"...Kalau aku menikah dengan pangeran Jisung bagaimana?"
"...."
"...."
Eh? kenapa Xu Tao dan Liu Wei malah memandangi satu sama lain? apa ada yang salah dengan pertanyaanku?
"...Kenapa kalian malah diam?"
"...."
"Ada yang salah dengan pertanyaanku?"
"... anu, begini pangeran" Xu Tao terlihat berpikir dengan keras ingin menjawab pertanyaanku, raut muka mereka berdua sudah seperti sedang kuinterogasi dengan kejam saja.
Tak tahan, akhirnya aku bertanya lagi dengan suara tenang, "Begini kenapa? katakan saja"
"Pangeran yakin ingin menikah dengan pangeran Jisung?"
"Entahlah, memangnya kenapa dengan pangeran Jisung?"
Ya sebenarnya aku juga tidak tau ingin menikah dengan siapa, aku itu pendatang baru di sini, mana kenal dengan mereka semua, bisa punya dua orang yang bisa kupercaya saja aku sudah bersyukur.
"Pangeran itu seperti berbeda dengan pangeran Jisung"
"Berbeda bagaimana maksudmu? kasta? atau tinggi badan? kamu ingin meledek tinggi badanku ya?"
"BUKAN! BUKAN ITU MAKSUDKU PANGERAN! Pangeran Jisung itu masih kekanakan, sangat berbeda dengan pangeran yang lebih sering berada di balai kota mengurus pekerjaanmu"
Astaga lihatlah Xu Tao itu, mukanya sangat panik, padahal aku hanya bercanda dengannya.
"Hahaha santai saja, aku hanya bercanda, aku rasa tidak ada masalah dengan itu kan? meski dari ceritamu dia sedikit aneh, tapi dia itu perhatian juga padaku—"
"—Tapi mungkin kamu benar, aku akan pikirkan lebih dalam lagi, kalian kembalilah dulu, ini sudah malam"
"Baik, Pangeran"
"Baik, Pangeran"Selepas kedua orang kepercayaanku itu pergi, aku baru bisa menghembuskan nafas lega.
"Jisung itu sebenarnya baik kan? dia itu perhatian meski sedikit berlebihan, dia seperti Kun Gegeku, melihat bagaimana dia memperlakukanku saat tau aku masih (pura-pura) pusing, sepertinya dia memang peduli sekali padaku, menikah dengannya mungkin tidak buruk"
"Sudahlah aku tidur saja dulu, kepalaku jadi pusing sungguhan ketika memikirkan ini, lagipula masih ada 1 tahun lagi sebelum pernikahanku terjadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine | Jenle
Historical FictionZhong Chenle yang sedang marah malah mengurung dirinya hingga kelaparan dan pingsan, tapi entah kenapa saat terbangun, dia bukan berada di kamarnya sendiri, melainkan di sebuah paviliun besar dengan beberapa pelayan yang berada di sampingnya.