Warning!
Cerita ini hanya fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan real life***
"Nih, hapus air mata lo."
Tanpa ragu Salma menerima sapu tangan dari Roni, ia menyeka air matanya tapi sesaat raut wajahnya berubah heran.
Menyadari tatapan gadis itu padanya membuat Roni menjadi risih, "Kenapa? Terpesona lo sama kegantengan gue?" celetuknya.
"Dih, pede!" ketus Salma diikuti dengan dahinya yang mengernyit, "Lo kenapa punya sapu tangan?"
"Ya emang kenapa, gak boleh?" Roni balik bertanya.
"Gue nanya serius!" ucapnya.
"Nemu diselokan yaudah gue cuci, siapa tau ada yang butuh eh ternyata orangnya elu."
Jawaban Roni yang enteng berhasil membuat Salma melemparkan sapu tangan itu ke wajah tampannya.
"Kurang ajar lo!"
***
"Paul bangun!" tegur Nabila.
"Bangun!" gadis itu menepuk-nepuk bahu lelaki itu dengan sebuah buku.
Usaha Nabila akhirnya berhasil, Paul terusik dan perlahan membuka matanya. "Udah pulang?" tanyanya dengan suara serak.
"Baru juga bel masuk, suka banget sih tidur dikelas," gerutunya.
Paul menyengir, "Selain suka ketiduran, aku juga suka lupa kalo kita cuma temen doang."
Nabila terdiam.
Berbeda dengan Roni yang terkekeh mencairkan suasana. "Masih pagi bro jangan galau," sahutnya.
***
welcome back di ceritaku yg ketiga😃 gimana part ini, lanjut?
selain ditiktok, aku jg aktif di ig, klo yg mau temenan yuk gas kesana @its.starri
- 19.10.24 -
KAMU SEDANG MEMBACA
PANAROMA
Teen FictionNaik ke kelas 11 seperti tak ada perubahan dalam diri Roni. Sikapnya masih sama, suka terlambat, tidur dikelas, bolos bahkan tak mengerjakan tugas. Paul yang digadang-gadangkan menjadi good boy pun ikut terbawa ajakannya. Hingga satu waktu, mereka k...