Saat itu aku pun membiarkannya, dan pergi keluar untuk makan malam. Jam 9 aku kembali kerumah setelah ngopi sejenak dan langsung menuju ke kamar untuk tidur karena mood ku sangatlah gundah saat itu. Aku masih terpikirkan kejadian tadi siang dengan bu Sarah. Disaat aku sedang termenung dan memejamkan mata memikirkan apa yang akan terjadi padaku ke depan, HP ku berbunyi dan bu Sarah menelpon! Aku pun mengangkatnya.
'Assalamualaikum buk', ucap ku membuka percakapan.
'Walaikusalam, kok nggak diangkat telponnya bang? Dari sore saya telpon tadi udah berapa kali malah', jawab bu Sarah langsung menyerangku.
'Oala, saya ketiduran pas nyampe rumah buk, kebetulan baru sampai dari toko pas ibu telpon ini aja masih diatas kasur', jawab ku berbohong padanya.
'Ah yang bener bang, atau sengaja nggak angkat ya?', tanya bu Sarah lagi.
'Beneran kok buk, kalau tidur saya emang kayak orang mati hehe', jawabku tertawa kecil.
'Alasan abang aja itu, nggak percaya saya', balas bu Sarah.
'Ini paha dan selangkangan saya masih sakit ini gimana hayo, besok pagi bisa urut nggak?', tanya bu Sarah dengan nada yang tajam.
'Aduh buk, besok senin saya buka toko, gimana ya, malam juga nggak bisa', jawab ku dan kini aku makin merasa ada yang aneh. Dalam pikiran ku pasti ia sedang mengobrol dengan suaminya di samping. Dan keesokan hari saya aku datang kesana pasti aku di hujat dan di tuduh sesuatu meraba-raba istri alim nya itu. Yang parahnya lagi, malah ada orang suruhan atau supir mereka yang sudah siaga di rumah dan memukul ku. Anjing, benar-benar orang yang salah target aku kali ini.
'Ya udah saya ke toko abang aja besok pagi gimana?', tanya nya lagi. Aduh makin takut rasanya, kebetulan ia juga tau lokasi tokoku.
'Iya bisa sih buk, tapi pagi saya rame orang, gimana nanti nggak sempat urut ibu', jawab ku dengan nada yang gemetar.
'Yakin nih nggak bisa? Masih sakit kali ini rasanya, mau di urut kayak tadi lagi bang', ujarnya. Aku pun mulai bingung. Namun pikiranku masih takut pasti itu adalah kemauan dari suaminya disamping ingin membujukku agar mau bertemu dengan istrinya.
'Yaudah deh boleh buk, ke toko aja besok', kata ku dengan hati-hati.
'Kok rada nggak yakin gitu jawabnya bang? heheh', kata bu Sarah mulai tertawa.
'Yakin kok buk, boleh ke toko aja ya', jawab ku lagi. Otakku masih terpikir jika ia itu sedang membujukku agar ingin bertemu dengannya. Dan disitu aku langsung di hantam oleh suaminya.
'Lah tegang kali bang panji kok, hehehe saya becanda bang, beneran tapi pengen di urut lagi kayak tadi, tadi aja ada yang tegang tapi nggak santai aja', ujar bu Sarah. Kini suara nya mulai seperti biasa. Aku pun makin curiga dengan gerak geriknya.
'Heheh nggak kok buk, boleh besok ke toko aja ya, saya jam 8 udah stanby kok, kalau ibu datangnya jam 8 gitu masih aman belum rame', jelas ku padanya saat itu.
'Hmm, yaudah deh, besok saya ke toko yaa', ucap nya. Lalu sesaat kemudian aku menutup telponnya. Aku sangat takut saat itu. Aku memutuskan untuk tak membuka toko besok pagi dan hanya berdiam diri di rumah. Malam itu, akibat memikirkan hal itu, aku sampai tak bisa tidur.
Pagi hari pun tiba, aku terbangun cukup pagi hari itu. Aku pun melamun mengingat hal kemarin lagi. Penisku yang sedang tegang di pagi hari itu malah makin turun kembali karena mengingat hal kemarin. Aku pun turun ke bawah dan seperti biasa menghisap sebatang rokok di belakang rumah. Pagi itu kulihat Diana sedang mencuci pakaian, ia pun bertanya padaku tumben pagi senin nongkrong dibelakang, karena biasanya aku sudah berangkat ke toko jam 7 kurang. Aku pun melupakan isi otakku dan asik melihat Diana yang sedang mencuci pakaian memakai daster dimana pahanya muncul serta mengajak ia mengobrol. Hal itu membuat penisku kembali menegang. Oh ya, aku tak berniat untuk mengganggu Diana karena ia adalah adik Om Joko, suami dari Kak Fitri tetangga dan juga saudara jauhku. Aku dan kak Fitri sudah bersetubuh 2 kali hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pijat Syariah?
Kort verhaal[21+, Mengandung kata-kata yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan dewasa] Hai, seperti yang udah kalian ketahui dari kisahku sebelumnya, aku hanyalah seorang pemuda dari kota yang tidak terlalu besar dan sedang merintis usaha fotocopy dan percetak...