidup dalam keramaian belum tentu membuat nya bahagia. Dia Anara Nafata Selwaira . Hidup dengan penuh drama konyol, "Meski ramai pun aku tetap sepi. Dunia ku sengaja di buat berbelit dengan jalur yang rumit. Sepeduli apa pun, tetap saja aku hanya sendiri. Merangkul luka, duka, bahkan kecewa. Tanpa adanya tempat bercerita. Tempat nya ada, namun aku hanya memilih untuk diam tanpa berisik. Hanya aku, tuhan ku, dan seisi kamar ku yang tahu" Begitu lah hidup nya, yang dia tampak kan hanyalah kebahagiaan.

Dia paling pandai menyimpan semua sendiri tanpa bercerita

Menurut nya. teman, tetap lah teman. Namun.. kalo dia bisa diam, bagai mana bisa Manusia bertopeng itu berisik?

Dia tidak segampang itu untuk tidak mengerti dengan alur sinting ini.

Sudah tau itu sakit dan bangkit,
Walau tertatih dia tetap berdiri.
Mengagumi seseorang namun di usik oleh fakta akan sadar diri. Bagaimana tidak? Yang ia kagumi adalah siswa berprestasi di sekolah nya. Lelaki dengan kepintaran, dan daya tarik tersendiri. Tidak sedikit siswi di sana juga menyukainya.

Sedangkan Anara? Hanya perempuan yang fakir ilmu.

Satu fakta yang meluruhkan, namun tidak buyar, kala Anara tahu bahwa lelaki yang ia Kagumi itu masih menginginkan seseorang yang dia cintai dari dulu. Wajar, banyak hati yang ia tolak. Ternyata ada yang ditunggu dari ia baru memakai seragam putih Biru hingga sekarang.

Kedua nya tidak begitu akrab.
Namun, biasalah cinta.. datang tak di undang. Di usir pun tak mau hilang. Sampai di mana perpisahan datang dengan penyesalan. Lebih sakit dari yang sebelum nya..

Terkadang kita menolak walau hati tetap berkata iya. Gengsi yang di lambung tinggi oleh kedua nya tidak akan membuat cinta yang abadi, melainkan luka yang terlukis sempurna di singgasana hati.

"Ra. Penyesalan emang datang dia akhir kayak yang Lo bilang itu bener Ra. Kalo gue gak nurutin ego gue. Mungkin gue gak bakal sesakit ini." Lelaki itu menunduk, mata nya tampak sayu "Bunga ini gak ada arti nya sekarang. Untuk kali ini.. ini benar-benar sakit yang luar biasa Ra, di tinggal orang yang mencintai kita itu sakit. Bahkan lebih sakit dari ditinggal orang yang kita cinta."

Hidup dengan drama tanpa naskah. Seperti berjalan dengan mata tertutup. "Berawal dari kagum, dan berakhir tanpa berpisah. Cinta emang luar biasa ya? Datang nya sangat tiba-tiba dan tak terduga. Makasih atas luka nya"

"Aku pergi. Aku tau kamu risih. Tunggu dia sampai benar-benar kembali pada mu lagi. Aku pamit ya? mana tau kalo aku pergi kamu juga nungguin aku kayak kamu nungguin masalalu kamu itu" dia sakit saja masih sempat untuk tersenyum. Walau hambar.

Apakah kalau Anara berkata demikian orang yang dia maksud juga baik-baik saja? Oh tentu tidak. Lelaki yang selalu menanti, dan kala menyadari rasa cinta untuk ke dua kali. Dia tidak segampang itu untuk bahagia. "Kehilangan dengan cara apa lagi yang harus aku jalani? Kehilangan sosok yang aku cinta? Atau? Kehilangan sosok yang mencintai ku? Ck.. sudah semua"

"Aku mau melangit kan nama mu, namun di langit mu ada nama orang lain yang selalu kau sebut"-Anara

"Sesakit ini ya, melangit kan nama orang yang sudah pergi? Bahkan aku sampai tidak menghiraukan seseorang yang juga melangit kan nama ku. Langit.. dekat kan kami seperti jarak mu dengan awan" - (X?)




✯★☆


Minimal vote lah karya yang amburadul ini, mana tau kalo banyak yang vote jadi bagus kan cerita nya?!! Makasih yang dah baca, dah vote dah komen..
lopyu sekeboon dari mbaA..

Nabastala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang