LIAB-4

134 27 10
                                    

Sudah dua minggu berlalu, ruka masih bersikap lembut pada Rita, rita yakin seyakin-yakinnya, ruka sudah berubah menjadi lebih baik.

Doa-doa rita selama ini yang ia lantunkan untuk sang pujaan hati, ternyata terjawab sudah.

Ini keinginan rita, ia sangat bersyukur sekali.

Ruka menjadi lebih lembut, baik, murah senyum, perhatian dan tampak peduli padanya.

Ruka-nya yang dulu kembali. Ruka yang baik dan manis, kembali ke sisi nya.

Bahkan, sudah tiga hari ini, ruka selalu mengantar jemput rita ke kampus. Padahal jam kuliah mereka terkadang berbeda.

Tapi ruka menyempatkan diri untuk menjemputnya ke kampus.

Dan setiap harinya berlalu begitu indah bagi Rita, bisakah ia mengharapkan hal ini selamanya.

Mereka juga sering mengobrol hal-hal random.

Rita begitu senang mengobrol dengan ruka, dia begitu pandai menanggapi tiap obrolan dan mengemukakan pendapatnya tanpa terpengaruh dengan pandangan orang lain.

Sikap Ruka benar-benar hangat, hal ini jadinya mengingatkan rita pada saat ia bertemu pertama kali dengan ruka dulu.

Inilah yang membuat Rita sangat menyukai ruka.

Saat ini keduanya sudah berada di dalam perjalanan pulang ke rumah, selama di perjalanan keduanya juga berbincang-bincang ringan.

Terkadang ruka juga bercerita lucu, yang membuat keduanya tertawa bersama.

Atau Rita yang akan bercerita tentang dirinya yang mengalami beberapa kesulitan, dan ruka akan memberinya solusi.

Benar-benar sangat menyenangkan.

"Rita-yaa, lusa apakah kau memiliki jadwal?" Ruka bertanya saat mereka sedang dalam perjalanan pulang di dalam mobil Ruka.

"Emm.. sepertinya tidak ada. Jadwal kuliah juga tidak ada. Wae?"tanya Rita menoleh ke arah ruka.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke puncak!Hitung-hitung nyolong liburan di sela kesibukan ngampus, mau kan.." ucap ruka mengajak.

"Memangnya ada apa di puncak, apakah ada festival atau acara?"tanya Rita penasaran.

"Aniya. Aku hanya merasa bosan, entah kenapa rasanya aku menginginkan suasana puncak, itu saja."ucap ruka menoleh sejenak ke arah Rita yang berada di sampingnya.

"Oeh.."Rita mengangguk.

"Mau kan.."ucap ruka lagi, kali ini ia menatap ke arah Rita sambil tersenyum.

"Tapi kita tidak menginap di sana kan.."ucap Rita memastikan, ruka tersenyum kemudian mengangguk mengiyakan .

"Aniya. Kita hanya jalan-jalan saja, bagaimana?"

Rita mengangguk kemudian.

"Rami dengan Chiki, apakah mereka ikut juga?"tanya Rita lagi, ruka yang tengah menyetir menoleh sejenak ke arah Rita sambil menggeleng.

"Mereka tidak ikut. Kita berdua aja, sangat rusuh jika ada mereka. Bukannya liburan malah bikin masalah saja nanti."ucap ruka tersenyum.

Akhirnya Rita setuju dengan ajakan ruka.

***

Hari dimana ruka dan Rita akan liburan ke puncak pun tiba.

Sejak pagi, rita sudah bersiap dan tentu saja ia tak mengatakan akan ke puncak berdua dengan Ruka kepada kedua orangtuanya.

Ia mengatakan akan pergi ke puncak bersama teman-teman kampusnya.

Ruka sudah menunggu rita di depan
Supermarket tak jauh dari kompleks perumahan mereka.

Agar tidak diketahui oleh kedua orang tua mereka tentunya, akhirnya mereka janjian bertemu di sana.

"Sudah siap?" tanya ruka dengan segaris senyum terlukis di bibirnya.

Rita mengangguk dan Ruka membukakan pintu mobilnya untuk rita. Sungguh manis sekali perlakuan ruka.

Selama di perjalanan mereka mengobrol hal banyak.

Mereka berjalan-jalan mengelilingi daerah puncak. Melihat perkebunan yang masih tampak sejuk dan juga membeli aneka jajanan khas yang ada di sana.

Hingga sore saat akan pulang, tiba-tiba mobil Ruka harus berhenti karena kehabisan bahan bakar.

Dan kebetulan nya mereka berhenti tepat di sebuah kawasan villa mevvah.

Jalanan sekitar sangatlah sepi, khas suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota.

"Rita-yaa, sepertinya kita tidak bisa pulang sekarang. Pertamina sangat jauh dari sini, apalagi sebentar lagi akan turun hujan."jelas Ruka.

"Lalu bagaimana, tidak mungkinkan kita menginap di sini." Ucap Rita tampak cemas.

Bagaimanapun langit di luar sana sudah semakin menggelap, hujan bahkan sudah mulai turun.

"Di sekitar sini ada villa temannya appa ku, kita bisa menginap di sana, bagaimana.."tawar ruka.

"Apakah tempatnya jauh?" Tanya rita ragu, gadis itu tampak sangat cemas.

"Tidak terlalu jauh, lumayan jika berjalan kaki. Tapi lebih baik kan, daripada kita tidur di mobil, hujannya sepertinya semakin deras.."ucap ruka sambil mengusap lembut punggung tangan Rita.

Rita berpikir sebentar, tampaknya ucapan ruka ada benarnya.

Ya semoga saja, villa temannya appa ruka bisa mengijinkan mereka menginap sementara hingga besok pagi.

Setelah mengambil barang-barang penting dari mobil, mereka segera menuju villa, karena jika terus berlama di dalam mobil hujan akan segera turun dengan deras.

Berjalan beberapa menit, akhirnya sampai juga di villa yang di tuju.

Langit sudah benar-benar gelap dan hujan sudah mulai turun deras.

Syukurnya mereka sudah tiba di villa tepat waktu.

"Jangan takut ne, ada aku disini.." ucap Ruka saat menyadari ketakutan di wajah rita, ia mendekap erat pundak gadis itu.

Menyalurkan rasa aman padanya.

Saat memasuki villa tersebut, Rita sedikit terpana. Villa itu benar-benar mewah, bahkan bisa di katakan sangat-sangat mewah.

Saat mereka tiba di pintu utama, mereka sudah disambut oleh beberapa pelayan di situ.

Entah ruka mengatakan apa kepada pelayan tersebut, beruntung mereka diperbolehkan menginap hingga esok hari.

Setelah diantarkan ke masing-masing kamar mereka, Rita bergegas mandi.

Karena pakaian yang ia kenakan tadi sedikit basah dan udaranya juga sudah mulai terasa sangat dingin.

Baru saja rita keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan handuk yang melilit di tubuhnya, tiba-tiba saja ruka sudah ada kamarnya.

Hal itu membuat Rita cukup kaget.

"R-ruka? Ada apa?"terkejut rita sambil mencengkram ujung handuknya.

Ia merasa sedikit tidak enak, pasalnya kini ruka sudah berdiri tepat di depannya.

Sedangkan ia sendiri hanya sedang memakai handuk di atas lutut.





























Annyeong yeorobun!!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA.

Oh ya yeorobun! Sekedar informasi kalau cerita ini cuman cerpen yang terdiri dari beberapa bab dan ga banyak.

Sorry nanti kalau tiba-tiba udah End aja.

JAN LUPA⭐

Love is a Bastard (rupha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang