Vanesa tersenyum senang, sangat senang sampai dirinya berjalan dengan melompat saat kembali ke rumah. Bulan yang lalu dirinya sudah sidang dan dinyatakan lulus, dan semua administrasi serta berkas-berkas miliknya telah ia urus di kampus, maka jika dirinya baru pulang dari wisuda saat ini, keperluan untuk studi S2 telah selesai.
Vanesa genggam dengan erat gagang koper miliknya, lalu ia pun segera kembali keluar untuk menuju bandara, tujuannya adalah menuju ke Indonesia.
2 bulan berlalu...
Irfan keluar dari ruangan kerja miliknya, dengan tergesa-gesa dirinya berlari tak memperdulikan apapun hanya untuk memberitahu sesuatu yang telah terjadi, lalu langkahnya pun berhenti kala mendapati Tyas, tanpa menunggu waktu lagi Irfan segera berbicara dengan raut wajah yang begitu khawatir “Tyas?” panggil Irfan
Dan Tyas pun menoleh, dirinya lalu tersenyum dan menjawab dengan tenang “Ya? Kenapa, Fan?” tanyanya
“Lo siap-siap cepet, abis itu langsung ke loby, gue tunggu disana sama Malik dan Indah ya” ujar Irfan dengan cepat
Kening Tyas mengerut menunjukan bahwa dirinya sedang bingung, ia tatap Irfan yang baru ia sadari bahwa laki-laki itu bergitu terlihat khawatir “Gue masih kerja-“
Irfan segera menggeleng, ia lalu menyela perkataan Tyas yang sanggup membuat jantung Tyas berhenti detik itu juga, tentang “Urusan kerjaan gampang, gue atasan lo ini, semuanya terserah gue, toh deadline juga masih jauh. Yang lebih penting tuh Anes, gue baru dikasih tau Malik kalo Anes kecelakaan”
Deg.
Kedua mata Tyas membola, gerakannya benar-benar berhenti, ia lalu dengan cepat mengangguk dan mulai membereskan barang-barangnya.
“Lo tau mobilnya Malik kan? Nanti langsung masuk aja kesana oke? Cepetan ya, kita nunggu lo” dengan begitu Irfan pun mulai menghilang dari pandangan mata Tyas
Dan tanpa menunggu yang lain setelah dirinya selesai dengan barang-barangnya, Tyas dengan segera juga menyusul Irfan yang sudah pergi terlebih dahulu.
Ada banyak pertanyaan di kepalanya saat ini, Tyas sedang menunggu Cipto dan Ririn yang baru saja dipanggil untuk berbicara dengan dokter yang baru saja menangani Vanesa, lalu sama halnya dengan Tyas, semua sahabat Vanesa pun tak bisa tenang.
“Kapan Eca pulang? Kan dia lagi di Jerman? Terakhir kali gue tanya ke Tante Ririn dia lagi sibuk ngurus wisudanya” gumam Tyas yang masih bisa Malik dengar
Lalu laki-laki itu pun menatap Tyas dengan sendu, lalu istrinya pun begitu, Indah segera menghampiri Tyas dan memeluknya dari samping sembari menjelaskan “Anes mau ngasih suprise ke lo, dia udah ada di Indonesia selama kurang lebih 2 bulan, tujuan dia kesini lebih awal tuh mau buktiin sendiri kalo lo udah berubah. Anes bilang, dia mau ngeliat perubahan lo langsung bukan cuma denger dari kita aja. Makanya dia terbang ke sini jauh-jauh hari cuma buat lo”
Penjelasan dari sang istri itu diangguki oleh Malik, lalu dirinya pun meneruskannya “Dan hari ini ulang tahun lo kan? Dia tuh udah semangat buat nyambut lo nanti di perayaan ulang tahun lo, tapi yang kita ga nyangka adalah takdir yang buat Anes kecelakaan kayak gini”
Setelah mendengar semua penjelasan ini, lalu Tyas harus apa?
Lama tidak merespon Malik dan Indah, lebih dulu kehadiran Cipto dan Ririn merebut atensi Tyas. Hati dan fikiran Tyas yang semula tidak tenang, kini bertambah keruh saat mendengar tangis dari Ririn yang tak kunjung mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance (Short Story) GxG
General FictionBoro-boro kisah percintaan sesama jenis berjalan mulus. Vanesa saja menahan rasa sakit mati-matian karena cintanya tertolak. Ditambah yang menolaknya adalah Tyas. Oh tidak mungkin, sudah jatuh, tertimpa tangga pula namanya. Tyas yang sering memperma...