"Pangeran Zhong, kamu sangat cantik dengan hanfu birumu hari ini... kuharap aku bisa melihatmu setiap hari disaat aku terbangun dari tidurku"
"Xu tao, Liu Wei, kalian tidak ingin membeli sesuatu?"
"Tidak pangeran, kami akan mengikutimu saja"
Sangat menahan diri, "Pergilah, aku lihat mata kalian seperti ingin membeli sesuatu, aku akan baik-baik saja di sini"
Tepat begitu Chenle mengatakan ini, kedua tangan kanannya itu langsung pergi, entah pergi membeli manisan atau barang, yang jelas Chenle akan pergi ke kedai bakpau untuk menikmati bakpau khas mereka.
"Paman, aku ingin bakpau, berikan sup kacang merahnya juga!"
"Baik, pangeran"
Selama menunggu makanan disiapkan, Chenle hanya melihat-lihat sekitar, orang awam mungkin melihat dia sedang menatapi jalan saja, tetapi tidak, dia sedang mengawasi gerak-gerik orang yang berlalu-lalang.
"Ini bakpau dan sup kacang merah untuk pangeran kebanggaan kami"
"Terima kasih, paman"
Baru satu suap yang masuk, tetapi airr mataku rasanya ingin berbondong-bondong untuk menetes, rasa bakpau ini sangat enak, dan sup kacang merah ini mirip sekali dengan buatan papa..
"Pangeran, kamu baik-baik saja? apakah ada yang kurang dengan masakanku?"
"Aku baik-baik saja, hanya teringat dengan sesuatu"
"Ah baiklah, omong-omong, pangeran kemana saja? biasanya pangeran ke sini bersama dengan Pangeran Jeno"
Oh ya... sedikit menyesal dia malah menyuruh kedua tangan kanannya pergi, dia mati kutu! tidak tau harus menjawab apa.
Tenang... kita bisa berkelit seperti biasanya "Beberapa hari ini aku memang kurang sehat, paman"
"Begitu ya? pantas saja Pangeran Jeno setiap hari hanya datang sendirian, sambil menatap ke arah lain, dan terlihat murung—"
Eh? "Mengapa Pangeran Jeno terlihat murung?"
"—dan, ah.. saya rasa pangeran bisa menanyakannya langsung kepada Pangeran Jeno"
"Baiklah, aku akan bertanya saja dengan Pangeran Jeno setelah ini"
"Habiskanlah makananmu pangeran, Pangeran Jeno akan dengan senang hati menunggu, saya akan kembali ke belakang pangeran, silakan dilanjutkan"
Paman kedai itu pun pergi meninggalkan Chenle sendirian, tetapi bukannya melanjutkan acara makan siangnya, dia malah merenung dan memainkan sup kacang merahnya dengan sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine | Jenle
Historical FictionZhong Chenle yang sedang marah malah mengurung dirinya hingga kelaparan dan pingsan, tapi entah kenapa saat terbangun, dia bukan berada di kamarnya sendiri, melainkan di sebuah paviliun besar dengan beberapa pelayan yang berada di sampingnya.