[1] Anak Baru dan Kotak Susu

22 4 0
                                    

Jakarta, 2022

Dering bel tanda masuk berbunyi dengan keras membuat Eric yang baru saja menapaki kakinya di lobi utama sekolah mau tak mau berlari sembari mendorong kursi roda yang ditempati Julee yang ternyata sudah datang lima belas menit lebih awal darinya.

Keduanya tertawa meski dengan raut panik karena jam pertama hari ini adalah milik Bu Nonik, seorang guru fisika akhir tigapuluhan yang yang disebut-sebut sebagai guru killer tanpa pandang buluh. Tidak peduli siapapun kamu, selama kamu tidak mematuhi peraturan yang dibuat maka jangan harap bisa terbebas dari jerat Bu Nonik. Begitu kata semua murid kelas atas yang pernah berurusan dengan beliau.

Beruntungnya mereka sampai tepat sebelum sang pengajar masuk kedalam kelas membawa seorang laki-laki berseragam sekolah asing mengikuti dibelakangnya.

"Selamat pagi semuanya, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kemudahan untuk memulai pelajaran hari ini. Dan semoga untuk teman-teman yang sedang sakit semoga diberi kesembuhan agar bisa kembali mengikuti pelajaran seperti biasa," Sapa Bu Nonik yang lantas diamini semua penghuni kelas.

Suasana kelas masih senyap bahkan setelah sang guru meletakan semua bawaannya keatas mejanya di ujung ruangan. Bunyi stiletto kembali menggema membawa si pemilik kembali ketengah kelas menghampiri sosok yang hampir terlupakan datang bersamanya.

Tangan berjemari jenjang berhiaskan kutek berwarna salem itu bertengger pada bahu sosok yang diklaim sebagai calon penghuni baru kelas ini.

"Sebelumnya saya minta waktu kalian sebentar untuk memperkenalkan siswa baru yang mulai hari ini akan bergabung dengan kalian semua. Teman-teman mohon bantuannya,

"Sekarang silahkan perkenalkan diri kamu,"

Sosok itu mengangguk kecil kemudian terbitkan senyum seelok bunga matahari sebelum mulai memperkenalkan diri, "Selamat pagi semuanya. Perkenalkan saya Hakya, pindah dari Bogor. Mohon bantuannya semoga kita bisa berteman baik, terima kasih banyak."

Bu Nonik ikut mengangguk lantas mempersilahkan si murid baru untuk duduk ditempat kosong yang kebetulan berada pada barisan paling tengah persis didepan meja milik Julee dan Eric. Kursi itu kosong sebab ditinggal program studi exchange pemiliknya ke negara lain.

Dirasa kelas mulai kondusif Bu Nonik memulai kelasnya tentu setelah menegur beberapa siswa yang tampak penasaran dengan sosok muka baru disana dan meminta semua untuk berkenalan dengan Hakya ketika jam istirahat tiba.

Bel kembali berdering namun ini menandakan bahwa jam istiharat telah tiba. Para siswa mulai membenahi mejanya menata buku-buku yang telah terpakai untuk disimpan kembali kedalam tas atau hanya meninggalkannya diatas meja. Beberapa yang lain mulai mendatangi meja si anak baru untuk berkenalan secara resmi, dengan sisanya memilih pergi keluar kelas untuk urusannya masing-masing. Julee dan Eric termasuk kedalam orang-orang yang memilih keluar kelas untuk mampir membeli makan siang di kantin utama.

Sekolah mereka ini adalah salah satu sekolah swasta bergensi di daerahnya. Memiliki fasilitas lengkap bahkan dengan pool di dalamnya. Sekolah ini menyediakan 4 tingkatan pendidikan didalam ruang lingkup yang sama hanya dipisahkan gedung-gedung sekolah yang masing-masing berjarak setengah kilometer. Setiap gedung sekolah pun menyediakan masing-masing sebuah lobi utama dilantai dasar lalu laboratorium-laboratorium dilantai dua dan tiga, 2 kamar mandi disetiap lantai, dan tentunya ruang-ruang kelas yang berjejer dari lantai satu sampai dengan lantai empat. Tiap gedung juga difasilitasi dua elevator untuk mempermudah pergerakan para pengajar dan siswa untuk berpindah lantai. Selain itu fasilitas utama sekolah ini adalah taman luas yang terawat dengan baik-biasanya di kunjungi siswa-siswa untuk sekedar bersantai atau mengerjakan tugas- yang dilengkapi beberapa cottage, lalu sebuah aula serbaguna digedung utama, 2 buah lapangan basket, 2 buah lapangan Tennis dan Voly, sebuah kolam renang dalam ruangan, sebuah lapangan futsal, satu kantin utama disetiap gedung, satu minimarket kecil juga koperasi dan lapangan parkir luas yang bisa menampung sekiranya enampuluh lima kendaraan roda empat.

Milk Drop : A JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang