Bab 4 Bertemu

344 27 0
                                    

Jangan Lupa Vote dan Komennya semua :D

( KALO NGGA, GUA GEJRENG USUNYA PADA !! )


Anzel menatap dingin 7 bocah serupa di hadapannya.

Hari ini adalah hari libur, Tok Aba juga lagi jalan-jalan sama sahabatnya entah kemana yang penting happy. Jadi kedainya di tutup sementara dulu.

Anzel yang tadinya di kamar sedang mengerjakan pekerjaan, tiba-tiba mendengar suara berisik dari arah lantai bawah.

Saat menengoknya, Ia sudah menemukan penampakan kapal pecah. Dimana ruang keluarga dan dapur berantakan oleh 7 pemuda identik ini.

Alias para Elemental.

" Jadi bisa jelaskan, apa yang kamu lakukan Boboiboy? "

7 elemental ini langsung bergidik ngeri, merasakan aura dingin yang dikeluarkan Abangnya. Mata mereka tidak ingin menghadap sang Abang karena takut.

Apalagi dipanggil pakai nama saja, bukan panggilan sayang biasanya.

Saling sikut menyikut pun dimulai, agar bisa jelasin apa yang terjadi. Tapi tak ada yang mau.

Gempa menghela nafas dahulu, untuk angkat bicara. Kemudian ia mengangkat tangannya ke atas.

Anzel hanya diam saja, menganggukkan kepalanya sebagai arti mempersilahkan untuk berbicara.

" Ma-maaf Abang, kami Oboi hanya bosan jadi berpecah 7....dan kita dari tadi sibuk masing-masing gitu " jelas Gempa/Boboiboy.

Anzai kembali mengangguk mengerti.

" Terus kenapa ini bisa berantakan hmm ? "

Yah, dapur sangatlah berantakan. Entah karena apa yang mereka perbuat.

Para elemental langsung menatap ke arah Taufan, Blaze, dan Duri. Karena merekalah sedari tadi ngerusuh kemana saja, hingga berakhir ke dapur.

Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, mereka menahan isak tangisnya. Taufan sebagai elemen yang paling tua daripada Blaze dan Duri, mulai angkat bicara.

" Ma-maaf Kak, kami terlampau semangat saat main. Tadi kita isengin Halilintar, terus kejar-kejaran dan kembali ganti target isengin Solar yang ada di dapur hiks–

Da-dan nggak sengaja kita jadi kacaukan dapur sa-saat ada Gempa lagi masak hiks—ma-maaf " air mata Taufan tidak bisa dibendung lagi, tetapi sebisa mungkin ia menahan suara Isak tangisnya. Sama halnya dengan Blaze dan Duri yang sudah menangis dari tadi.

Yang lain juga jadi menunduk sedih, karena merasa bersalah nggak bisa diam dari tadi. Jadi mereka merasa bukan Taufan, Blaze, dan Daun aja yang salah, tetapi diri mereka sendiri juga yang salah karena tidak bisa diam dan main bersama.

Anzel yang diam melihat semuanya hanya memasang tampang dinginnya, ah bukan, malahan ia sedang menahan tawa dan gemas melihat 7 rupa adiknya dengan perbedaan kepribadian itu merasa bersalah.

Walaupun kaget, karena 3 Oboi jadi menangis. Tapi dia tahan agar tidak mencubit pipi gemes adiknya itu.

Biar mereka mengerti letak salahnya.

Anzel mendekati ketiga Boboiboy itu, dan memeluknya langsung bertiga. Membuat Taufan, Blaze dan Duri mematung terkejut.

" Bagus jika kalian sadar akan kesalahan sendiri. Kedepannya lebih berhati-hati saat bermain, Abang tidak mau kalian terluka karena ulah diri sendiri.

Mengerti Baby ? " tangan Anzel sibuk mengelus punggung ketiga adiknya satu persatu. Agar mereka lebih tenang, dan ya mereka merilekskan badannya yang tegang tadi.

Gemelli !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang