คุณหนู

44 13 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.








Katanya, menanti dengan sabar akan membuahkan hasil yang baik. Tapi, sekali lagi, katanya.


Gemini baru saja melangkah masuk melewati halaman rumah besar yang hampir satu setengah tahun telah ia tempati. Wajah sumringah Bible membuatnya ikut tersenyum.

"Katanya besok tuan muda bakalan balik."

Gemini sedikit berdebar mendengarnya. Rasa tak sabar dan ragu-ragu merayap pada dirinya.

"Lalu aku harus apa kak?" Bible tersenyum sedikit sendu. Seseorang yang ia angkat menjadi adiknya kini tengah bersedih dimatanya. Lain halnya yang terjadi pada apa yang benar-benar dirasakan Gemini. Secara tiba-tiba disukai dan akan menjadi bagian dalam rumah tuan Mile membuatnya sedikit demi sedikit berharap pada Fourth. Orang yang menawarkan bagaimana hangatnya kehidupan kekeluargaan yang selama ini tak pernah ia rasakan.


"Gemini tenang saja. Tuan Fourth pasti akan ingat lagi."

"Aku senang dia sembuh." Senyuman tulus menjadi ucapan permisi bagi Bible. Gemini berjalan memasuki kamarnya. Kamar Fourth lebih tepatnya. Ia memandang semua kemewahawan, rasa cinta dan kehangatan yang mungkin akan sirna beberapa hari kedepan. Kepulangan Fourth menjadikan dirinya seperti simalakama. Fourth dan dirinya yang mengalami kecelakaan kecil saat akan mengantar keberangkatannya ke Amerika membuatnya lupa segalanya. Melupakan janjinya yang akan terus mengabari.







***




Makan malam penyambutan kecil-kecilan untuk kepulangan Fourth baru saja rampung. Kini mereka tengah berbincang hangat. Pandangan Fourth yang menyelidik tentang keberadaan Gemini sejak tadi cukup mengganggunya. Gemini menghela napas lelah dan menatap tajam. "Apa?"


"Lo siapa sih? Kok ikut makan bareng gue sama ayah?"


"Bukan siapa-siapa."


"Lo akrab banget sama semua orang disini."


"Ya emang kenapa sih?"

Mile yang sejak tadi memperhatikan hanya terkekeh pelan. Ia melirik Bible yang juga ikut tersenyum menyaksikan perdebatan-perdebatan kecil yang terjadi.


"Jawab gue! Nama lo siapa?"


"Kepo banget! Petugas sensus?" Gemini memilih abai. Ia masih sibuk membalas grub chat kampusnya dan sesekali menjawab Fourth yang menggebu.


"Lo adiknya Bible?"

"Ya"

"Tapi kok bisa makan satu meja. Lo berarti anak pembantu gue kan? Akrab banget sama ayah lagi. Gue yang anaknya aja masih canggung."

Gemini jengah. Ia meletakkan hapenya dimeja lalu menyeringai. "Lah, gue lahir di sini. Dirumah ini. Lo yang bukan."

"Hah?" Fourth tak percaya apa yang barusaja ia dengar. Ia mengepalkan tangannya erat. "Maksud lu apa?"


"Lo itu ditemuin di depan pintu. Karna lo cengeng, akhirnya diadopsi sama tuan Mile."

"Gu-gue anak adopsi?" Mata tak percaya itu kini menatap ke arah Mile. Tatapan bak anak kucing membuat Mile tertawa lebar. Tak menyangka tentang balasan yang Gemini berikan karena tingkah Fourth yang menyebalkan.

"Ayah!"

"Ayah nggak tau. Lupa!" Mile memilih pergi sambil tertawa diikuti Bible dibelakangnya. Mendingan pergi daripada melihat pertengkaran romantis anaknya kan?


"Lo bohong kan?"



"Iya."


"Hah?" Fourth menghentak kakinya kesal. Orang ini menyebalkan.









. Tbc 😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE // GEMINIFOURTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang