Kenzo mengusap matanya pelan, kemudian beralih menatap Clara yang masih memegang tangannya.
"Balik sekarang?" tanya Kenzo di sela-sela rasa kantuknya, karena seharian tidak bisa beristirahat"Iya, Siska sama Nesya juga udah nungguin di luar tuh, kasian juga mereka ikut nebeng sama aku soalnya, gapapa ya kita balik sekarang," jawab Clara
"Ya udah yuk balik," ucap Kenzo berdiri kemudian memakai topi yang ia lepas tadi.
"Vin, kita balik duluan ya," pamit Clara
"Duluan ya Vin!" pamit Kenzo juga
"Iya, hati-hati kalian," balas Vino sambil melambaikan tangannya ke arah Kenzo dan Clara."Gavin, thanks ya ," ucap Kenzo sambil melambaikan tangannya, kemudian dibalas acungan jempol oleh Gavin.
Clara terlihat bingung, namun cepat saja ia abaikan dan memilih terus melanjutkan jalannya keluar dari Bar milik Gavin.
Saat ini mereka sudah berada di parkiran, tentunya mereka akan berpisah di sini. Karena Clara harus pulang dengan Siska dan Nesya menggunakan mobil yang Clara bawa, dan Kenzo dengan motor sportnya.
"Sayang, peluk dulu baru pulang," ucap Clara manja sambil membuka kedua tangannya lebar.
Sambil menggelengkan kepalanya Kenzo pun pasrah dan mendekap tubuh ramping Clara ke dalam pelukannya.Kenzo mencoba melepas pelukan terlebih dahulu, tapi Clara mencoba untuk menahannya.
"Apa lagi?" tanya Kenzo yang masih dalam posisi memeluk Clara
"Kiss?" ucap Clara beralih menatap wajah Kenzo dengan matanya yang hampir tertutupi oleh topi yang ia kenakan.
Satu kecupan yang dilayangkan oleh Kenzo di dahi Clara, seakan tak puas Clara pun melepas tangannya yang masih ia lingkarkan di tubuh Kenzo dan beralih menatap kekasihnya itu.
"Itu aja?" tanya Clara dengan mencebikkan bibir merahnya
"Udah kan," jawab Kenzo sambil sedikit tertawa, sambil merapikan rambut Clara ke belakang telinganya.
Clara mencoba mendekatkan wajahnya dengan wajah Kenzo, namun Kenzo segera menoleh dan menahan diri agar tidak terpancing nafsu untuk melakukannya.
"Udah malem, kamu balik ya ... udah di tungguin tuh sama Siska, Nesya," ucap Kenzo sambil memegang kedua Pundak Clara.
Lagi-lagi ajakan Clara ia tolak,
"Ya udah, kamu juga hati-hati ya!" balas Clara dengan perasaan kecewa yang disembunyikannya.
Kenzo memang tidak pernah mau mencium selain dari pipi dan dahi pacarnya, dia tidak mau asal melakukan yang bisa saja menjadi sebuah candu baginya, cukup sampai batasan itu, selebihnya harus tetap ia tahan.
Setelah melihat mobil Clara melaju pergi meninggalkan Bar, kini giliran Kenzo yang harus pulang ke rumah karna waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.***
Suara teriakan terdengar di atas Gedung kampus pada sore hari ini, seorang satpam berlari dari arah barat menuju sumber suara tersebut. Vania, salah seorang mahasiswi yang berteriak setelah melihat seorang perempuan yang tergeletak di dekat tangga lantai dua, ia langsung menghampiri perempuan tersebut dan dengan raut wajah tegang dan terkejut setelah melihat perempuan yang pingsan di depannya itu adalah Salsa salah satu teman sekelasnya yang juga sudah menjadi teman dekatnya sejak kecil dulu.
"Pak! Pak bantuin temen saya pak, barusan saya nemuin dia udah tergeletak di sini pak!" ucap Vania panik dengan keadaan Salsa saat ini
"Iya, pasti saya bantu mari selagi saya memanggil rekan yang lain kita bawa dulu ke sofa di kantor," balas Pak Dodi selaku satpam di kampus ini.
"Baik pak," ucap Vania yang kini mengekor di belakang pak Dodi yang membopong Salsa menuju tempat yang dikatakan pak Dodi barusan.
Minyak kayu putih dioleskan oleh Vania pada perut dan juga kepala Salsa, tak lupa ia oleskan sedikit di bawah hidungnya berharap Salsa bisa bangun setelah mencium bau minyak kayu putih yang dioleskan Vania tersebut.
"Salsa, please lo bangun yaa," ucap Vania beralih mengambil tangan putih Salsa dan menggenggamnya.
"Duh, pak Dodi napa lama banget sih, Salsa belum bangun gini juga," khawatir Vania, sambil sesekali melihat ke kiri dan kanan berharap Pak Dodi segera datang untuk membawa Salsa ke rumah sakit terdekat.
Namun, suara erangan membuat Vania menoleh dengan cepat ke arah sumber suara, tentu saja ia melihat ke arah Salsa yang kini sedang memijat pelipisnya.
"Akhh," ucap Salsa yang merasakan pening di kepalanya.
"Sal ... salsa, lo udah sadar syukurlah," ucap Vania sambil melihat ke arah Salsa yang kini mulai membuka mata.
"Van, gue di mana?" tanya Salsa sambil melihat ke sekeliling ruangan yang tampak tidak asing.
"Lo di kantor satpam Sa, lo tadi pingsan di deket tangga!" jawab Vania
"Ohh, iya gue inget tadi kepala gue pusing banget," ingat Keyla saat berada di tangga hendak pulang dan merasakan pening yang begitu sakit sampai membuatnya tidak bisa menahan diri.
"Makanya kan gue suruh tungguin bentar, tapi lo malah nyelonong aja pake bawa buku gue juga, mana tebel kan berat Sa!" omel Vania pada Salsa
"Ya, gue juga harus buru-buru Van ... Ah tuh kan gue lupa hari ini harus kerja!" ucap Salsa langsung bangun dari tidurnya.
"Tunggu dulu Sa!" stop Vania"Loh, temannya udah sadar?" tanya pak Dodi yang baru datang bersama rekannya
"Ah, iya pak Salsa udah sadar," jawab Vania
"Maaf ya tadi saya lama, soalnya rekan saya jaga di gerbang depan karna yang lainnya sudah balik duluan," ucap Pak Dodi meminta maaf
"Gak papa pak, lagian kita juga mau langsung balik sekarang, makasih ya pak udah tolongin saya," sahut Salsa kemudian dilemparkan tatapan tajam oleh Vania.
"Oh, ya udah kalo gitu kita berdua pamit dulu ya, permisi," pamit pak Dodi bersama salah satu rekannya.
"Lo beneran mau balik sekarang? Udah rasa baikan emang?" ucap Vania melontarkan pertanyaan kepada Salsa
"Iya, lagian udah mau gelap bisa-bisa gue diomelin ntar sama nyokap karna baliknya malem," jawab Salsa meyakinkan Vania.
Salsa mengambil Tote bag miliknya yang berwarna biru dongker kemudian berjalan menuju pintu disusul oleh Vania di belakangnya.
"Lo bawa motor sa?" tanya Vania
"Iya, gue bawa," jawab Salsa
"Ya udah, biar gue yang bonceng lo," ucap Vania sambil berjalan untuk menyamakan langkahnya dengan Salsa.
"Gue gak papa kok Van, lagian motor lo mau ditinggal di kampus gitu?" balas Salsa
"Motor gue lagi di service, dan tadi di anterin sama bokap," ucap Vania
"Sini in! Kunci motor lo," Vania sambil menyodorkan tangannya meminta kunci pada Salsa
"Nih, jangan ngebut ya!" ucap Salsa mengingatkan
"Iya Keyla ... siapa juga yang mau ngebut." Balas Vania sambil mengambil kunci motor milik Salsa
"Panggil gue Salsa Van!! Ish," tegas Salsa yang tidak mau dipanggil dengan sebutan nama depannya.
"Iya yaa ... Keyla hahahaha," ledek Vania sambil berlari kecil meninggalkan Salsa di belakang dengan raut wajah kesalnya.Salsa hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku sahabatnya itu, sambil melihat ke arah parkiran yang terlihat sudah sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Keyla
RomanceKenzo Chandra Winata, merupakan seorang lelaki berusia 22 Tahun yang kini terpaksa harus menikahi perempuan yang bahkan tidak dicintainya, sebuah perjodohan yang terpaksa ia setujui membuatnya harus berakhir di pelaminan bersama Keyla, dan Keyla yan...