Bab 9 Sambutan

98 16 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA BESTIEE~

GUA GEJRENGG PALA-LU ATU-ATU !!


Anzel tidak pernah benci kok, ia hanya merasa kecewa.

Itulah yang Boboiboy bisa simpulkan, Abangnya ini sudah sangatlah dewasa. Ia pikir Abang-nya akan mencak-mencak marah dengan Ayahnya. Hanya saja ia tak mau memanggil Amato dengan sebutan ' Ayah ', katanya tak pantas dan aneh rasanya.

Kini Boboiboy dan yang lainnya sedang melakukan check up di rumah sakit, seperti biasa setelah pulang dari melakukan misi Anzel akan membawa semuanya termasuk Fang walaupun alien juga harus diperiksa.

Kini Boboiboy dan yang lainnya sedang istirahat di ruang VVIP yang Anzel pesan, dan orang tua para sahabatnya juga ikut menunggu. Karena setelah rekap check-up nya diberikan nanti oleh Dokter, mereka boleh langsung pulang.

" Abang, kita langsung pulang kan ? " tanya Boboiboy, ke Abangnya yang sedang memandang Tab-nya. Tampilan Abangnya ini sangatlah keren, dengan kaos putih, kemeja hitam, dan celana bahan hitam.

" Hmm, Iya habis ini kita langsung pulang kok Baby " Boboiboy mengangguk mengerti. Hingga menunggu 25 menit akhirnya Dokter datang memberikan semacam petuah ke masing-masing pasiennya ini.

Setelah itu mereka diizinkan pulang. Tentu Anzel menyuruh beberapa bawahannya untuk mengantar teman-temannya sampai ke rumah, dengan selamat.

Boboiboy yang sudah lelah, ia juga tertidur dan di gendong koala oleh Anzel. Menempuh perjalanan yang singkat, mari kita pendekkan mereka sudah sampai rumah.

Di rumah terdapat Tok Aba sedang berbincang dengan anaknya, yah atau kita sebut Amato. Untuk 3 bawahannya sedang izin keliling sekitar untuk lihat-lihat.

" Ah, kalian sudah sampai. Kalian berdua istirahat dulu sana di kamar, apalagi kamu Anzel baru sampaikan jadi belum istirahat " peringat Tok Aba, mengelus bahu sang sulung dan kepala si bungsu.

" Baik Atok, Anzel ke atas dahulu " Anzel berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua. Melewati Amato yang memandangnya, tetapi ia acuhkan saja. Entah ia juga tak terlalu merasakan apa-apa, mungkin efek lelah, dan sedang gendong Boboiboy.

Anzel sendiri berfikir mungkin dia akan marah-marah saat bertemu Amato, karena saat melihat pertama kali entah kenapa ada rasa kesal yang muncul. " Mungkin karena ada Baby, rasa kesalnya ilang lagi. Hehehe~ dasar Bayi, makasih ya Boboiboy " mengecup kepala si adik, yang sudah di baringkan ke kasur.

Anzel yang tadinya ingin tidur, tidak jadi teringat ada kerjaan yang belum selesai jadi ia melanjutkan mengerjakannya.

😀😀😀😀

" Abang, Abang Anzel bangun " Suara lembut masuk kedalam pendengaran Anzel, mengerjapkan matanya ia melihat Boboiboy di sampingnya itu sudah berganti pakaian dengan santai. Sepertinya ia baru selesai mandi, ada hawa segar dari adiknya itu soalnya.

Dengan iseng, Anzel menarik tangan Boboiboy membuat si empu masuk ke dalam pelukan Abangnya. " Ish, Abang bangunn !!!. Udah Sore nih, Oboi laper lah ! " keluh Boboiboy, membuat Anzel malah tertawa lucu melihat adiknya ngambek.

" Hahaha, iya-iya maaf. Ini Abang bangun kok Baby " dengan memberikan kecupan di pipi adiknya, ia berdiri dan menggendong Boboiboy untuk ke bawah.

Di Bawah sana meja makan sudah ada Tok Aba, Amato, dan Ketiga temannya. Oh tentu dua power sphera juga sedang asik mengobrol dekat sana.

" Maaf lama menunggu ? " ujar Anzel, menurunkan Boboiboy di bangkunya yang dekat dengan Tok Aba. Anzel sendiri duduk dekat temannya.

" Tidak kok, baru juga selesai naruh-naruh makanan " jawab Tok Aba. Amato duduk dekat Tok Aba, entah kenapa ia sedari tadi diam saja. Tetapi sesekali menjawab perbincangan dari si bungsu Boboiboy, matanya juga selalu melirik ke arah Anzel. Hanya Anzel tidak pedulikan saja.

Gemelli !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang