Saat Ken Sato pindah ke Amerika, ia memulai pendidikan nya disana. hingga Ken sekarang menduduki bangku SMA dan seperti biasa, ken akan berlatih memukul sebelum pulang. Ken mengayunkan tongkat bisbol nya dengan fokus hingga perhatian nya teralihkan kepada seorang gadis yang sedang menatap pohon yang lebih tinggi darinya.
Ken menghampirinya dan ken melihat seekor kucing di atas pohon tersebut.
"butuh bantuan?" gadis itu menoleh dan mengangguk. kebetulan pohon itu tidak terlalu tinggi untuk Ken, dengan mudah ken mendapatkan kucing tersebut dan memberikan kucing itu kepada gadis itu.
"terimakasih" gadis itu melepaskan kucing itu.
"kenapa di lepas?" tanya Ken.
"um, karena itu bukan kucingku" jawab gadis itu dan membuat Ken merasa pertolongan menjadi sia-sia.
"ngomong-ngomong, kamu kenapa belum pulang? ini kan udah sore" tanya gadis itu lagi.
"sebentar lagi" ken membalikkan badan dan berjalan menuju tongkat bisbol nya yang tadi ia tinggalkan.
gadis itu mengejarnya dan berjalan di sampingnya.
"cuek banget deh sama cewe, kenalan dulu dong siapa tau kita cocok" ucap gadis itu.
"cocok?" ken menatap tajam.
"iyaa, cocok jadi teman" gadis itu tersenyum.
"Kenji Sato" ucap ken dengan cuek.
"kenji, ya? tampan... pasti ayahmu yang memberi nama itu ya?" tanya gadis itu.
"namamu?" Ken mengalihkan pembicaraan.
"margaku me dan namaku marry" jawab gadis itu.
"marry me?" tanya ken dengan heran
"sure, why not" gadis itu tersenyum puas dan membuat ken menjadi geli dan tertawa.
"lelucon yang bagus nona, tapi aku akan menjadi pemain bisbol terkenal dan aku tidak menikah dengan gadis sembarangan, seorang selebriti sepertinya cocok" ken mengambil tongkat bisbol nya dan tersenyum sombong.
"selebriti? baguslah, segera persiapkan pernikahan nya karena kelak aku akan menjadi seorang selebriti" tersenyum puas.
"baiklah nona, siapa namamu? akan ku ingat saat aku menjadi pemain bisbol terkenal" tanya ken namun sombong.
"name, ingatlah namaku" jawab name dan berjalan mendahului ken.
NEXT>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMINE
Cerita Pendek"hei, kenji. bukankah kamu sudah cukup umur untuk berkeluarga? bahkan teman satu tim mu telah menjadi seorang ayah" -profesor sato "sabar dong ayah, aku kan lagi sibuk ngurus emi. masa aku mau liatin kadal raksasa ke istri ku, kalau dia kejang gima...
