Aku pun meremas remas penisku sendiri saking tak tahannya. Bu Sarah pun ternyata ikut menikmati gerakan jariku yang menyentuh bibir vaginanya itu. Wajahnya memang biasa saja dan ia tidak mendesah ataupun merintih menahan sakit. Aku melihat jari kakinya yang ia goyangkan dan pertanda jika ia menikmati apa yang ku perbuat.
Aku pun makin menjadi tak terkontrol. Tanganku ku selipkan ke dalam CDnya dan mengelus vaginanya. Bu sarah tak mengucapkan sepatah katapun! Namun aku masih menjaga dan hanya mengelusnya saja, jantung ku makin berdegup karena tak tahan ingin merasakan vagina merah itu.
Selang beberapa saat kemudian, aku memberanikan diri. Aku menarik CDnya makin kesamping dan terpampang jelaslah vagina bu Sarah kini. Aku hanya bisa menghela nafas tak tahan melihat lubang pipis dan liang kewanitaannya itu. Sambil meremas di selangkangannya, aku pun mulai mengelus bibir vaginanya. Kini bu Sarah mulai bereaksi. Mulutnya seperti terbuka sedikit menghela nafas kecil. Ia mulai menikmati!
Aku pun langsung merespon dengan memainkan vagina bu Sarah. Jariku memainkan bibir vaginanya. Bu Sarah pun mulai sedikit mengeraskan pantatnya yang mulai bergerak ke kiri dan kanan akan kenikmatan yang ku berikan saat itu.
Apa yang kulakukan selanjutnya? Tentu saja memakai caraku. Aku ingin tes bu Sarah. Aku berhenti dan kembali memijat selangkangannya.
"Ahhhhh", ucap bu Sarah sambil membuka matanya lalu melihat ke arahkan dan ia tersenyum. Aku tak menjawab dan ikut membalas senyumnya.
"Kayak tadi boleh juga bang hehheh", ucap bu Sarah lagi sambil tertawa kecil.
"Hehe, kalau ibu izinkan sih oke", kata ku tersenyum.
"Hahhaha, lanjutin bang", jawabnya singkat dan tertawa. Tangannya pun memegang pahaku! Ku lihat ia sempat melihat ke arah penisku yang mencuat tinggi dari celana. Tanpa menunggu lagi, aku langsung menurunkan CD bu Sarah dan ia mengangkat pantatnya dan membuatku mudah dalam menurunkan dan melepaskan CF kuning itu darinya. CD nya basah dibagian lubang vaginanya! Bu sarah hanya menutup matanya. Aku sedikit melebarkan pahanya dan kini jelaslah vaginanya itu terpampang olehku.
Aku mulai memainkan bibir vaginanya, lalu sedikit demi sedikit ku cari klitorisnya dan saat ku sentuh bu Sarah langsung mendesah dan menggerakkan pantatnya.
"Sssttttt...uuuhhhhhh", desahnya. Tangannya ikut meremas paha ku. Aku tak berkata apapun. Secara perlahan kurasakan lubang vaginanya telah basah seutuhnya. Aku pun mulai menusuk jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Vaginanya tampak makin memerah saat ini.
Bu Sarah semakin keenakan. Ia mulai meraba raba paha ku saat ku tusukkan jariku ke lubang kewanitaanya itu. Lubang vaginanya masih tergolong rapat mengingat usianya yang sudah 46 tahun. Mungkin karena ia rajin berolahraga, vaginanya pun ikut terjaga.
Seiring tangan bu Sarah yang mulai meraba raba pahaku, aku pun mendekat ke arahnya dan ia langsung mendapati penisku dan meremasnya dari luar. Aku pun menikmatinya.
"Mmmphh..uuuhhhhh", desah bu Sarah. Aku makin mempercepat tusukan jariku ke vaginanya.
"Ooohhhhhhh..ahhhhhhh...uuhhhhhhh...ssstttt", desahnya dan tangannya meremas penisku sangat erat. Kini ia singkap kain batiknya sendiri menggunakan tangan kirinya yang bersebelahan dengan ku, dan muncullah payudara yang sangat ingin ku lihat.
Buah dadanya sangatlah bulat dan tidak turun kesamping. Dugaan ku lagi lagi benar, putingnya merah kehitaman. Ia meremas sendiri payudaranya. Melihat hal itu, aku makin mendekatinya. Lalu tanpa basa basi ku hisaplah payudara sambil tangan kananku memainkan vaginanya.
"Mmmpphh...aahhhhhh...ooohhhh bangg", desah bu Sarah sambil memainkan rambutku. Buah dadanya yang bulat dan putingnya yang merah kehitaman itu secara bergantian ku hisap. Sesekali ku gigit kecil dan membuat bu Sarah bergeliat seiring gigitan ku di puting payudaranya. Saat kulihat ia mulai gelisah ku tusuk jariku jauh ke dalam vaginanya dan ku hisap dahsyat putingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pijat Syariah?
Short Story[21+, Mengandung kata-kata yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan dewasa] Hai, seperti yang udah kalian ketahui dari kisahku sebelumnya, aku hanyalah seorang pemuda dari kota yang tidak terlalu besar dan sedang merintis usaha fotocopy dan percetak...