Weekend kali ini karena tak memiliki jadwal apapun Lily memilih mendekam tidur di dalam kamarnya. Ia baru bangun ketika matahari sudah sangat tinggi, saat hampir masuk jam makan siang.Karena tadi pagi melewatkan sarapannya, Lily merasa tubuhnya kini sangat lemas. Ia hanya sempatkan untuk mencuci wajah dan menggosok gigi, setelahnya ia turun mencari makanan untuk mengisi perutnya yang sudah sangat kelaparan.
Keadaan di rumah utama sangat sepi, karena memang setiap pekerjaan rumah selesai dikerjakan para asisten rumah tangganya akan kembali ke pavilliun belakang.
Lily membawa langkahya menuju meja makan, sudah tersaji banyak makanan di atas meja akan tetapi semuanya sudah dalam keadaan dingin. Lily berjalan ke belakang meminta untuk sang asisten rumah tangga menghangatkan sup yang ada untuknya.
"Wah, ada acara apa ini?" Tanya Lily mendapati para pegawai di rumahnya tengah duduk lesehan di teras belakang dan dihadapan mereka terdapat nasi dan lauk pauk yang diletakan di atas kertas nasi.
"Makan-makan Non, Nando. Sudah selesai sidang, sebentar lagi mau wisuda!" Jalas Mbak Yuni yang Lily balas anggukan kepala. Ia tahu itu sebab belum lama Mbak Yuni mengajukan kepadanya cuti untuk menghadiri wisuda putra semata wayangnya.
"Terimakasih ya, Non. Berkat Non, Nando bisa dapat pendidikan yang baik" ucap Mbak Yuni, menatap sang majikan penuh haru. Lagi-lagi Lily hanya balas dengan anggukan pelan tak lupa senyum manisnya. Nando, anak dari Mbak Yuni memang sengaja Lily daftarkan beasiswa dari perusahaan keluarga.
Itu semua sebagai bentuk rasa terimakasih Lily, sebab setelah Ibunya meninggal kemudian beberapa tahun setelahnya sang Ayah memilih untuk menetap kembali ke negara asalnya, Lily hanya hidup bersama Mbak Yuni.
Karena di sini Ayahnya itu selalu merasakan kesedihan mendalam setiap mengingat mendiang Ibunya, berbeda dengan Lily yang tak ingin pindah karena tak mau berjauhan dengan makam Ibunya. Sejak remaja Lily hanya tinggal bersama Mbak Yuni, wanita tua itu yang menemani semua fase kehidupan yang sudah Lily jalani. Mbak Yuni yang sudah menemani sepanjang hidupnya. Bisa dibilang Mbak Yuni menggantikan peran Ibu yang sudah sejak kecil tak lagi Lily rasakan.
"Nanti setelah wisuda ajak Nando main kesini ya, Mbak!" Ucap Lily yang tentunya Mbak Yuni balas anggukan semangat.
"Siap, Non!"
"Boleh dong, Mbak, aku ikut makan?" Tanya Lily, melihat mereka makan dengan nikmatnya membuat perutnya semakin keras berbunyi minta untuk segera diisi.
"Jangan Non, masa majikan makan bareng gini sama pembantunya" ucap Nita. Nita adalah ART baru, masih saudara Mbak Yuni. Karena Mbak Yuni sudah semakin tua maka Lily mencari orang lain untuk membantu Mbak Yuni di rumah.
"Santai aja kali, Mbak" Lily berdiri kemudian berjalan menuju wastafel dapur untuk mencuci tangannya, ia kembali dan mengambil duduk antara Mbak Yuni dan Nita. Setelahnya Lily mulai menyantap makanan yang ada.
"Mbak ambilin piring, ya?" Nita kembali bersuara. Nita pikir tidak etis melihat majikannha makan bersama pegawainya dengan satu wadah seperti ini.
"Emangnya saya punya penyakit menular, sampe makanannya mau dipisahin gitu!" Ujar Lily, diakhiri dengusan sebalnya.
"Maaf, Non" Nita akhirnya diam apalahi setelah diberi tatapan peringatan oleh Mbak Yuni.
"Enak ya, Non?" tanya Mbak Yuni iseng melihat Lily makan dengan lahapnya.
"Enak! Kapan-kapan ajakin aku kalo adain makan-makan begini" ucap Lily.
"Ini semua Mas Dimas yang masak, Non!" Jelas Nita. Seketika Lily mendongkak menatap Dimas yang duduk tenang sambil menyantap makanan dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You (21+)
RomanceDIMAS & LILY Menjalani hidup sebagai seorang janda ternyata tak terlalu buruk dibanding ketika Lily harus hidup bersama suami tapi hanya kesakitan yang setiap hari ia dapatkan. Lily menikmati kesendiriannya. Sempat terpikir olehnya untuk menutup dir...