Lily menyandarkan perlahan tubuhnya di sandaran kursi kerja yang ia duduki sembari melipat tangannya didada. Ia tak bisa menahan senyumnya saat otaknya mulai merangkai kembali apa yang terjadi semalam dan juga tadi pagi.Semalam benar-benar malam yang tak akan pernah bisa Lily lupakan sepanjang hidupnya. Malam panas penuh gairah yang sudah ia lewati bersama Dimas. Sesuai apa yang ia bayangkan Dimas sangat hebat dalam memuaskannya. Cara pria itu menyentuhnya dengan penuh damba membuat Lily lupa diri. Meski baru semalam merasakan Lily sudah dibuat ketagihan akan sentuhan dari pria itu.
Lily mengakui jika sejak dulu nafsunya lumayan tinggi, tapi dulu ia memiliki pasangan egois yang lebih memikirkan kepuasannya sendiri. Sangat jauh berbeda dengan Dimas. Lily juga bisa membandingkan kehebatan Dimas di atas ranjang jauh sekali dengan mantan suaminya. Dimas seakan tahu bagaimana cara memanjakan lawan mainnya.
Tadi pagi saat bangun tidur juga Dimas sempat memberinya satu kali pelepasan hanya dengan mulut dan jari tangan pria itu, Lily berhasil meraih orgasme hebatnya. Namun, mereka tak memiliki waktu untuk melanjutkan ke hal yang lebih intim sebab matahari akan segera terbit.
Dimas harus segera kembali ke kamarnya karena semalaman penuh pria itu meninggalkan Bella seorang diri di kamar. Dimas juga berkata dirinya khawatir jika ada yang memergoki pria itu keluar dari kamarnya. Tapi, Dimas sempat berjanji nanti mereka pasti akan melanjutkan permainan tadi pagi yang sempat tertunda. Lily jadi tidak sabar untuk segera pulang dan bisa merasakan kembali kegagahan pria itu.
Sudah Lily katakan sebelumnya jika memang mempunyai nafsu tinggi tapi sebelumnya ia bisa mudah mengontrol nafsunya itu denvan baik. Berbeda dengan dirinya kini memikirkan milik Dimas kembali menghujamnya, hanya memikirkannya saja sudah membuat vaginanya berkedut minta segera dipuaskan.
"Si jendes pagi-pagi kek orang gila!" Ujar Gina, menatap aneh Lily yang tengah senyum-senyum tidak jelas.
Saking larut dalam pikirannya sendiri Lily tak menyadari kapan Gina masuk ke dalam ruangannya.
"Jangan-jangan lo beneran gila?" Ucap Gina dengan mata memicing, karena Bos sekaligus temannya itu kini hanya menatapnya sambil cengengesan tidak jelas.
"Beneran enggak waras lo!" Cibir Gina, terang-terangan.
"Lo pasti gila gara-gara semalem, 'kan gue udah bilang enggak usah datang ke sana!" Ucap Gina.
Tapi tentu saja Lily tak setuju dengan ucapan wanita itu. Malah Lily bersyukur, jika tidak datang ia mungkin tidak akan mengajak Dimas ke pesta itu dan kejadian semalam tidak mungkin terjadi.
"Ada apa?" Tanya Lily, menanyakan maksud Gina menemuinya.
"Gue cuma mau ingetin, jangan lupa nanti siang ada meeting" jelas Gina yang hanya Lily balas dengan anggukan kepala. Ia ingat itu.
Selanjutnya Lily memilih kembali fokus dengan tab miliknya, mencoba melanjutkan kembali pekerjaanya meski yang ada dalam otaknya kini hanya bayangan percintaanya dan Dimas tadi malam.
"Ly, serius gue tanya, lo kenapa?" Tanya Gina, menatap Lily yang masih saja menebarkan senyuman yang menurutnya aneh itu.
"Gue cuma lagi bahagia!"
"Bahagia atau emang lo udah gila ditinggal kawin mantan lo?"
"Ck, bikin rusak mood gue, aja. Udah deh lo sana balik kerja lagi!"
Tak mau memancing kekesalan Lily, Gina memilih menurut, ia melangkah keluar dari ruangan tersebut. Tapi, tak sampai 5 menit kemudian wanita itu kembali berlari masuk ke dalam ruangan Lily.
"Astaga, Lily ini apa?" Tanya Gina, menunjukan layar ponselnya, terputar sebuah video dimana Lily tengah bergandengan mesra dengan seorang pria yang Gina yakini jika itu semalam di pesta pernikahan mantan suami Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You (21+)
RomansaDIMAS & LILY Menjalani hidup sebagai seorang janda ternyata tak terlalu buruk dibanding ketika Lily harus hidup bersama suami tapi hanya kesakitan yang setiap hari ia dapatkan. Lily menikmati kesendiriannya. Sempat terpikir olehnya untuk menutup dir...