Blood and Bonds

224 26 12
                                    

Di tengah-tengah suara ledakan dan kilatan cahaya yang memecah gelapnya malam, Hermione dan Draco bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang tampak goyah di antara gemuruh perang. Aroma tanah basah dan asap membuat udara terasa tegang dan berat. Draco menekan tangannya yang terluka, namun Hermione meraih tangan itu lebih erat.

"Kau terluka," kata Hermione, suaranya serak menembus hiruk pikuk pertempuran di sekitar mereka.

Draco menatapnya dengan intens, mencoba menenangkan gadis di depannya. "Aku baik-baik saja selama kau bersamaku, aku lebih benci lagi kalau harus sendiri."

"Bukannya kau lebih suka sendiri? Aku sering melihatmu sendirian."

Draco menggeleng "Perang terakhir kali mengubah semuanya merenggut segalanya, aku bahkan tak bisa tidur sendiri."

Hermione tersenyum tipis, meski kegelisahan masih terpancar dari matanya. "Lalu? Harus ada yang meninabobo kan mu?"

"Akan lebih mudah di asrama, tapi di manor mom harus duduk di ujung tempat tidur supaya aku merasa aman dan nyaman."

Hermione menarik nafas dalam, mengingat betapa jahatnya ia terus menghakimi Draco dulu padahal Ia hanya ingin meminta maaf dan Hermione adalah orang pertama yang ia mintai maaf.

"Sekarang kau tak akan sendirian lagi, tak akan pernah." Hermione melirik ke arah pasukan Slytherin yang terus bangkit, tak kenal lelah meski sudah berulang kali dipukul mundur. "Ah iya! Tuan Malfoy berhasil dievakuasi. Dia kuat, aku yakin dia akan baik-baik saja."

"Benarkah?!" Draco menghela nafas lega, merasa kecemasannya yang mencekam perlahan mencair. Namun, ekspresinya segera berubah ketika Hermione melanjutkan "Aku juga bertamu Nyonya Malfoy." Raut wajahnya yang tadi lega seketika berubah menjadi kebingungan yang mendalam.

"Mom?" Draco mengerutkan kening, matanya dipenuhi kebingungan. "Dimana?"

Hermione menggeleng pelan."Entahlah aku kurang jelas di mana atau kapan, tapi dia yang mengatakan semuanya."

"Semuanya?" Suara Draco nyaris tenggelam oleh riuhnya perang di sekitar mereka.

"Ya. Tentang apa yang terjadi, tentang semua ini" Hermione menjelaskan dengan suara yang terendam oleh dentuman mantra di kejauhan.

"Mom seharusnya di Manor," gumam Draco lebih kepada dirinya sendiri.

"Dengar, dia benar-benar menemuiku! Aku juga melihatmu... menyimpan jepit rambutku. Kau mengeluarkannya saat di tangga manor, aku juga melihatmu di atap saat hujan. Tapi masalahnya aku tak tahu persis kapan. "

Drako terdiam, kebingungan dan kecemasan berbaur di wajahnya. Dia menelisik jauh ke dalam mata Hermione, seolah mencoba memahami sesuatu yang sulit diungkapkan. Draco ingat jelas melihat bayangan Hermione di kedua kejadian itu tapi ia hanya bayangan lalu menghilang, bukan wujud aslinya itu hanya ilusi dari pikiran Draco sendiri tapi mengapa Hermione mengetahui semua itu?

"Apa yang kau lakukan?"

"Menatapmu," jawab Draco tapi ekspresi bingungnya tak berubah seolah apa yang dikatakan Hermione hanya menambah lapisan misteri baru.

Hermione menahan napasnya dan dengan cepat melepas tangan Draco dari wajahnya. "Tak ada waktu untuk itu, Ferret! Di mana Laskar? Di mana George? aku janji pada Angelina memastikannya baik-baik saja, sementara dia mencoba membawa Tuan Malfoy."

Draco tak segera menjawab, hanya meneliti setiap sudut wajah Hermione. Setelah sejenak ia menarik tangan Hermione, membantunya berdiri dan membawanya menjauh dari medan perang. Mereka bergerak ke arah belakang melintasi bekas-bekas pertempuran.

Matt Hermione segera menangkap tubuh yang tergeletak di balik gundukan besar, bekas sarang Aragong. Tubuh George terlihat di sana tergeletak tak bergerak, panik menyeruak di dada Hermione sementara ekspresinya berubah menjadi ngeri saat dia melihat wajah yang familiar itu pucat pasi.

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang