Sudah seminggu sejak kepulangan Rosura dari penjelajahannya. Dan sebentar lagi ia akan kembali kepada rutinitas perkuliahannya karena libur semester akan segera berakhir.Rosura baru saja keluar dari bilik kamar mandi dengan menggunakan bathrobe juga handuk kecil diatas kepalanya. Ia berjalan kearah meja riasnya dan mengambil hair dryer kemudian menyalakannya. Di tengah kesibukannya secara tak sengaja sikunya menyenggol sesuatu.
Bruk
Sebuah kotak kayu terjatuh, foto-foto yang ia simpan di dalam kotak tersebut pun ikut berserakan. Rosura mematikan hair dryer nya kemudian mengambil kotak tersebut. Tak lupa memungut foto-foto yang berserakan.
Tak langsung menaruh kembali kedalam kotak, Rosura memilih berbaring di kasur sambil memandangi foto-foto itu. Itu adalah foto dari tulisan kuno yang ia temui, Rosura sudah menanyakan pada tour guide nya juga ahli tempat tersebut, tetapi mereka bilang mereka tidak tau. Karena tulisan itu adalah bahasa yang sudah punah. Jadi tidak ada yang tau apa arti dari tulisan-tulisan itu.
Drrrrrrrrttttt drrrrrrrttt
Rosura memandang kearah getaran disampingnya, getaran itu berasal dari ponselnya.
Kana calling...
Melihat nama penelpon yang terpampang itu, Rosura segera mengangkatnya.
"Halo" Kata Rosura.
"Sura, jadi kan karaokenya?"
"Jadi dong, masa ga jadi."
"Yaudah aku otw tempat kamu nih."
"Oke, aku siap-siap dulu."
"Dih, jadi dari tadi ngapain. Masa baru siap-siap."
"Aku baru selesai mandi tau. Udah deh aku tutup ya, nanti ga siap-siap nih."
"Yaudah, sana dandan yang cantik. Biar makin banyak yang suka."
Rosura terkekeh mendengar perkataan temannya itu."Iya-iya, bawel. Udah ya byee."
"Byee, mwahh" Ucap kana kemudian mematikan teleponnya.𝅄 ׂ 𓈒 - ⏜ ꯭ ๋.
"Tau ga sih? tempat yang kita datengin minggu kemarin." Ucap Kana yang sedang menyetir.
"Yang mana?" Tanya Rosura.
"Kamar yang dalemnya ada kamar lagi itu loh, yang kamu foto-fotoin. Katanya itu kamar Pangeran Aryan."
"Loh iya? pantesan kamarnya beda sendiri. Ga heran sih, kan dia anak kesayangan Raja. Kamu tau darimana?" Rosura berucap sembari memoles liptint di bibirnya."Kata tour guide kita kemarin." Jawab kana, mobilnya kini sedang berhenti karena lampu lalu lintas sedang berwarna merah.
"Ih, cieee. Kalian masih chattingan? keliatan sih dari kita masih di sana aja udah ada bibit-bibitnya." Ucapnya menggoda dengan mencolek dagu Kana.Kana merotasikan matanya.
"Bobat bibit apaan. Gajelas banget. Tuh ada anak kecil jual mawar di depan, samperin gih. Rosura kan malaikat tak bersayap." Ucap kana mengalihkan pembicaraan.
"Apa hubungannya coba sama malaikat tak bersayap. Kamu yang ga jelas." Bantah Rosura.Kana terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu. Sebenarnya perkataan Kana bukannya tanpa sebab, Rosura sangat perduli terhadap sekitar sampai terkadang menyusahkan diri sendiri. Meski begitu Rosura juga tak mudah dimanfaatkan karena sikapnya yang tegas.
"Iya deh, terserah. Lagian kamu emang suka mawar kan." Ucap Kana.
"Iya, sih. Tapi kok adek itu ga kesini ya. Diem aja disitu." Ucap Rosura sambil melihat bocah yang sedang duduk di pinggir jalan itu.
"Samperin aja." Balas Kana.
"Yaudah." Rosura pun turun dari mobil dan berjalan menuju anak kecil yang kini sudah berdiri, tampak akan menyeberangi jalan.Saat anak itu akan menyeberangi jalan Rosura melihat sebuah mobil melaju kencang. Rosura pun spontan berteriak.
"DEK AWAS!!!" Ia berlari menuju bocah itu untuk menariknya, tertangkap. Rosura menarik kerah baju anak itu ke belakang, tetapi ia tidak sempat mengelak sehingga mobil itu pun menabrak Rosura hingga terpental beberapa meter. Mawar-mawar yang dipegang anak tadi pun ikut berserakan terseret mobil dipanjang jalan karena terlepas dari genggamannya.Sekujur tubuh Rosura sakit. Di sisa-sisa kesadarannya ia melihat Kana turun dari mobil dan berlari menghampirinya.
"SURA!" Teriaknya.Nampak orang-orang juga mulai mengerumuninya.
"Panggil ambulans."
"Iya, ini lagi aku panggil."
"Cepat telepon polisi. Yang numbur kabur."
"Merinding, kejadiannya di depan mata gue banget."
"Gilaa."
"Minggir woy!"Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan dari orang-orang di sekitarnya. Kana bersimpuh disamping Rosura. Tangan gemetarnya yang akan memegang kepala Rosura tertahan diudara karena takut akan semakin menyakiti sahabatnya itu. Tangannya pun beralih menyentuh satu tangan Rosura.
"Sura, jangan tutup mata dulu. Tahan Sura, please. Sebentar lagi ambulans pasti datang." Ucap Kana panik dengan air mata yang membanjiri wajahnya.
Mata Rosura saat ini terasa berat, kepalanya sangat pusing dan pandangannya menggelap. Telinga nya pun sedari tadi berdenging yang mana membuatnya semakin tak tahan.
Hingga saat matanya benar-benar akan tertutup Rosura melihat setangkai bunga teratai jatuh entah darimana asalnya. Kesadaran Rosura hilang bertepatan dengan mendaratnya bunga tersebut di dadanya.
𓄹 🪷🌷 𓂃 ʺ
To be continue
Buat next chapter harap bersabar ya^^
Aku udah ada idenya tapi bingung numpahin pikiran aku ke tulisannya gimana. Seharusnya chapter ini up bareng next chapter tapi menurut aku kelamaan. Jadi mending satu-satu aja.Jangan lupa tandai jika ada typo, kesalahan kata maupun tanda baca. Thanks for reading!

KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat!
Narrativa StoricaBagaimana jika sosok yang keberadaannya tak pernah tertulis dalam sejarah, ternyata adalah pemilik kisah paling kelam sebelum terjadinya peristiwa pemusnahan ketidak benaran secara besar-besaran. - "Pakailah dia jika kalian mau. Tetapi jangan biarka...