06. Pertemuan pertama

311 49 6
                                    

Kini Reza sedang ada di taman sendirian, melamun memikirkan bentakan yang tadi Kenan lontarkan, mungkin cuman teguran biasa. Tapi sayangnya hati anak itu sedang tidak baik - baik saja.

Sakit itu yang ia rasakan dalam hatinya sekarang, kaki mungilnya memutuskan untuk melangkah pergi ke ruang kesiswaan. Reza sering ke ruang kesiswaan karena hanya ruangan inilah yang membuatnya nyaman karena udara yang dingin nan sejuk oleh AC.

Di pertengahan jalan Reza bertemu dengan seorang guru laki laki yang sering mengincarnya akhir akhir ini.

Dengan kekuatan penuh ia memutuskan untuk berlari sambil melihat kearah belakang dan akhirnya...

Bruk

Reza jatuh karena menubruk orang yang ada didepannya, kening nya terasa pening. Sedangkan dua pria didepannya hanya diam menatap Reza datar.

"Sakit" lirih Reza sambil mendongak menatap dua pria beda usia di depannya.

"Maaf tuan hiro, anak ini kabur saat jam pelajaran" ujar pak guru yang  bernama Rizwan. Ia tiba tiba datang sambil membungkuk kemudian membantu Reza berdiri, Reza langsung menyembunyikan tubuhnya di belakang guru itu.

"Maaf" cicit Reza yang hanya menampakkan wajah nya saja di belakang tubuh pak Rizwan.

"Hm,"

"Ruang kesiswaan" ucap Pria yang lebih tua dengan suara datar. Guru muda itu mengangguk. Ia berbalik kemudian mengangkat tubuh Reza dengan mudah.

Rizwan menggendong Reza ala koala. Sedangkan yang di gendong langsung menyenderkan kepalanya di bahu sang guru. Rizwan berjalan terlebih dahulu dan dua pria di belakang nya mengikuti.

Reza menatap kedua pria itu dengan tatapan lugunya, kebayang gak? Reza di gendong sambil ngadep belakang terus kepalanya nyender jadi kaya miring, terus natap orang di belakangnya pake tatapan polos. Lucu banget kan?

"Dad, kurasa aku menyukainya."

"Berhentilah menjadi gay sialan."

•••

Hiroshi Aoyama adalah seorang pria berusia 38 tahun, Hiro berasal dari Jepang yang kini memutuskan untuk tinggal di Indonesia karena keinginan sang istri tercinta. Pria sukses yang kini menyandang gelar CEO di salah satu perusahaan terkuat di muka bumi. (Anjay)

Geldan Avgrop yang kerap di sapa Eldan adalah anak semata wayang dari Hiro bersama sang isteri. Eldan berusia 18 tahun dimana sekarang ia sudah kelas 12 SMA. Seharusnya kelas 12 itu tidak bisa pindah tapi berkat sang ibu Geldan bisa masuk ke SMA ini.

Hari ini adalah hari pertama Geldan masuk sekolah sambil ditemani sang ayah, Geldan masuk ke area sekolah. Saat di perjalanan menuju keruang kesiswaan. Geldan tertubruk remaja, ya. Remaja itu adalah Reza si tengil berwajah manis .

Sekarang Reza, Pak Rizwan, Hiro dan Geldan sudah ada diruang kesiswaan bersamaan dengan guru bk.

"Selamat datang tuan hiro, maaf atas ketidak nyamanan yang telah dilakukan murid kami terhadap anda" ujar sang guru bk. Reza sendiri hanya mendengus sudah dua guru yang meminta maaf kepada sosok menyeramkan didepannya.

Rizwan yang ada di samping Reza juga ikut mengangguk untuk meminta maaf. Hiro dan Geldan bukan orang biasa saja mereka punya kuasa yang bisa memberhentikan sekolah ini.

"Panggil orang tua anak itu" ujar Hiro santai sambil menatap Reza yang berwajah tengil minta di sentil.

"Baik tu-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, ucapan guru bk itu langsung di potong oleh Reza yang berteriak.

"JANGAN"

Hiro menatap Reza tajam, sedangkan yang di tatap sudah berkaca - kaca. Rizwan dengan sigap memeluk Reza dan membawanya ke pangkuan.

"Eja ga punya orang tua paman, adanya om asgar tapi om asgar dipanggil bos nya, eja mohon jangan telfon om asgar paman,"

"Eja minta maaf" ucap Reza dengan penuh penyesalan.

Kedua pria berbeda umur itu tersenyum tipis, Hiro meminta Rizwan untuk mengalihkan gendongan Reza. Rizwan menurut ia memindahkan Reza kedalaman pangkuan Hiro. Tubuh anak itu tenggelam di dekapan Hiro.

"Ugh lepasinn"

Hiro abai ia malah mempererat pelukannya membuat Reza lelah dan mulai mengeluarkan air matanya. Reza meringis kecil sambil berusaha keluar..

"Lepass hiks"

"Kenapa dia sangat cengeng?" tanya Geldan pada Rizwan.

Rizwan tersenyum tipis, kemudian tangannya terulur mengusap pipi tembab sang bayi dengan lembut. "Mudah menangis adalah sifat alaminya."

Geldan mengangguk kecil, menatap Reza yang sebentar lagi mungkin akan tertidur dipangkuan ayahnya. Geldan mendekat ia meniup kedua mata Reza yang tampak sayu. Reza mengedipkan matanya yang ditiup. Lama kelamaan jadi mengantuk. Reza memutuskan berbalik untuk menghindari tiupan Geldan, menatap dada bidang seseorang yang tengah memangkunya. Reza memutuskan untuk tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rezalio world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang