Bab 25

154 25 7
                                    

Ruka gigit-gigit bolpen di kelas, dia
sangat gelisah karena hari ini sepulang sekolah dia dan kawan-kawannya akan terjun ke medan tempur, dan belum ada persiapan sama sekali, bahkan belajar Judo rasanya percuma saja.

Dia gak tega kalo melihat teman-teman sekelasnya dihajar habis-habisan, dan hal yang paling mengganggunya adalah bahwa Aliansi Holan kemungkinan akan membawa senjata tajam.

Harusnya dia tahu lebih baik dia menolak tawaran tawuran tersebut, biarpun dia harus menanggung malu didepan lawan, tapi paling enggak dia gak membuat anak-anak Galaksi celaka.

Ruka menyesali keputusannya Rami sama Rora udah sehat, Rami masih memakai perban di kepala. Ruka menatap temen-temen sekelasnya, ekspresi mereka santai-santai aja seolah gak peduli kalo sebentar lagi mereka harus perang melawan Aliansi Holan yang jumlahnya bejibun.

Ruka heran apa temen-temen sekelasnya ini pada gak takut ngadepin bahaya didepan mata? Mereka belum tau aja. Biarpun di bantu STM Angkasa pun mereka tetep kalah jumlah, apalagi Aliansi Holan ada 3 sekolah (Holan, Ibah, Rafim) sedangkan Aliansi bojong gede hanya ada dua.

Waktu berlalu terlalu cepat berlalu, tau-tau jam sekolah udah usai

"Ayo, Ru... kita ke gedung sekolah tua di kota lama", ajak Rora

"Aduh gak siap gue, Ra", keluh Ruka
mendadak perutnya jadi melilit karena
dikuasai rasa panik

"Halah gakpapa, gak sendirian", Rora
menarik paksa Ruka Akhirnya mereka pergi ke Kota Lama naik bus, soalnya kalo pada hawa motor berjamaah nanti dicurigai polisi, dikira mereka mau konvoi, jadi mereka cari aman.

Disana udah ada Karina sama antek-anteknya STM Angkasa, prajuritnya Karina lumayan banyak sih tapi Ruka gak yakin jumlahnya cukup untuk melawan Aliansi Holan. Ruka bersalaman sama Karina

"Gimana, bro? Siap?", tanya karina

"Gak tau nih. Gue cuma bisa bawa mereka", Ruka nunjuk temen-temen sekelasnya sama rombongan adek kelas yang sukarela ikut tawuran, termasuk
Haewon dan temen-temen sekelasnya

"Gakpapa..."

:

:

:

Tawuran akan dimulai jam 4 sore,
sekarang jam 3 kurang seperempat.
Ruka dilanda rasa panik berlebihan,
perutnya rasanya jadi campur aduk
antara mules sama pengen pipis, keringat dingin, sama jantung deg-degan, bisa-bisa dia ngompol saking takutnya... udah kayak nunggu sidang eksekusi mati aja.

Pharita memeluknya dari belakang sarmbil berbisik menenangkan

"Gakpapa, sayang. Kamu gak sendirian.. berdoa dulu sebelum tempur", bisik Pharita setelah itu mencium bibir Ruka

"SEMANGAT, GALAKSI !!!", teriak Asa memberi semangat

"URAAA" teriak Asa penuh semangat

"URAAA !!!", balas Rami

"Ayo gaess, saling gebuk-gebukan punggung dulu biar semangat !", ajak yujin

Ruka menatap kagum temen-temen sekelasnya yang sedang sibuk memukul punggung satu sama lain buat ngasih semangat

"LA HUMILDAD ES EL VÍNCULO DE LA BONDAD"teriak berjamaah temen-temen sekelasnya secara

*BHUUAAAKK !!!

"AAAARRGGHH!", teriak Ruka begitu
punggungnya dipukul seseorang

"Hehe Sory, Ru. Sakit ya?", tanya Ahyeon, tangannya punya tenaga mas-mas

"Pantesan...", tawa Ruka,

:

:

suasana hatinya sedikit tercairkan dan rasa paniknya ilang sedikit demi sedikit
Mereka kumpul di lapangan sepak bola
sekolah yang terbengkalai, banyak
rumput ilalang tumbuh dimana-mana.

KAU LAH MUDA (GXG)  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang