Umumkan cinta beda kasta akan selalu berakhir sia-sia, tapi bagaimana kalau seorang anak yatim-piatu miskin memperjuangkan cinta anak bungsu konglomerat?
Apakah seorang Jevano Abraham bisa memperjuangkan cintanya, untuk anak konglomerat seperti Kin...
Kinara dan vano asik bercanda gurau, mereka sedang menikmati waktu istirahat vano di taman belakang cafe. Di hari libur ini Kinara pagi-pagi sudah ada di cafe tempat vano bekerja, dirinya menemani vano bekerja. Para temen-temen di cafe sering mengejek vano yang sampai sekarang belum berani menembak seorang Kinara Harley Hartono.
Bagaimana berani? Memang nya anak konglomerat seperti Kinara mau dengan dirinya? Hanya seorang anak yatim-piatu yang hidup di panti asuhan dengan lancang menaruh hati pada seorang princess Hartono ini?
Berkali-kali vano mengingatkan dirinya untuk sadar diri, walaupun dirinya juga merasa ara pun menyimpan rasa yang sama dengan dirinya.
Vano segera kembali dari acara melamun nya. "A-anu enggak kok Ra, tadi cuman sedikit kepikiran tugas.." jawab vano gugup.
Siapa yang tidak gugup? Wajah nya di usap lembut tangan halus seorang kinara 🥹
"Kamu kok gagap? Ada sesuatu yang kamu pikirin ya..?" Wajah khawatir Kinara membuat Vano tidak enak.
"Enggak kok Ra, aku emang lagi kepikiran tugas.."
"Eh tugas apa..? Perasaan kita enggak ada tuh.." ucap ara, sebenarnya sedikit terkejut dan panik karena ara takut ketinggalan tugas.
Vano semakin gugup, takut sekali jika ketahuan dirinya berbohong. "A-ah anu, itu kepikiran malam ini masak apa gitu. Aku belum belanja kebutuhan soalnya.."
"Loh iya kah..? Yaudah aku temenin ya.."
"Eh enggak usah Ra, beneran aku bisa sendiri kok.."
Kinara cemberut, vano selalu menolak bantuan. "Tapi aku mau ikut kamu belanja. Boleh ya.. please.."
"Tapi aku belanja di pasar Ra, mungkin besok... Soalnya kebetulan Minggu jadi aku masuk siang.."
"Enggak apa-apa vanooo.." bujuk Kinara lagi.
"Jangan Ra, disana kotor. Soalnya kan pasar tradisional.." jawab vano lagi.
"Ih ikutt..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
