(7) Pergi

103 19 0
                                    

Mereka hanya diam dan tidak berani untuk menjawab.

"Rastha, kau diapakan oleh mereka selama ini?" Tanya wanita itu ketika meraba raba wajah Lili.

"Mereka menghinaku dengan mengatakan anak sialan, tolol, tidak berguna dan semacamnya lalu ayah memukulku sampai berakhir babak belur seperti ini" jawab Lili dengan dramatis sesuai dengan fakta yang terjadi.

Rahangnya mengeras dan dia memeluk Lili pelan dengan hangat, ketika air mata gadis itu tumpah membasahi pipinya dia memeluknya dengan erat dan menghapus setiap jejak jejak air mata gadis itu yang tumpah.

Ternyata bukan omong kosong belaka dan benar benar jika Maminya mengajak ia untuk kabur meninggalkan kediaman ini.

"Kalian harus bertanggung jawab atas penyiksaan yang kalian lakukan pada Rastha! Akan ku laporkan kalian ke Polisi"

"Polisi?? Heh??.. "Vrishbana tersenyum dan menghampiri wanita ini, ancaman itu tidak membuat sang kepala keluarga takut, "aku tidak akan takut dengan ancaman murahan mu itu. Polisi pun bisa bungkam dan berlutut dihadapan ku"

"Begitu ya" wanita itu terpaksa untuk tersenyum, "kau adalah pria yang begitu sangat licik, dengan uang haram mu bisa menyogok agar keluarga mu bisa bebas"

Vrishbana tersenyum licik, "tentu saja. Tidak ada orang yang berani macam macam dengan ku termasuk kau setelah tahu siapa diri ku"

"Baiklah.. mungkin cara itu tidak akan membuat mu takut. Tapi bagaimana jika aku membawa kabur Rastha dari sini"

"Silahkan.." pria itu merasa puas dengan apa yang dikatakan wanita paruh baya itu, "silahkan.. saja. Dia itu sama sekali tidak berguna jika ada disini"

"Heh?! Benar benar keluarga yang tidak tahu diri ya. Awas saja kalau kalian menyesal, Rastha akan ku bawa pergi jauh dan ku buat kalian tidak akan pernah bertemu dengan nya selama lama nya"

"Terserah saja, aku tidak peduli. Kalau mau bawa pergi pun bawa pergi saja. Aku tidak mau tahu dan tidak peduli sama sekali" kini Jalina yang berkata seperti itu.

"Dasar keluarga brengsek" hina Lili yang kemudian wanita itu membawa Lili untuk pergi kesuatu tempat yang jauh.

Sebelum keluarganya mengamuk yang dimana wanita itu sudah membawa Lili untuk pergi jauh meninggalkan tempat mereka.

Di rasa sudah jauh dari tempat kejadian yang mana segera mereka berhenti berjalan dan saling menatap satu sama lain.

"Rastha sayang, maafkan Mami yang telat menjemput mu ya"

"Iya Mami"

"Sebetulnya urusan Mami belum selesai disana tapi mendengar kau bercerita bahwa kau disiksa itu membuat Mami tidak tahan dan khawatir pada mu"

"Maaf Mami, Rastha kira Mami ee.. berbohong"

Mami menggelengkan kepalanya, "tidak sayang, Mami tidak akan berbohong"

Wanita itu menyuruh untuk Lili mengantar dirinya masuk ke dalam kamar. Kamarnya yang terletak di garasi dan juga dengan kondisi kamarnya yang lembab membuat wanita itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan.

Bau lembap dan tanah basah bisa di hirup bersamaan yang mana membuat Maminya sangat tidak percaya. "Kamu serius tidur dan tinggal di kamar ini?"

"Iya"

"Ya Tuhan, bukankah itu berbahaya? Itu bisa mempengaruhi pernapasan mu"

"Ya bagaimana ya.. hanya kamar ini yang bisa aku tinggali"

"Begitu malang nasib mu ya.."

Kemudian wanita itu beserta dengan Lili sama sama memasukan baju kedalam koper yang merupakan milik dari wanita itu.

LILIE DONCHEERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang