10. 열 (yeol)

198 41 1
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

***

Pagi ini Lalisa bangun sedikit lebih awal. Biasanya ia akan bangun setelah para pelayan sudah selesai menyiapkan segala hal yang akan ia pakai setelah mandi. Mulai dari pakaian hingga hiasan kepala akan langsung ia temui, terpajang rapih pada sebuah gantungan kayu yang ada di dalam kamarnya. Namun kini, bahkan sebelum matahari naik ke tempatnya akan bertahta seharian nanti Lalisa sudah membuka mata.

Semalam ia tidak bisa tidur. Ia tidak bisa tidur karena tiba-tiba rindu dengan ibunya dan berakhir menangis hampir sepanjang malam.

"Ah, wajahku pasti bengkak sekarang." Suaranya serak dan hidungnya tersumbat karena udara terasa amat dingin sejak semalam.

Kemarin saat ia kembali ke toko buku dimana ia meninggalkan Yeom, kakaknya itu sudah tidak lagi terlihat dimanapun. Ia bertanya pada si pemilik toko yang mengatakan bahwa Yeom langsung pergi saat tidak bisa mendapati adiknya dimanapun. Si penjaga toko mengatakan kalau Yeom pergi begitu saja, wajahnya terlihat sangat panik hingga meninggalkan setumpuk buku yang sudah ia pilih selama berpuluh-puluh menit. Di antara banyaknya buku yang Yeom pilih, Lalisa semakin merasa bersalah saat melihat buku bersampul kuning cerah yang akhirnya Yeom temukan setelah berpuluh menit mencari.

Karena belum hapal jalan pulang, yang bisa Lalisa lakukan setelah mendengar jawaban si pemilik toko hanyalah menungguh sambil berharap Yeom akan kembali untuk menjemputnya.

Lalisa berjongkok di depan toko sambil terus merutuki dirinya. Ia meratap, membayangkan Yeom tak akan kembali dan dirinya akan berakhir menjadi gelandangan lalu mati kelaparan.

Cukup lama ia menungguh sambil menggambar di atas tanah menggunakan ranting pohon kering yang ia temukan. Lalisa hampir menangis jika saja suara langkah yang memburu tidak terdengar mendekat ke arah dirinya berada hingga membuat ia langsung berdiri dengan sigap. Lalisa tidak berhenti berdoa agar langkah-langkah itu adalah milk Yeom, kakaknya.

Degup jantung Lalisa memburu seraya menunggu sosok itu terlihat, dan dadanya terasa langsung akan meledak lega saat melihat wajah-wajah familiar yang juga terlihat kaget bercampur lega ketika melihat keberadaannya. Ibu dan kakaknya terlihat langsung menangis saat berjalan mendekatinya bersama Ryu dan juga seorang penjaga rumah yang wajahnya Lalisa kenali. Keduanya terlihat tak kalah kacau dengan bintik-bintik keringat yang membasahi dahi mereka.

"Oh tuhan, aku kira kau hilang. Aku lalai menjagamu Bin-ah, maaf. Maafkan aku." Yeom menangis tergugu sambil memeluknya hingga Lalisa semakin dirayapi dengan rasa bersalah.

Berbeda dengan Yeom yang menunjukkan rasa khawatirnya sambil meminta maaf karena menganggap dirinya sendiri lalai menjaga sang adik, Seowoo malah memarahi Lalisa. Sambil menangis. Seowoo terus memarahi Lalisa dan berulangkali mengatakan kalau ia akan menghukum putrinya karena telah membuat semua orang khawatir.

Lalisa sama sekali tidak merasa takut apalagi kesal saat Seowoo memarahinya. Ia tau kalau rasa marah itu muncul karena kumpulan rasa khawatir yang tak terbendung. Bagaimanapun sosok Hui Bin asli, putri satu-satunya keluarga Jang, pernah tiba-tiba tak sadarkan diri dan saat sadar malah bertingkah aneh dan melupakan banyak hal.

Back To JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang