2

201 21 0
                                    

Gemerincing gelang kaki memenuhi lorong. Terlihat gadis remaja berlari dengan senyum riang yang menghiasi wajah cantik nan anggunnya. Segala perhiasan yang di kenakannya pun tampak menjadi lebih berkilau akibat sinar gadis itu. Sifatnya yang disenangi semua kalangan membuat sosok itu nyaris sempurna.

Tak ayal hewan pun akan jinak padanya karena kemurnian gadis itu yang memancarkan aura menyenangkan bagi sekitarnya.

࣪˖ 𝗿ɘ𝗽ׅᧉɑ𝘁❕𓂃

"Tuanku, tuanku! Lihatlah, putri kita akhirnya membuka matanya." Itulah yang terdengar begitu Rosura membuka matanya.

Drap drap drap

Kini berganti menjadi suara langkah yang terburu-buru.

Rosura bertanya-tanya apa yang terjadi sekarang. Otaknya mulai memikirkan hal buruk, apakah saat ini dirinya terkena stoke karena kecelakaan itu?
Sebab ia merasa pergerakannya terbatas.

Tapi entah kenapa rasanya ada yang aneh.

"Anakku! Akhirnya anakku membuka matanya. Lihatlah Yashika, doa kita selama sebulan ini tak sia-sia."
Kedua orang yang tampaknya adalah suami istri itu terlihat meniktikkan air matanya.

Rosura terkejut. Bukan karena ucapan mereka tapi karena perawakan mereka yang sangat besar. Seperti raksasa.

Setelah itu, dari percakapan mereka dapat Rosura simpulkan bahwa kini dirinya bukan lagi Rosura, tetapi Dayita.

Yap, benar. Ia telah terlahir kembali. Akan tetapi ke masa lalu. Saat Dayita lahir tak ada suara tangisan bayi, bahkan matanya terbuka saja tidak. Awalnya mereka kira Dayita lahir dalam keadaan mati, tetapi melihat napasnya masih berhembus juga nadinya yang berdetak, mereka pun tak jadi menyimpulkan hal buruk itu.

Mengetahui hal itu, Rosura menangis dalam wujud bayinya. Meski hanya melihat sekilas Rosura tau di masa ini semua masih dilakukan secara manual. Rosura atau yang saat ini adalah Dayita memikirkan akan seperti apa masa depannya nanti. Apakah dirinya bisa beradaptasi pada masa dimana orang-orang masih sangat brutal ini?

Yah, berdoa saja semoga Dayita bisa.

࣪˖ 𝗿ᧉ𝗽ׅɘɑ𝘁❕𓂃

Remaja yang tadinya berlari itu kini berhenti di perkebunan yang tanamannya ia pilih dan tanam sendiri. Dia tersenyum menatap kebunnya. Disana ditanami banyak tumbuhan yang nantinya akan ia gunakan sebagai bahan untuk perawatannya di masa ini. Tak sia-sia di kehidupan lalu dirinya beberapa kali bereksperimen, kini pengetahuannya dapat ia gunakan. Meskipun masih sering gagal dan tak sesuai ekspektasi, setidaknya beberapa berhasil dan sangat berguna bagi kesehariannya.

Dan untungnya pada masa ini keadaan lingkungan dan udara tak seperti di masa depan. Udaranya masih sangat bersih dan sejuk. Kecuali jika di gurun, tentu saja akan terasa panas. Gaya hidup pada masa ini pun sangat sehat, tak ada makanan cepat saji maupun makanan kaleng.

Tak ada ponsel pun tak masalah, karena di kehidupan sebelumnya ia bahkan pernah tak menyentuh ponselnya saat liburan di desa bersama kana.

Sebenarnya karena ponselnya rusak dalam perjalanan.

Tapi ia tak merasa terlalu keberatan saat itu. Yah, memang tak bisa disangkal jika terkadang rasanya memang membosankan. Saat ini pun dirinya juga beberapa kali merasa begitu.

Repeat! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang