51. Belang Monica

117 45 11
                                    

Part 51 Belang Monica

“Dia ingin hamil dan mengandung anakmu.Jadi dia mendatangi dokter kandungan Lana dan mengancam dokter Lana untuk ... hmm kau tahu prosedurnya.” Ronan tak perlu menjelaskan lebih detail lagi. “Apa kau memberitahunya tentang hal ini?”

Cave mendelik. “Kau sudah gila? Untuk apa aku mengatakan urusan ranjangku dengannya? Dan bagaimana dia tahu tentang ini?”

Ronan hanya mengedikkan bahu. Tak ada orang lain yang ada di pikiran mereka, kan?

“Kenapa semua hal yang terjadi selalu berhubungan dengan mamaku?” sergah Cave lebih kepada diri sendiri. 

“Pecat dia sekarang juga!” Cave bangun berdiri. Urat-urat di wajahnya tampak menonjol. Amarahnya berhasil tersulut dan berkobar membakarnya hidup-hidup. Seolah belum cukup semua kegilaan yang dilakukan oleh sang mama pada hidupnya. Pada hidup Lily. Yang sekarang juga berimbas pada putri mereka. Kepalanya benar-benar terasa penuh dan hampir meledak.

“Aku juga akan melakukannya, tapi karena tiba-tiba kau datang dengan keadaan istrimu yang kritis sementara tidak ada dokter kandungan yang sedang bertugas, jadi dia harus …”

“Kau pikir aku akan membiarkan nyawa istriku berada di tangan pengkhianat seperti dia?!”

“Oke.” Ronan manggut-manggut. “Hanya dia atau …”

“Semua yang terlibat dengan hal itu.”

“Meski dia sengaja memanipulasi program tersebut?”

“Aku tak peduli.” Mata Cave memicing tajam. Seolah Ronan adalah samsak amarahnya saat ini. “Di mana mamaku sekarang?”

“Di rumah. Juga Monica. Aku sudah memastikan penjaga keamanan tidak membiarkan mereka keluar dari rumah.”

“Aku tidak bisa meninggalkan rumah sakit. Jadi pastikan saja tidak ada yang lolos dengan kejadian ini. Aku tak akan melepaskan siapa pun yang terlibat.”

Ronan mengangguk. Mengambil kantong yang tadi diletakkannya di lantai. “Bersihkan dirimu sebelum menemui Lily. Dia akan segera dipindahkan ke ruang perawatan.”

***  

“P-perutku?” pekik Lily begitu menyadari kekosongan di perutnya. Tersendat oleh keterkejutan yang begitu besar. Kesadarannya baru saja kembali dan baru selesai menelaah rasa pusing di kepalanya. Menemukan dirinya berbaring di ranjang rumah sakit dan Cave yang duduk di samping ranjangnya. 

“Dia baik-baik saja.”

“Apa?”

“Dia harus dilahirkan lebih awal. Berat badannya di bawah normal dan harus dirawat intens di dalam inkubator. Tetapi keadaannya baik-baik saja.”

Kelegaan segera memenuhi dada Lily. Mulai bernapas dengan lebih tenang dan matanya terpejam. Genggaman tangan Cave di tangannya semakin kuat, dan ia merasakan keamanan dengan sentuhan tersebut. Mengabaikan keharusan sikapnya pada Cave di situasi saat ini. Cave akan melindungi anak mereka. Hanya itu yang terpenting.

“Apa ada yang ingin kau katakan?”

Mata Lily perlahan terbuka. Menatap Cave ketika ingatan terakhirnya kembali berputar di kepalanya.

“Siapa yang datang ke apartemen?”

Lily terdiam.

“Aku melihat mobil mama terparkir di basement. Apa mamamu …”

“Kau kehilangan ponsel atau rekaman CCTV yang dihapus?”

Cave tak menjawab.

“Atau keduanya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang