Berbulan-bulan sudah Vanesa lewati untuk membujuk Tyas agar berubah, lalu karena hal ini pula berbagai penolakan dan berbagai rasa sakit Vanesa rasakan. Tapi lihatlah dirinya sekarang, menyerah? Oh belum kawan.
Tyas saja sampai jengkel, sudah tidak mau berurusan lagi sampai cape hati untuk menanggapi Vanesa, jadilah dirinya membiarkan Vanesa pergi kemanapun ia pergi, tanpa mau menganggap keberadaannya sedikitpun.
“Apa? Bukannya lo udah ga mau diewe lagi ya? Ngapain dateng ke kita?” salah satu dari mereka menatap sinis ke arah Tyas
Tyas hanya tersenyum lalu dengan centil duduk di pangkuan Dewa “Ih, bukan gitu, kalo hari ini kalian mau cicipin gue pun ayo aja. Udah lama juga kan?” sambil mengelus rahang tegas milik Dewa
Dewa tersenyum merasa menang, ia lalu meletakan tangan besarnya dia atas paha Tyas yang terbuka itu karena hanya memakai rok yang sangat sangat pendek “Uh, boleh banget, sayangnya gue udah janji sama Feni hari ini”
Tyas menggeleng dengan santai, ia lalu mengusap dada Dewa dengan lembut dan berbicara “Ga masalah kan kalo lo masukin gue bareng sama Feni? Gue sih ga masalah kalo harus Threesome. Udah biasa juga kok kalo harus lebih dari itu”
Dewa menatap teman temannya yang lain, lalu saat para temannya tertawa dirinya juga tertawa “Oh iya, gue lupa lo lebih murah daripada Lonte. Kalo lo mau, lo dipake sama temen gue aja gimana?”
Dengan senang hati Tyas mengangguk lalu mengecup pipi Dewa sesaat “Nanti jemput gue aja ya”
“Ya, tapi pastiin lo bisa ya malem ini, gue ga mau di patahin lagi kakinya sama temen lo itu” jelas Dewa
Penjelasan dari Dewa sontak membuat Tyas mengerutkan keningnya merasa bingung, ia langsung teringat Vanesa tentang hal ini “Engga akan, nanti gue bohongin dia”
“Oh ya, gue dapet info mau ada party sex di hotel Nusantara. Minggu depan sih, tapi udah banyak yang mau ikut aja. Lo mau ikut ga, Tyas” salah satu teman Dewa berucap pada Tyas
Dengan menyengir terkesan senang, Tyas langsung mengangguk dan menjawab “Tentu, kasih tau gue waktunya kapan”
“Ga usah, nanti biar gue jemput aja gimana? Rumah lo masih yang sebelumnya kan?” dari arah lain, Ryan menyahuti dengan girang
Tyas mengangguk, ia pun berdiri dari pangkuan Dewa untuk beralih duduk diatas pangkuan Ryan dengan mesra “Hm, masih sama kok” ucapnya dengan halus
Saat sebentar lagi bokongnya itu sampai di paha Ryan, dengan terkejut Tyas di tarik lembut dan suara Vanesa pun terdengar “Ga ada. Semua rencana yang kalian omongin ga bisa. Tyas ga bisa pergi sama kalian lagi”
Tyas menatap Vanesa dengan marah, ia lalu mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Vanesa di lengannya, tetapi ternyata lebih susah daripada dugaannya “Lo- apa apaan sih!” berontaknya pada Vanesa
Set-
Vanesa lebih serius daripada biasanya, ia menatap tajam ke semua teman-teman Tyas lalu berkata dengan tegas “Jangan pernah hubungin Tyas lagi”
Lalu setelahnya, Tyas diseret menjauh dari teman-temannya itu oleh Vanesa tanpa bisa melepaskannya.
Set- PLAK!
“SIALAN LO!”
Tyas berteriak, ia menampar pipi Vanesa dengan kesal, amarahnya benar-benar tak terbendung sekarang. Dari pagi dirinya rela datang ke kampus hanya untuk mencari teman, karena gara-gara ada Vanesa, banyak teman- teman Tyas yang mulai menjauh darinya. Tyas tidak mau itu, membuat Tyas semakin dongkol pada Vanesa apalagi sikap Vanesa yang baru saja terjadi, akan sangat membuat teman-temannya semakin menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance (Short Story) GxG
Fiksi UmumBoro-boro kisah percintaan sesama jenis berjalan mulus. Vanesa saja menahan rasa sakit mati-matian karena cintanya tertolak. Ditambah yang menolaknya adalah Tyas. Oh tidak mungkin, sudah jatuh, tertimpa tangga pula namanya. Tyas yang sering memperma...