bab 10 Haechan

4.3K 117 3
                                    

~

SELAMAT MEMBACA~~~

~

"BRENGSEK LO MARK!!". Teriaknya penuh amarah.

"Maafin gue Chan. Maafin gue". Ucapnya.

Di pagi hari ini sudah dipenuhi teriakkan, umpatan bahkan nama hewan sekalipun.

Ya. Mark dan heachan lah yang melakukan aksi tadi malam.

"Gue gak sadar Chan. Gue gak sadar. Gue mabuk tadi malam". Ucapnya.

"GUE GAK BUTUH PENJELASAN LO SIALAN! LO PIKIR DENGAN KATA MAAF LO. LO BISA NGEMBALIIN SEMUANYA! GAK BISA MARK! GAK BISA!!".

"Gue bakalan tanggung jawab Chan. Gue janji".

"Enak banget Lo ngomong kek gitu. LO ENAK MARK! GUE GIMANA KEADAAN GUE. SETELAH LO TIDURIN GUE! Lo keluar didalam kan tadi malam! Ha?!".

"I-iya".

𝙋𝙡𝙖𝙠!

"GUE BAKALAN HAMIL MARK! NGAPAIN LO KELUARIN DIDALAM SIALAN!".

Setelah itu dia duduk dikasur dia menangis sejadi-jadinya. Mereka masih berada di bar.

"Hiks. Gimana gue ngomong sama keluarga gue! Hiks". Tangisnya begitu memilukan.

Mark yang melihat itu dengan segera mendekati nya dia mencoba memeluk heachan. Namun tangannya sudah ditepis. Namun Mark tetap memeluk nya menenangkan simanis.

Heachan berulangkali memukul dada bidang Mark namun Mark tidak membalasnya dia masih memeluk nya. Tangannya dia bawa untuk mengelus Surai hitam itu lembut.

"Maafin gue. Gue janji. Gue bakalan tanggung jawab. Gue janji". Bisiknya.

~

Disisi lain. Jaemin yang sudah sampai di kelas tidak mendapatkan heachan di sekolah hanya Renjun.

Mereka kebingungan mencari heachan namun tidak ketemu bahkan berapa kali menelponnya tidak juga diangkat. Bukan diangkat lebih tepatnya handphone nya mati.

"Gimana ini Ren! Haechan nya dimana?!".

Mereka berdua sama-sama khawatir tentang keberadaan heachan yang tidak tau dimana.

"Biarkan saja dulu mungkin dia hari ini gak sekolah". Ucap Renjun.

"Gue harap gitu".

𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜/𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜/𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜!

Renjun dan Jaemin berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Di kantin mereka berdua mendapatkan Jeno dan Guanlin yang sudah duduk di meja mereka. Renjun dan Jaemin saling pandang kemudian mengangguk.

Mereka berjalan menghampiri keduanya.

"Apa Lo berdua liat heachan?!". Tanya Jaemin.

"Haechan?". Ulang keduanya.

"Iya. Lo berdua ada liat dia gak?".

"Lah gak tau lah! Dia kan teman Lo berdua masa tanya sama kita!". Sengit Jeno.

"Iya kita tau haechan itu teman kita! Tapi Lo berdua ada liat dia gak?".

"Gak ada sih". Jawab Jeno.

"Lo?!". Tunjuk Renjun pada Guanlin yang hanya diam.

"Gue?! Gak ada gue mah! gak liat juga". Jawabnya.

"Emangnya kenapa?". Tanyanya lagi.

"Heachan gak sekolah hari ini. Gue takut dia kenapa-kenapa". Jawab Jaemin lesu.

"Mungkin dia sakit atau apa gitu makanya dia gak sekolah". Balas Jeno sambil mengunyah keripik nya.

Mereka berdua mengangguk. Mungkin iya heachan sakit nanti lah mereka mengunjungi rumahnya.

"Lah? Itu si Mark mana?". Tanya Jaemin yang tidak melihat Mark.

"Gak tau". Balas keduanya acuh.

"Lah?". Bingungnya.

"Dari tadi emang gak keliatan tu bocah". Balas Guanlin dan kembali memakan baksonya.

"Kok aneh ya? Mereka berdua sama-sama gak sekolah. Atau emang cuman kebetulan doang". Gumam Renjun namun masih bisa didengar yang lain.

"Gue juga mikir gitu Ren". Balas Jaemin.

"Udah lah kenapa malah mikir mereka sih! Mending Lo berdua pesan makanan sana. Bel bentar lagi bunyi". Ujar Jeno.

Keduanya mengangguk kemudian sama-sama pergi memesan makanan.

"Menurut Lo ada yang aneh gak sih tu anak berdua kok tiba-tiba gak sekolah malah barengan lagi". Kata Guanlin.

~

𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜/𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜/𝙆𝙧𝙞𝙣𝙜!

Renjun dan Jaemin berlari untuk menuju parkiran. Sesampainya di parkiran keduanya langsung menaiki motor masing-masing.

Tujuan mereka saat ini adalah rumah heachan mereka ingin memastikan anak itu baik baik saja atau tidak.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di Mansion 'Lee' keduanya langsung masuk begitu saja.

Karena rumah itu hanya heachan seorang diri yang menepati nya karena kedua orangtua heachan sedang berada di luar negri.

"HEACHAN!!!". Teriak keduanya.

Tidak mendapat jawaban mereka berlari menuju kamar heachan yang berada dilantai dua.

𝘽𝙧𝙖𝙠!

"Heachan!".

Keduanya masuk setelah membuka pintu kamar heachan dengan kasar. Heachan yang sedang terbaring dikasurnya dan hendak tidur terpaksa bangun kembali.

"Heachan".

Tangis keduanya pecah seketika saat mendapati heachan yang kini menatap keduanya dengan bingung.

"Lo kemana aja sih? Kenapa gak ngabarin kita?!". Ujar Jaemin dengan Isak tangisnya.

"Maaf ya". Balas heachan merasa bersalah.

"Lo kenapa gak sekolah?". Tanya Renjun.

"G-gue". Dia menggantung ucapan nya apakah dia harus jujur.

Mau jujur tapi takut sahabat nya akan membencinya. Karena dia sudah tidak suci lagi.

"Lo kenapa heachan?!". Tanya Jaemin sekali lagi kali ini dia bertanya dengan suara yang sedikit keras.

"Hahh~ sebenarnya gue-".

~~~

~

~

~

Bersambung~~~

𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙖𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙝𝙚𝙖𝙘𝙝𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧?! 𝘼𝙩𝙖𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠?!!

My Husband NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang