𝐁𝐚𝐛 𝟓: kamu masih sama

17 3 0
                                    

Kuda itu melangkah lebih cepat, dan Louis harus merangkul Jesselyn untuk memastikan keseimbangan mereka. Tangannya melingkari pinggang Jesselyn, mencengkeram tali kekang di depannya, tetapi sentuhan itu membawa perasaan yang lebih dari sekadar pengaman. Kehangatan tubuh Jesselyn, wangi samar yang selalu ia ingat, semuanya begitu menyelimuti dirinya.

Bagi Louis, ini adalah ujian tersendiri. Di balik sikap dinginnya, ada badai emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Jesselyn, gadis yang dulu ia cintai dengan seluruh hati, kini ada di sini, begitu dekat, namun begitu jauh secara emosional. Hatinya terpecah antara cinta yang tak pernah benar-benar padam dan rasa sakit karena pengkhianatan yang tak bisa ia lupakan.

Louis dengan cermat memantau setiap gerakan Jesselyn di atas kudanya. Meski ia menatap lurus ke depan, setiap getaran tubuh Jesselyn, setiap perubahan posisi kecil dari tangannya di tali kekang, terasa begitu dekat dan nyata. Di bawah pengawasan Louis, Jesselyn berusaha keras untuk menjaga keseimbangannya. Tetapi dengan Louis yang berada begitu dekat di belakangnya, kehadirannya hampir tak terhindarkan.

Di atas kuda, Jesselyn berusaha mengikuti arahan Louis. Namun, dengan sedikit pengalaman berkuda dan ketegangan yang masih terasa di antara mereka, gerakannya kaku. Kuda yang ditungganginya terus bergerak dengan irama yang tak teratur, membuat tubuh Jesselyn terangkat dan terjatuh kembali ke pelana.

"Jesselyn," suara Louis terdengar dari belakang, rendah dan berat. "Kau harus rileks. Kalau kau tegang seperti ini, kudamu akan merasakan kecemasanmu."

Jesselyn menggigit bibirnya, menyadari kedekatan yang tak terhindarkan. "Louis, aku... aku minta maaf. Aku benar-benar tidak terbiasa," suaranya terdengar cemas, nyaris bergetar. Ia merasa malu sekaligus canggung, terutama karena setiap gerakan kudanya seolah mempertemukan tubuh mereka, meski secara tidak disengaja.

Louis menelan ludah, merasakan sentuhan lembut dari Jesselyn yang tanpa ia duga memicu gelombang perasaan yang membingungkan. Sekilas, tatapannya melembut, namun ia cepat-cepat menundukkan kepala, berusaha menghilangkan apapun yang ia rasakan. Sebagai seorang pria yang terbiasa menyembunyikan emosinya di balik kontrol ketat, situasi ini membuatnya sedikit goyah.

"Tidak apa-apa," ujar Louis dingin, meski suaranya sedikit lebih serak dari biasanya. Ia menggertakkan giginya, mencoba menahan diri. "Tetaplah fokus. Jika kau kehilangan keseimbangan, kuda akan merasakannya, dan itu akan membuatmu semakin sulit untuk mengendalikannya."

Jesselyn, di sisi lain, merasa semakin gugup. "Aku mencoba, Louis, tapi-" ucapnya dengan suara yang semakin cemas. "Aku tidak ingin jatuh." Kekhawatiran jelas terdengar dalam nada suaranya.

Louis menarik napas dalam-dalam, menahan amarah dan perasaan-perasaan yang campur aduk. "Kau tidak akan jatuh." katanya tegas. Ia mendekatkan kudanya ke arah Jesselyn, tangannya secara otomatis terulur untuk memegang pinggang Jesselyn dengan mantap, memastikan dia tetap seimbang di atas kuda. Ketika tangannya menyentuh pinggang gadis itu, Louis merasakan detak jantungnya semakin cepat, tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap fokus.

"Kau harus tenang." bisiknya, suaranya berubah menjadi lebih lembut, nyaris pelan. "Ikuti irama kudanya. Jangan melawan. Rasakan gerakannya."

"Aku sudah berusaha." ucap Jesselyn, suaranya terdengar goyah, namun dia tak bisa menahan diri untuk menyuarakan keraguannya. Ada ketakutan yang lebih dalam dari sekadar kegagalan belajar berkuda-ada ketakutan bahwa mereka berdua, tak peduli seberapa dekat secara fisik, tidak akan pernah bisa benar-benar menyembuhkan luka di hati masing-masing.

Louis tetap diam sejenak, kemudian menjawab dengan nada yang lebih lembut daripada biasanya. "Kau melakukan lebih baik dari yang kau kira."

Dia menatap Jesselyn sejenak, melihat raut wajahnya yang cemas namun cantik dalam sinar senja. Dalam momen itu, Louis merasakan sesuatu yang tak dapat ia jelaskan, perasaan yang membuatnya merasa rapuh namun kuat di saat bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"HEIR OF FORTUNE, HEART OF THORNS": Jeongwoo JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang