45. "Cinta Sejati"

123 7 1
                                    

"SINIIN COOKIES GUE!" Milea mengejar langkah segede gaban Gerald yang berlari secepat kilat sambil membawa cookies terakhir yang harusnya jadi bagiannya.

"GAK! COOKIES INI BUAT GUE!" Balas Gerald enggan mengalah.

"IHHH! LO UDAH MAKAN LIMA YA, BERARTI ITU BAGIAN GUE! GUE SAMA BUNDA BIKIN DUA PULUH COOKIES, DIBAGI EMPAT ORANG JADINYA MASING-MASING DAPET LIMA, SEDANGKAN GUE BARU MAKAN EMPAT! BALIKIN GAKK??!"

"GAK MAU!"

Milea memberengut kesal, berhenti mengejar Gerald dan mengadu ke Arina. "Bunda! Liat tuh Gerald! Cookies itu kan bagian aku, Nda!"

"Cemen! Wleee!" Gerald menjulurkan lidah. Dengan songong dan menyebalkan, ia membelakangi Milea kemudian menggoyang-goyangkan pantat ke kiri dan ke kanan dihadapan gadis itu guna mengejeknya.

Milea ingin sekali menampar pantat itu.

"BUNDAAA!" Rengek Milea dengan wajah memerah menahan tangis saking emosinya.

"Ya ampun..., kan masih ada yang ini, sayang. Nih, puding buah aja buat kamu ya?" Rayu Arina menyodorkan puding buah yang tinggal setengah.

"Tapi aku maunya cookies, Ndaa...!"

"Gerald, berhenti jahilin Istri kamu. Kasih lagi itu cookies-nya ke Milea!" Suruh Andre, kupingnya rasanya terbakar mendengar Gerald dan Milea yang bertengkar hanya karena memperebutkan makanan.

"Ya udah nih," Gerald mengalah, mendekat pada Milea dan menyodorkan cookies padanya.

Tapi saat Milea hendak mengambilnya, Gerald ternyata hanya mempermainkannya dan kembali membawa kabur cookies itu.

"HAHAHAHA, tak semudah itu ferguso!"

Jadilah aksi kejar-kejaran kembali terulang untuk yang kedua kalinya.

Gerald berlari menaiki anak tangga dengan sangat cepat dan lincah, mengabaikan semua teriakan penuh emosi dari Milea yang masih berusaha mengejarnya.

"GERAALDD!"

Dan karena terlalu fokus mengejar, Milea sampai tak berhati-hati.

Bugh

Alhasil kakinya terpeleset dan jatuh telungkup, dahinya juga terbentur anak tangga di depannya.

Mendengar suara jatuh, Gerald langsung menoleh kebelakang dan terbelalak kaget. Dengan panik, cowok itu melempar asal cookies di tangannya lalu buru-buru membantu Milea.

Bisa dibayangkan kan bagaimana sakitnya? Sakit, ngilu, pusing dan nyut-nyutan jadi satu yang membuat tangisan kencang dari Milea langsung pecah.

•••

Ribuan cubitan dan geplakan maut, kepalanya yang di tempeleng berkali-kali, ceramah berjam-jam, serta masih banyak lagi sudah di dapatkan Gerald dari kedua Orangtuanya karena bercandanya yang kelewatan. Akibat bercandanya tersebut, tumbuh benjolan disekitar dahi Milea yang terbentur anak tangga.

Masih untung cuma benjol karena kebentur, coba bayangin seandainya Milea terjatuh terus pingsan?

"Bundaa..., Sakit..." Rengek gadis itu dalam pelukan Arina entah sudah yang keberapa kali. Dia terus menangis tanpa henti.

"Cup cup, sayang," Arina kembali mengusap-usap lembut dahi Milea.

Arina menatap tajam Gerald yang kini menunduk bagaikan penjahat yang baru saja tertangkap di kantor polisi.

Dia tak kunjung mendapatkan maaf dari Milea walau sudah berulang kali meminta maaf.

Dan beberapa menit kemudian, warna merah seperti bekas jeweran lagi-lagi tampak jelas di kuping Gerald setelah Andre dan Arina keluar dari kamar, menyelesaikan omelan yang ke 3590x.

LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 4!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang