Terhitung sudah hampir satu bulan sejak pertma kali Hakya si anak baru itu menjadi murid disini. Hampir satu bulan juga baik Eric maupun Julee melihat anak itu membagikan susu-susu kotak di lorong kelas setiap pagi sebelum jam pertama dimulai. Hampir satu bulan juga keduanya dibuat penasaran oleh sosok yang mereka ketahui menyandang nama Raden Hakya Adhyar.Bukan hanya tentang kotak susu saja yang menyentil rasa penasaran dihati mereka. Tapi juga tentang Hakya yang seringkali terlihat akrab dengan karyawan di sekolah, baik pekerja yang membersihkan sekolah, penjaga kantin dan minimarket serta koperasi, bahkan penjaga keamanan. Ini diketahui sendiri oleh Julee dan Eric ketika keduanya tak sengaja berpapasan dengan anak itu yang tengah berbincang hangat penuh tawa dengan para karyawan.
Eric sendiri bahkan mengira bahwa mungkin saja Hakya itu putra salah seorang guru atau karyawan disana. Tapi lagi, ketika ia mencari kebenarannya-bertanya kepada pak Sayuti dari bagian kemanan- yang ia dapat hanya jawaban bahwa mereka semua baru mengenal Hakya setelah anak itu masuk kesana satu bulan yang lalu pun tidak ada guru atau karyawan disana yang digadang sebagai orang tua atau kerabat anak itu.
Hampir satu bulan juga baik Julee maupun Eric yang biasanya banyak bicara mencoba mendekat pada Hakya meskipun ketiganya berada didalam kelas yang sama. Tidak, mungkin hanya sesekali mereka berinteraksi namun itupun dalam konteks bertanya tentang pelajaran dan materi yang tidak Hakya sendiri mengerti atas intruksi teman sebangkunya yang menyarankan untuk bertanya kepada dua sahabat ini yang juga kebetulan sekali pengisi 3 besar peringkat paralel diangkatan.
Iya, benar-benar hanya sebatas itu.
Julee dan Eric rasanya masih ragu untuk me-reach out sosok Hakya terlebih dahulu. Apalagi keduanya lebih dikenal sebagai dua sejoli yang selalu tidak ingin repot-repot membangun relasi lebih dengan orang lain. Maka jika sampai terjadi, apa semua tidak akan heran? Tapi Hakya benar-benar membuat mereka penasaran.
Ketahui saja selama ini tidak ada orang-orang serepot Hakya dipagi hari. Membagikan susu kotak secara cuma-cuma, mereka bahkan lebih senang jika itu mereka nikmati sendiri.
Jadi setelah pertimbangan matang selama seminggu terakhir. Julee dan Eric akan memberanikan diri untuk meraih sosok Hakya si malaikat susu kotak juga pemilik senyum paling elok yang pernah keduanya lihat.
Dan langkah pertama yang mereka ambil adalah, meminta susu kotak legendaris itu.
"Hai, lo masih punya susu?" Eric yang memberanikan diri untuk maju pertama. Sementara Julee terlihat tenang diatas kursi rodanya.
Hakya kembali terbitkan senyum paling ramah miliknya, kedua matanya bahkan sampai menyipit lucu. "Kebetulan kakak yang tadi itu terakhir, tapi gue masih punya dua lagi sebenarnya memang gue pisahin untuk gue. Tapi gak apa-apa untuk kalian aja,"
Anak itu telihat merogoh almamaternya mengeluarkan dua botol susu juga dua tangkai permen lolipop rasa susu. Masing-masing ia serahkan pada Eric, kemudian Hakya terlihat sedikit merendahkan dirinya untuk membagi sisanya kepada Julee yang masih tak bereaksi ditempatnya. "Kalau mau lagi bilang aja, ya. Besok gue pisahin untuk kalian berdua."
"Terima kasih," Kali ini Julee yang bersuara lalu ikut terbitkan senyum tipis untuk teman barunya.
"Ayo masuk, bu Nonik udah jalan kesini." Ajak Hakya lantas diamini oleh keduanya kemudian mereka masuk bersama dengan Eric yang mendorong kursi Julee.
✾
Kemudian yang Eric dan Julee tau, Hakya menerima maksud mereka. Dilihat dari anak itu yang tiba-tiba berbalik untuk bergabung kepada keduanya setelah bel istirahat berdering. Menyapa keduanya dan masih dengan senyum yang mengembang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk Drop : A Journey
Teen FictionJulee dan Eric tidak pernah tau bahwa kehadiran Hakya membawa perubahan besar dalam hidup mereka berdua. Hakya si murid misterius itu cukup menyentil rasa penasaran Julee dan Eric setelah sekian lama mereka abai dengan lingkungan sekitar hanya karen...