LIAB-1

261 33 6
                                    

Sambil berlari kecil dan bersenandung, Rita keluar dari rumahnya. Tidak lupa membawa wadah makanan di tangannya.

Seperti biasa, ia akan menuju ke rumah seseorang yang tepat berada di samping rumahnya, guna untuk memberikan wadah makanan yang ia bawa.

"Ruka-yaa, aku membuatkan mu bekal," ucap rita tersenyum pada seseorang yang seperantara nya dengan penuh ceria.

"Ck! Berapa kali sudah ku katakan, aku bukan anak kecil..." Dengus ruka dengan malas.

"Dan satu lagi, berhenti berdekatan dengan ku selalu." lanjutnya kemudian.

Mendengar ucapan ruka tersebut, Rita hanya tersenyum. Ia sudah biasa dengan perkataan ruka seperti itu.

Tanpa mendengarkan ruka, ia malah memasukkan bekal yang ia buat ke dalam tas ransel milik ruka tanpa menunggu persetujuan dari sang empunya.

Sebenarnya ruka sendiri tidak nyaman melihat Rita yang selalu ada di dekatnya. Sejak Rita dan keluarganya pindah ke sebelah rumahnya, gadis itu selalu saja mengekorinya kemana pun.

Bergelayut manja di lengannya.

Membuatnya risi selalu.

"Jangan lupa di makan ya nanti bekalnya.."ucap Rita tersenyum.

Sedangkan ruka hanya acuh tak acuh, tanpa memedulikan Rita ia langsung menyalakan mesin motornya dan secepat mungkin menghilang dari pandangan Rita.

Rita hanya tersenyum tipis melihat kepergian ruka, walaupun ruka tidak mau merespon nya.

Ia tidak mengapa.

Saat ruka benar-benar telah menghilang di ujung jalan, baru kemudian Rita beranjak kembali kerumahnya.

Pharita dan ruka saat ini masih berumur 17 tahun, baru saja keduanya selesai mengikuti ujian akhir sekolah dua minggu yang lalu.

Keduanya memiliki kepribadian yang berbeda, jika Rita adalah gadis yang ceria, lembut dan manja, berbeda dengan ruka yang cuek dan sedikit kasar.

Namun dengan perbedaan tersebut Rita tidak masalah. Ia menyukai ruka apa adanya.

Ia menyukai nya sejak ia ditolong oleh ruka saat sedang berenang dulu.

Saat itu, mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ketika liburan bersama keluarga mereka ke jeju, Rita hampir saja tenggelam waktu itu.

Beruntung saat itu ruka cekatan, ia menyadari saat rita tidak ada di sekitar mereka.

Lalu ia mulai mencarinya dan bertepatan dengan itu ia melihat Rita sedang susah payah berteriak meminta tolong.

Ruka yang memang jago dalam hal berenang, langsung menolong rita.

Dan sejak itu, rita melihat sosok ruka sebagai pahlawannya. Ia terpesona melihat ruka yang begitu lihai dalam berenang dan sangat sigap menolongnya.

Sejak saat itu, Rita sudah menetapkan pilihan hatinya untuk ruka seorang.

Walaupun setiap hari rita mengungkapkan perasaannya, ruka selalu menolaknya mentah-mentah.

Bahkan ruka sampai merubah sikap terhadap nya. Lebih dingin, datar dan tidak peduli sama sekali.

Rita tidak sakit hati dengan perilaku ruka yang dingin dan kasar terhadapnya. Ia yakin, di hati terdalam nya, ruka adalah sosok yang manis dan baik hati.

Dan akan selalu begitu.

Bagi Rita, ruka tetap lah orang yang sangat baik, ia percaya bahwa suatu saat ruka akan kembali pada sikap nya semula.




***





Ruka mempercepat sedikit langkahnya, mendekat ke arah sebuah kursi yang tidak terlalu jauh darinya, moodnya benar-benar berantakan sekali hari ini.

Entahlah, perasaan sepertinya memang selalu begitu.

Setelah menghempaskan tubuhnya di atas kursi tersebut, ruka tak henti-hentinya menghembuskan nafas panjang.

Sungguh ia benar-benar kesal sekali setiap hari.

"Hey! apa sudah lama menunggu? Kenapa dengan wajah mu?"ucap seseorang yang datang dan menepuk bahu ruka.

Ruka hanya menatap dua orang di depannya tersebut dengan malas sambil menepis tangan salah satu temannya tersebut dari atas bahunya.

Sedangkan dua orang yang kini berdiri di depan ruka tersebut malah terkekeh melihatnya.

"Apa kalian sudah makan, ini makanlah.." ucap ruka sambil mengeluarkan wadah makanan yang berwarna merah muda dari dalam tasnya dan memberikannya kepada dua orang di depannya.

"Woahh bekal lagi hum."salah satu dari keduanya langsung mengambil bekal tersebut dari tangan ruka.

"Kali ini isinya ada apa saja.."

"Aku tidak tau, lihat saja sendiri."ucap ruka sambil mengangkat bahunya acuh.

Kedua temannya tersebut langsung membukanya dan begitu senang saat melihat isinya.

"Woahh kimbabnya cantik sekali, best sekali memang!"keduanya tertawa sambil bertos ria, sedangkan ruka hanya menghela nafas malas.

"Ini dari Rita lagi."tanya rami setelah mencicipi satu kimbab tersebut.

Ruka mengangguk.

"Ini kalau Rita tau bekal buatannya kita yang makan selalu, pasti dia akan sakit hati sekali..."timpal Chiki, temannya yang satu lagi.

"Bodo amat! Aku tidak peduli, aku tidak menyukai nya, dia terlalu berisik, ribet, menyebalkan, dan aku tidak menyuruhnya untuk membuatkan ku bekal." Kesal ruka sambil menendang krikil kecil di depan kakinya.

Sedangkan kedua temannya tersebut malah terkekeh ngakak.

"Ruka-yaa, awas nanti kau kena karma nya! Jangan terlalu membenci, nanti bisa jadinya cinta."ejek rami dan diikuti tawa oleh Chiki sekali lagi.

"Yakk!! Dia bukan tipe ku!" Ruka bergegas cabut dari tongkrongan temannya tersebut.

Dia kesal, bertemu dengan kedua temannya tersebut malah menambah kekesalan nya.

Menyebalkan.











































Annyeong yeorobun!!

Salken Masih Pemula🙃

SELAMAT MEMBACA, BOLEH TINGGALKAN JEJAK!! BIAR SEMANGAT🙂

Cerita Perdana Aku, Semoga Suka!!

Love is a Bastard (rupha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang