bab 18 di culik

2.5K 95 1
                                    

Dua bulan telah berlalu.

"APA INI HAECHAN!!."

Teriakkan yang penuh amarah itu menggema di seluruh Mansion yang sunyi.

Sedangkan orang yang disebut namanya hanya diam dengan kepala yang tertunduk sedih.

Dimeja ruang tengah itu terdapat 𝘛𝘦𝘴𝘵 𝘱𝘢𝘤𝘬, sekitar sepuluh lebih yang sudah berserakan mau itu dimeja atau di lantai.

"JAWAB HAECHAN! BAJINGAN MANA YANG BERANI MENIDURIMU!." Teriaknya dengan marah.

"Udah, jangan marah lagi, kasian dia sayang, udah ya." Bujukan lembut itu memasuki pendengaran sang suami yang masih memiliki wajah marah.

"Bagaimana aku tidak marah Ten, anakku ditiduri orang lain sampai dia hamil seperti itu! Apa dia pikir dia bebas selama kita tidak ada disini!." Marahnya.

"Tenang Mas, biar kita tanya baik baik sama dia, suruh dia jelasin dengan jelas, jangan kamu memarahi nya saja, lihat dia jadi takut denganmu." Bujuknya seorang pria manis yang dipanggil 'Ten'.

"Jelaskan!." Dinginnya menatap sang anak yang masih menundukkan kepalanya.

Haechan yang mendengar suara dingin itu mendongak menatap sang ayah yang kini melayangkan tatapan dingin dan datarnya.

"H-haechan-."

"Jelaskan Haechan!." Ujarnya lagi dengan nada yang semakin dingin.

Haechan menatap ragu pada kedua orangtuanya yang kini juga menatapnya, Bahkan bisa dia lihat wajah kekecewaan sang ibu.

Akhirnya dia menceritakan semua yang telah terjadi dengannya selama ini, setelah selesai bercerita dia kembali menunduk dalam.

"Kamu akan Daddy jodohkan!." Ujarnya dengan mutlak.

Haechan yang mendengar itu mendongak menatap sang ayah dengan mata penuh penolakan.

"Tapi dad, aku sedang hamil anaknya tapi kenapa Daddy mau menjodohkan ku? Aku tidak mau!." Tolaknya.

"Dan juga ayah dari anak in─."

"Daddy tidak peduli! Besok kita akan pergi kerumah mereka untuk membahas tentang perjodohan ini, lebih cepat lebih baik!." Dinginnya menyela ucapan haechan.

"Aku tidak mau dad! Mom, aku gak mau, bujuk Daddy mom, supaya dia membatalkan perjodohan gak jelas ini." Ucapnya menatap sang Mommy dengan tatapan memohon.

"Maaf Echan, mommy gak bisa, apa itu keputusan Daddy mu mommy gak bisa ganggu gugat lagi." Balas Ten dengan sedikit dingin.

"Hiks....t─tapi kenapa? Hiks...mommy emang udah gak sayang lagi sama Echan."

"Apa mommy sama Daddy tau? Selama mommy dan Daddy gak ada, dia orang yang selalu buat Echan bahagia, sedangkan mommy Daddy gak pernah ada buat Echan, yang ada dipikiran kalian itu hanya kerjaan, kerjaan, dan kerjaan! Kalian gak pernah pikirin Echan!."

"Echan iri sama keluarga orang lain yang hidup bahagia bersama orangtua mereka, bahkan tanpa harus memiliki harta sekalipun mereka tetap bahagia mau itu sama ibu atau ayah mereka."

"Sedangkan Echan, Echan memiliki segalanya, memiliki orang tua lengkap, memiliki harta yang tak kunjung habis, tetapi Echan gak pernah merasakan kebahagiaan dari orang tua, hiks....dia yang selalu ada buat....hiks...buat Echan....hiks...dia yang selalu hibur....Echan...hiks..
..t─tapi kalian....kalian bahkan mau menjodohkan Echan sama orang lain...hiks...Echan gak mau!."

"Echan..mohon...hiks...Echan....hiks.....gak mau...dia yang selalu ada buat Echan...hiks...disaat Echan lagi nangis...dia yang selalu ada meluk Echan nenangin Echan buat gak nangis lagi...hiks...dia yang paling....hiks...paling penting selain Nana sama Renjun...hiks."

My Husband NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang