Part 37 Hanya Dalam Sekejap
Lily menggigit bibirnya demi menahan kengerian yang mulai melingkupi perasaannya. Pegangan pada ponselnya melorot, suara teriakan orang masih terdengar dari video yang terputar di layarnya.
Orchid Apartment. Gedung tempat Barron tinggal kebakaran tepat beberapa menit setelah Cave meninggalkan ruangannya. Dan itu bukanlah sebuah kebetulan.
Tubuh Lily meluruh, jatuh terduduk di kursinya dan seluruh tenaganya menguap seketika. Cave bisa segila itu, dan bisa lebih gila lagi jika ia tak bisa memenangkan perasaan pria itu lagi. Temperamen pria itu sangat buruk, bahkan ketika hubungan mereka berjalan dengan lancar. Apalagi sekarang.
Dengan pikiran yang semakin tak karuan, Lily berusaha fokus mengurus pekerjaannya hingga dua pengawal Cave datang jam 12 untuk menjemputnya dan membawanya ke kantor pria itu. dan seolah tak ada apa pun yang terjadi, seolah tak ada pembicaraan tegang mereka tadi pagi. Cave mengambutnya dengan senyum semringah. Memeluk dan mengecup keningnya seperti biasa. Keduanya makan dengan penuh ketenangan. Yang membuat Lily semakin merasa was-was. Memikirkan rencana apa yang mulai disusun Cave untuk menghukumnya.
Sampai dua minggu kemudian, ia mendapat kabar tentang masalah yang mulai berdatangan pada bisnis Barron. Suplayer yang tiba-tiba mengundurkan diri, memutus kontrak secara sepihak dan tak lagi memasok barang-barang untuk Izzan Company. Bukan hal yang sulit bagi Cave untuk menghancurkan Barron Company dalam jentikan jari. Sama seperti pria itu memberikan CC padanya.
Lily mendatangi ruang kerja Barron yang tampak berantakan, tetapi tidak ada pria itu di sana.
“Beliau langsung menemui suplayer terbesar yang tiba-tiba membatalkan pengiriman tadi pagi dan belum kembali hingga sekarang.” Penjelasan itu yang dikatakan oleh sekretaris Barron. Membuat perasaan wanita itu semakin campur aduk.
Lily terduduk di sofa, melihat koper kecil yang ada di samping sofa. Selama dua minggu ini, Barron pasti sibuk menyelesaikan masalah-masalah yang datang, sementara dirinya tak bisa menghubungi pria itu karena tak ingin membuat Cave bertindak lebih jauh dari kebakaran di apartemen Barron. Tetapi lihatlah yang terjadi, Cave benar-benar berniat membayar perbuatan mereka.
“Lily?” Suara dari pintu membuat wanita itu menoleh.
“Cindy?” Pandangan Lily beralih pada tas bepergian yang ada di tangan wanita itu. “Kau tahu semua ini?”
Cindy tampak menghela napas sejenak sebelum kemudian bergabung duduk di samping sang sahabat. “Barron melarangku memberitahumu.”
“Semua ini perbuatan Cave.”
“Kebakaran itu juga. Itulah sebabnya dia melarangku memberitahumu.”
Lily tak tahu harus mengatakan apa. Ada terlalu banyak penyesalan yang memenuhi dadanya, tetapi sekarang semua itu tak ada artinya. Tak ada cara untuk memperbaikinya.
“Apa kau tak bisa membujuknya untuk melepaskannya?”
Lily menggeleng, rasa panas mulai menjalar di kedua matanya. “Aku tak tahu. Dia selalu sensitif setiap kali mendengar nama Barron. Aku tak tahu kapan semua ini akan berakhir.”
“Obsesinya benar-benar menggila, Lily. Terobsesi saja sudah cukup mengerikan, tapi ini benar-benar di luar nalar. Aku benar pernah mengatakan kalau dia memang sakit, kan? Dia memang sakit.”
Lily tak terlalu mendengarkan.
“Situasi kita berbalik hanya dalam sekejap. Bahkan sejak awal situasi kita tak pernah sebanding dengannya.” Suara Cindy mulai bergetar. Menelan ludahnya yang terasa pekat. “Sekarang aku mencemaskanmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance
RomanceLily Rose, menggunakan kehamilannya untuk masuk ke dalam keluarga Zachery. Menjerat sang pewaris tahta Zachery Corporation, Cave Zachery. Demi membalaskan dendamnya pada ibu Cave. Yang bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Saat kedokny...