4

170 17 1
                                    

Hari ini pekerjaanku di rumah sakit lebih banyak dari biasanya. Karena beberapa perawat disini mengambil cuti. Mau tak mau akulah yang mengambil alih tugas mereka.

Beberapa dokumen tentang informasi para pasien tertumpuk rapi di meja kerjaku. Meskipun tidak banyak tetap saja aku harus teliti memeriksanya satu persatu.

Saat tengah sibuk memeriksa dokumen-dokumen itu tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar ruang kerjaku. Segera aku membuka pintu itu. Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang ada dihadapanku saat ini.

"Sen-sei? Ada perlu apa?"

"Ini sudah waktunya makan siang." Ujarnya sembari menunjukkan sebuah bento berukuran sedang.

"Eh benarkah?" Aku melirik kearah jam dinding. Dan memang waktu menunjukkan jam makan siang.

Ini mendadak sekali, sejak dia bicara jujur tentang perasaannya padaku. Bahkan aku tidak terpikir soal ini. Kuakui ini manis.

"Kau tidak perlu repot-repot mengunjungiku sensei. Bukankah kau sendiri punya kesibukan?"

"Ya memang aku punya kesibukan, tapi apakah salah jika aku mengajakmu makan siang bersama?"

Kata-katanya itu sangat benar, aku tidak menjawabnya lagi. Akupun memutuskan untuk ikut makan siang bersamanya.

Kami melangkah menuju taman yang dekat dengan rumah sakit, di sana juga terdapat sebuah tempat untuk sekedar bersantai.

"Disini?" Tanyanya saat sampai disebuah bangku piknik.

Aku mengangguk. Dia menaruh bento itu di meja, dan mulai membukanya memperlihatkan isi dari bento itu. Itu terlihat sangat enak.

Aku yang tadinya tidak terlalu lapar, kini mulai benar-benar merasa lapar. Tanpa sadar aku menelan air liur ku sendiri.

"Aku lupa tidak membawa air minum, aku akan segera,"

"Sensei, aku membawa botol minum. Aku akan mengambilnya. Itu cukup untuk kita berdua." Aku segera berinisiatif untuk mengambil botol airku. Tidak enak jika dia yang menyediakan segalanya.

"Kalau begitu baiklah maaf sudah merepotkanmu." Ujarnya. Aku segera berlari kembali menuju ruanganku.

***

Aku pikir ini hari yang bagus untuk mengajaknya makan siang bersama. Karena memang aku tidak tahu harus memulai dari mana jika aku ingin mendekati seorang gadis.

Ya meskipun aku sering membaca novel romansa. Tapi itu akan terlihat seperti bukan diriku jika aku mengikuti apa yang ada di novel.

Aku segera menyiapkan makanan, aku berharap masakanku ini enak. Dan dia menyukainya.

Setelah selesai menyiapkan makanan dan sudah memuatnya kedalam bento. Aku segera bersiap karena ini sudah hampir masuk jam makan siang. Aku harap kali ini tidak terlambat.

Segera aku pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Aku mencari-cari dimana keberadaan Sakura. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu ninja medis di sana.

"Permisi." Kataku.

"Iya, ada perlu apa?" Jawab ninja medis itu.

"Aku mencari salah satu ninja medis disini. Namanya Haruno Sakura."

"Ah Haruno-san, dia sedang berada di ruangannya. Lurus saja di lorong ini. Lalu di sebelah kiri ada ruangan Haruno-san." Ninja medis itu menunjuk sebuah lorong.

"Terima kasih."

Dia mengangguk lalu segera berlalu, aku mulai menelusuri lorong itu sampai aku terhenti tepat didepan ruangan yang ada di sisi kiriku.

KAKASAKU : NearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang