CHAPTER : 04

95 13 9
                                    

----------HAPPY READING UNADRES'S--------


"Lo sentuh dia lo keluar dari sekolah"

Lelaki yang tadi nya hendak menggendong Naura kini reflkes terdiam, siapa yang tak takut Arsya itu termasuk orang berpengaruh besar di sekolah.

"Ck! Arsya jika kamu tidak membolehkan Fadli gendong Naura cepet kamu yang bawa dia ke uks!" Titah Bu Guru kesal.

Arsya mengangguk, dia menggendong Naura menuju UKS dengan langkah terburu buru.

"Sudah, sekarang kita lanjutkan pembelajaran nya!" Lerai Bu Guru di angguki semua murid.

Adrenna enggengam pulpen nya dengan perasaan campur aduk, dia memilih untuk menghalau pikiran nya dan fokus belajar lagi.

-------The Secret-------

BRAK!

Pintu UKS di tendang kuat oleh Arsya, beberapa penjaga di dalam terlonjak kaget refleks mereka semua mengusap dada mereka.

Arsya menidurkan Naura di brankar, dia beralih menatap nyalang ke beberapa PMR yang berjaga. "Cepet cek b*go! Jangan cuma diem!" Kesal nya.

"A-ah iya sya" jawab salah satu anggota PMR.

Arsya menepi membiarkan dua PMR perempuan memeriksa Naura, setelah selesai salah satu nya menghampiri Arsya.

"Gimana?" Tanya Arsya.

"Naura pingsan karena kecapekan, apalagi badan nya demam, coba aja nanti bawa ke dokter di sini alat nya kurang lengkap jadi hasil ga terlalu detail" jelas perempuan itu.

Arsya mengangguk paham. "Oh ya, itu udah ada roti sama air nya nanti suruh Naura makan terus di minum obat nya" titah Perempuan itu.

Arsya mengangguk lagi, "ya udah sana tugas lo selesai!" Usir Arsya seraya melenggang menghampiri brankar Naura.

Dia menatap lekat wajah Naura, "ini pasti karena si keparat semalam!" Monolog Arsya.

Perlahan Naura menggeliat kecil, kelopak matanya mulai terbuka dia mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatan nya.

Dia memegang kepala nya, "auch.. gue dimana?" Gumam nya.

"Ra? Kamu udah sadar? Baik baik aja kan? Ada yang sakit?" Tanya Arsya bertubi tubi.

Naura memandang Arsya dengan jengkel, "nanya itu satu satu!" Ketus nya.

Arsya menghela nafas, "lagian kamu! Bisa bisa nya pingsan kan aku khawatir Ra" ujar nya.

"Ya aku mana tau aku mau pingsan, orang tadi tuh kepala aku pusing banget, maka nya aku coba buat tidur bentar eh malah pingsan" jelas Naura.

"Ya udah, sekarang makan roti nya baru habis itu minum obat" ujar Arsya sembari mengambil sebungkus roti dan membuka nya.

"Ck! Roti seret aka ga mau!" Tolak Naura, sedari dulu ia kurang suka roti karena menurut nya roti itu seret kalau di makan.

Not a Just a Boyfriend? || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang