If you play the video above, you will understand the atmosphere when reading it.
.
Malam yang tenang, bulan purnama menerangi halaman rumah keluarga Prabhat yang luas. Masih sama seperti yang ia ingat. Mansion ini sangat luas, sehingga untuk sampai di pintu utamanya, ia perlu menaiki mobil keluarga Prabhat yang disediakan untuk para tamu. Dengan taman yang mengelilingi mansion ini, dan jalan masuk disambut dengan pohon-pohon pinus berjajaran. Mansion itu berada di tengah, menjulang tinggi dan tampak seperti sebongkah emas yang terang beneran di tengah kegelapan.
Jesselyn baru saja tiba di rumah besar tersebut, ditemani oleh salah satu anggota staff keluarga Prabhat. Sopir itu mengeluarkan semua barang-barang Jesselyn dari jok mobil kemudian para pelayan menghampirinya membantu membawakan semua tas dan kopernya.
Jesselyn:"matur suksma" ujarnya dengan sopan diiringi kedua telapak tangan mungilnya yang disatukan sebagai tanda penghormatan. Dan para pelayan itu membalas dengan membungkuk sejenak diiringi senyum ramah kemudian berbalik berbondong-bondong membawakan barang-barangnya masuk ke dalam Mansion.
Bali, sudah bertahun-tahun ia tak kembali. Semenjak kematian keluarganya secara misterius di Jakarta, akhirnya Jesselyn kembali ke kampung kelahirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"HEIR OF FORTUNE, HEART OF THORNS": Jeongwoo Jihan
Fanfiction⎙ Visualisasi: 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐰𝐨𝐨 𝐉𝐢𝐡𝐚𝐧 ─────────── "Tahukah kamu berapa kali aku bertanya-tanya mengapa? Mengapa kamu, dari sekian banyak orang, memunggungiku? Apakah itu menyenangkan? Menyakitiku, melihatku menderita...