26

95 13 7
                                    

" lo! Stalker ya! Kenapa setiap gue ngelangkah selalu muka lo mulu yang gue lihat!  " omel eunbi pada changbin yang tersenyum.

" kepedean lo tingkatnya tinggi banget ya, kebetulan anjir! Ini gue kesini mau beli bibit untuk ibu gue... biar dia berkebun di rumah, eh malah ketemu lo dimari... " ujar changbin meletakkan pada keranjang tumbuhan yang telah ia pilih.

" oke fine! Terserah! Tapi balikin tuh bibit sayur! Gue yang milih lebih dulu ya! Enak aja lu main ambil! " gerutu eunbi hendak mengambil tumbuhan di keranjang changbin yang langsung di tepis oleh si empunya.

" eeehhh enak aja lu, siapa cepet dia dapat! Itu kan masih banyak yang lain! Pilih aja! " ujarnya melangkah pergi ke tempat tumbuhan lain.

" ihhh!! Si gajah itu ngeselin banget! " misuh eunbi geram bukan main, rasanya ia sangat ingin meremas tubuh changbin seperti kertas lalu membuangnya ke planet lain agar mereka tidak lagi bertemu.

" lo kenapa kesini sendiri? Mana ibu lo? Biasakan lu nempel mulu... " tanya eunbi penasaran.

" di mobil, gue gak mau dia capek...jadi gue suruh nunggu... kenapa? Lu mau ketemu calon mertua lu? Kangen? Atau kangen gue? " goda changbin membuatnya mendapat geplaka  dari eunbi di belakang kepalanya.

" sakit bego! " keluh changbin mengelus kepalanya yang nyut-nyutan.

" makanya jangan asal ngoceh tuh mulut... "

" gue gak asal, gue serius soal calon mertua... " ujar changbin membuat eunbi terkejut bukan main, perempuan itu terlalu syok hingga terlihat seperti robot usang. Bingung ingin bersikap seperti apa.

" biasa aja, gak usah kaku gitu... gue cuman asal ngomong, lu tau sendiri nasib gak ada yang tau... apalagi umur, sekarang sehat... besok mungkin... " ucap changbin menghentikan ucapannya, menatap eunbi dengan tatapan di buat-buat sedih seolah kehilangan.

" sialan lo gajah! Lo doain gue mati! " gerutu eunbi kesal, menginjak kaki changbin kuat hingga si empunya berteriak.

" lu bener-bener bi! Lihat yang lu injek! Kaki gue yang luka tai! " omel changbin mengelus kakinya yang di perban.

" kenapa lu? " tanya eunbi datar, namun di dalam hati merasa bersalah sekaligus khawatir.

" jatuh gue, terus ketimpa alat berat di gym... jalan udah terseok-seok gini bisa-bisanya lu injek! "

" ya sorry! Gue gak lihat! " ujar eunbi membuang muka.

" lu jadi cewek tuh jangan terlalu kasar, nanti gak laku... " canda changbin membuat eunbi kembali naik darah.

" maksud lo?!! Lo pikir lo laku?!! "

" gue cuman ngasih tau, kasihan cowok yang sama lu entar... apa kagak sakit kuping dengan suara tinggi lo itu, kalo gue sih udah pasti gue lakban mulut lo... "  ujar changbin membuat eunbi menatapnya sinis.

" pantes gak ada cewek yang mau sama lo, lo aja kasar gitu... kalo cewek ngomel tuh di dengerin, di kas... " ujar eunbi terpotong.

" gue lakban pake bibir gue... " lanjut changbin mendekatkan wajahnya pada eunbi hingga hanya berjarak 2 cm.

Sangat dekat hingga mereka dapat merasakan hembusan napas masing-masing.

" gimana? Masih bilang gue kasar? " goda changbin dengan seringai tengil. Membuat detak jantung keduanya berdetak di atas normal.

" mundur lu! Nafas lu bau jengkol! " geram eunbi mendorong wajah changbin menjauh.

" jadi wajahlu merah karena bau jengkol atau salah tingkah? " goda changbin membuat eunbi yang malu semakin memerah.

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang