Bab : 1 Topeng

43 3 2
                                    

BACA DULU SENG!!

cerita ini mengandung sedikit teka-teki

JADI KALO ADA ALUR YANG BUAT KALIAN GAK PAHAM, ATAU GAK AKU JELAS IN ITU BISA JADI TEKA-TEKI NYA. TAPI NANTI SEMAKIN LAMA SEMAKIN JELAS KOK ALUR NYA!!

aku perjelas lagi
INI BUKAN TENTANG TEKA-TEKI
cuman untuk bikin alur cerita nya agak sedikit lebih menarik ajaa.  

Happy reading
     ✿✿✿✿


Gadis yang memiliki luka itu terlihat begitu ceria, terkadang sifat pendiam hanya berlaku di saat dia berada di tempat baru dengan orang baru.

Dia sangat pendiam, namun, jangan salah, dia bisa jadi paling heboh kalau  sudah dengan teman dekat nya.

Namun, sayang. Anara hanya sekelas dengan Weliza saja. Sementara Cizaya, Kanza, dan Awena berada di kelas yang berbeda.

Di antara mereka berlima, hanya Kanza yang paling kalem dan polos. Beda dengan Cizaya yang pecicilan. Sedangkan, Anara, Awena dan Weliza. Mereka hanya diam, seperti orang normal pada umumnya. Bagi orang yang melihat nya sih begitu.

"Ih, sumpah ya? Kenapa dari kita berlima gue yang harus di asing kan sih?" Kesal Awena karena di kelas nya dia hanya sendiri, sedangkan Kanza sekelas dengan Cizaya, dan Anara dengan Weliza.

Pertemanan mereka begitu susah untuk di jelas kan. Tidak ada yang menjadi ketua, sama-sama menghargai saja.

"Sama kalian aku ngerasa bahagia banget. Jangan asing ya? Hidup di takdir yang tidak memungkinkan ini emang gak buat gue terluka. Tapi sakit juga gaharus terluka kan?"

Sudah di bilangan, gadis ini memiliki takdir hidup yang rumit dan jalan yang berbelit. Kata-kata Cemara itu indah, tapi Cemara belum tentu bahagia.

......


"Raa, nanti boleh mintol lukisin pohon gak? Disuruh Bu zeen soal nya. Boleh kan?" Tanya Zifa pada Anara.

"Boleh. Kapan?"

Zifa mengerutkan tengkuk nya seraya berpikir, "Sekarang aja lah. Lebih cepat lebih baik"

Tanpa menunggu jawaban. Zifa dengan cepat menarik tangan Anara, karena melihat Awena dan Weliza sudah pulang dari kantin. Kalau tidak ditarik, bisa saja Anara tidak mau masuk kerena dua teman dekat nya datang.

Di dalam kelas. Tampak anak cowok sedang duduk kepanasan setelah selesai olahraga dan di sana tidak ada murid cewek selain Anara dan Zifa. Anara mengalihkan pandangan nya ke Zifa "FAAA, LO MAU KEMANA WEH!!??" Teriak nya kala Zifa berlari meninggalkan nya sendiri.

"ADA KEGIATAN.. ITU UDAH DI PANGGIL SAMA GURU NYA..." jawab Zifa "WOY KAII!! CEPET JANGAN SANTAI-SANTAI. MAU DI BOGEM LU?" Tuturnya sembari berlari menuju lapangan.

Anara keluar kelas untuk memangil Weliza dan Nayfa untuk menemani nya melukis di kelas.

Nayfa adalah teman sekelas Anara dan Weliza. Waktu kelas sebelas, Anara dan Nayfa sekelas, dan menjadi teman dekat. Mereka berlima punya circle, tapi tidak membatasi untuk berteman dengan siapa pun, contoh nya Nayfa asal sejalan dengan mereka saja. Jadi tidak heran mereka dekat.

"Zaa, Nayy temenin yuk. Takut uyy buaya receh semua di dalem"

Nayfa menyipitkan mata nya dan menoleh ke arah Anara "emang mau ngapain?" Tanya nya padahal tau kalo Anara di suruh melukis.

Nabastala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang