Chapter 13 - Is

92 21 7
                                    

perasaan dapat menipu, dan kesedihan sering kali membuat orang melihat apa yang ingin mereka lihat, bukan kebenaran yang ada di depan mata.
-Arrow Of Vengeance-

Happy Reading🏹

Pangeran Avi, atau Caspian sebagaimana Savior memanggilnya, tergeletak tak sadarkan diri di tengah medan perang yang penuh dengan kekacauan. Darah mengalir dari luka di perutnya, bercampur menjadi satu dengan hujan deras yang membasahi tanah di sekitar mereka. Hujan yang setiap tetesnya terasa seperti pukulan bertubi-tubi, mengingatkan Savior akan kenyataan pahit yang sedang dihadapinya. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi yang tidak bisa ia elakkan lagi. Hujan terus mengguyur, namun itu tidak bisa menyembunyikan air mata yang kini mengalir di wajahnya.

Savior berusaha melindungi tubuh Pangeran Avi dari hujan, seolah-olah itu bisa mencegah takdir yang suram. Tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa waktu semakin singkat, dan situasinya semakin berbahaya. Ketika Theodore akhirnya berhasil melepaskan diri dari makhluk-makhluk yang mengepungnya, ia segera berlari ke arah Savior. Ia juga tidak lupa mengambil busur dan anak panah milik Savior yang laki-laki itu buang begitu saja.

“Ayo pergi dari sini!” desak Theodore dengan suara yang penuh urgensi, ketika ia tiba di samping Savior. Pandangan mereka bertemu, dan dalam sekejap, Theodore bisa merasakan betapa dalamnya luka di hati Savior. Hujan deras tidak bisa menyembunyikan air mata yang mengalir di wajah kembarannya itu, mencerminkan rasa sakit dan ketidakberdayaan yang tengah ia rasakan.

Namun, di tengah keputusasaan itu, mata Savior beralih ke arah Bibi Anne, yang kesakitan akibat dua anak panah yang menembus punggungnya. Meskipun Bibi Anne adalah ancaman besar, di momen itu, dia bukanlah fokus utama Savior. Ia menatapnya dengan pandangan penuh kebencian, lalu mengucapkan ancaman dengan suara bergetar.

“Sampai Caspian tidak selamat, kau benar-benar akan habis di tanganku,” katanya dengan nada tajam, melupakan sikap sopan yang selama ini ia jadikan pedoman bersikap dan berbicara.

Bibi Anne, meskipun dalam kesakitan, tidak bisa menahan diri untuk tidak menyela. “Dia Avi, bukan Caspian!” suaranya keras, mencoba menegaskan realitas yang enggan diakui oleh Savior.

“Diam!” sentak Savior dengan kemarahan yang meluap-luap. Ia tidak lagi memperdulikan wanita itu, menyingkirkan semua distraksi dan memilih untuk fokus pada keselamatan Pangeran Avi. Mendengarkan perintah Theodore, Savior akhirnya memutuskan untuk pergi. Dengan sekuat tenaga, ia mengangkat tubuh Pangeran Avi yang lemah, berusaha melarikan diri dari medan perang yang penuh bahaya.

Namun, sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu, Savior sesekali melihat ke belakang, perasaannya diliputi kekhawatiran. Ia berpikir tentang nasib Bentely dan Halfoy yang ia tinggalkan di belakang. Bagaimana jika mereka juga terluka? Bagaimana jika mereka tidak selamat?

Melihat kegelisahan di wajah Savior, Theodore berbicara dengan suara tenang dan meyakinkan. “Mereka bisa jaga diri,” katanya, mencoba menenangkan pikiran Savior yang kalut. Kata-kata Theodore merujuk pada Bentely dan Halfoy, yang diharapkan bisa bertahan dalam situasi yang berbahaya ini.

Theodore yang sebelumnya sudah menghafal peta, dengan langkah tegas membimbing Savior melalui jalan setapak yang licin dan berlumpur, menuju sebuah rumah gubuk yang terletak tidak jauh dari sana. Gubuk yang rencananya mereka gunakan untuk tujuan melarikan diri, gubuk yang kecil dan sederhana tapi cukup untuk melindungi mereka dari hujan deras yang semakin menggila. Di tempat ini, mereka berharap bisa mencari perlindungan dan merencanakan langkah selanjutnya sembari menunggu hujan sedikit reda.

Halfoy yang berdiri tidak jauh dari medan pertempuran, masih bisa menangkap bayangan Savior dan Theodore yang membawa tubuh tak sadarkan diri Pangeran Avi. Di dalam hatinya, Halfoy ingin segera menyusul mereka, tapi perhatiannya tertahan oleh Bentely yang masih bertarung sengit melawan makhluk besar berbulu lebat yang menghalangi jalan mereka.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang