5.2 Kilas balik

5 1 0
                                    

Kilas balik Damien

Damien berdiri di depan jendela kamar, menatap langit malam yang tenang. Ketenangan itu terasa hampir menipu, seolah-olah tidak ada satu pun tragedi yang pernah terjadi di dunia ini. Namun, jauh di dalam pikirannya, kenangan lama yang suram mulai menyeruak-kenangan yang selamat ini berusaha dia kubur dalam-dalam.

Flashback

Malam itu hujan deras mengguyur kota. Petir sesekali menyambar di kejauhan, menerangi langit yang gelap dengan kilatan cahaya yang tajam. Damien, yang saat itu berusia 15 tahun, sedang duduk di ruang tamu rumahnya bersama keluarganya-ayah, ibu, dan adik perempuannya yang berusia 8 tahun, Lila. Mereka sedang menonton film bersama, tertawa dan bercanda, ketika tiba-tiba suara pintu depan diketuk keras.

Ayah Damien, seorang pria yang tegap dan tegas, berdiri dan berjalan menuju pintu, wajahnya berubah waspada. "Siapa yang datang malam-malam begini?" gumamnya, sebelum membuka pintu sedikit.

Tiba-tiba, pintu didorong kuat hingga terbuka lebar. Sekelompok pria bertopeng menyerbu masuk, membawa senjata dengan wajah yang penuh kebencian. Tanpa peringatan, mereka langsung menyerang.

"Lari! Damien, bawa Lila!" teriak ayahnya dengan nada panik. Tapi sebelum Damien sempat bergerak, salah satu pria bertopeng melepaskan tembakan, dan suara ledakan senjata api menggema di seluruh rumah.

Damien melihat ayahnya jatuh ke lantai, tubuhnya berlumuran darah. Semuanya berubah menjadi kekacauan. Ibunya berteriak ketakutan, mencoba melindungi Lila yang menangis histeris. Tapi penjahat itu tidak berhenti di situ. Mereka melanjutkan serangan mereka, tanpa belas kasihan.

Dalam kepanikan dan rasa takut yang mendalam, Damien mencoba meraih adiknya, berlari keluar dari ruang tamu. Tapi dia tidak cukup cepat. Sebuah tangan kuat menariknya kembali, dan dia dilempar ke lantai dengan keras. Saat dia berusaha bangkit, pandangannya tertuju pada pemandangan yang menghantui hidupnya selamanya.

Ibunya jatuh ke tanah setelah ditembak, sementara Lila berteriak minta tolong sebelum. salah satu pria bertopeng itu mendekatinya. Waktu seakan berhenti bagi Damien. Dia tak berdaya, tertahan di lantai dengan wajah penuh ketakutan, menyaksikan keluarganya dihancurkan tepat di depan matanya.

Penjahat itu akhirnya meninggalkan rumah setelah mereka menyelesaikan tugas keji mereka. Mereka meninggalkan Damien yang masih hidup- sengaja, sebagai satu-satunya saksi. Tubuhnya lemah, tangannya gemetar saat dia merangkak menuju keluarganya, tapi sudah terlambat. Semuanya sudah berakhir.

Damien berlutut di antara mayat keluarganya, darah bercampur air mata di wajahnya. Malam itu, hidupnya berubah selamanya. Dia kehilangan segalanya keluarga yang dia cintai, kebahagiaan, dan rasa aman. Yang tersisa hanyalah kehampaan dan rasa dendam yang perlahan menggerogoti hatinya.

Kembali ke masa sekarang

Damien terbangun dari lamunannya, masih berdiri di depan jendela. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Rasa sakit itu masih ada, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu. Keluarganya mungkin sudah tiada, tapi kenangan mereka terus hidup di dalam dirinya,

Damien menghela napas panjang dan menutup matanya sejenak, mencoba menyingkirkan kenangan itu kembali ke sudut pikirannya yang gelap. Dia tahu dendam bukanlah solusi, tapi sulit untuk tidak merasa marah setiap kali kenangan itu muncul. Bagian dari dirinya selalu bertanya-tanya-siapa mereka? Dan kenapa keluarganya yang menjadi target?

Pertanyaan itu belum terjawab, tapi Damien bertekad bahwa suatu hari nanti, dia akan menemukan jawabannya. Dan saat itu tiba, dia akan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab tidak akan lolos begitu saja.

Kilas balik Marcus

**Chapter 6: Kilas Balik Marcus**

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent vanguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang