Tak Sanggup Lagi

108 10 0
                                    

Karena tidak ada kabar dari jimin, dan seokjin juga merasa khawatir, akhirnya seokjin memutuskan untuk mencari jimin ke rumah nya. Sebelum pulang sekolah, seokjin mencoba bertanya ke orang orang dan para guru tentang dimana alamat rumah jimin.

Dan akhirnya seokjin sampai di depan sebuah rumah yang lumayan mewah. Ternyata jimin termasuk orang yang berada. Dari depan rumah saja, pagar rumah nya setinggi harapan apalagi di dalam nya.

Seokjin mendekat ke arah pagar, dan di tembok ada kamera kecil. Seokjin menekan tombol merah tersebut lalu mendekatkan wajah nya ke layar tersebut.

"Jimin ah... Ini aku," ujar seokjin singkat. Lalu menegakkan kembali tubuhnya. Tak lama pagar itu terbuka, dan memperlihatkan seorang pria memakai seragam security.

Seokjin yang melihat membungkuk lalu melirik ke dalam rumah nya. Sang security melihat seokjin dari atas dan bawah.

"Ada apa, anak muda?" Tanya security itu pada seokjin.

"Mmm, ahjussi... Aku mau tanya sesuatu. Bolehkah saya meminta waktu ahjussi sebentar? Saya takut menganggu waktu ahjussi." Tanya seokjin dan mendapat jawaban anggukan dari sang security tersebut.

"Apakah ini rumah nya park jimin, ahjussi? Saya teman nya?"

"Benarkah??!"

Seokjin terkejut karena respon dari sang security tersebut. Setelah mendengar hal itu, security itu membuka pintu pagar dan menyuruh seokjin masuk ke dalam sambil bercerita.

"Syukurlah, saya merasa lega bahwa tuan muda sekarang punya teman. Saya merasa iba karena tuan muda terlihat kesepian sejak insiden mengerikan tersebut. Dia sampai trauma, dan melampiaskan emosi nya ke benda benda di sekitar nya. Karena dia takut melukai orang orang yang ia sayangi. Saya minta tolong pada anda. Sembuhkan tuan muda saya, nak. Kau satu satunya, teman nya. Di atas tangga itu, sebelah kanan, itu kamar nya. Ketuk saja, saya tinggal dulu ya, nak." Jelas security itu.

Seokjin tidak menyangka seorang jimin yang ceria di depan nya ternyata menyimpan hal pahit seperti ini. Di rumah yang lumayan luas ini, dia tinggal sendiri. Dimana ibu dan ayah nya. Di perjalanan menuju kamar jimin, ia sekilas melihat foto keluarga nya. Dan dia mempunyai seorang adik.

Tok!

Tok!

Tok!

Tak lama pintu itu terbuka, saat jimin membuka pintu, ia terkejut karena yang mengetuk pintu nya ternyata seokjin. Ia mengira itu adalah security nya.

"Masuklah," jimin menyuruh seokjin masuk lalu menutup sedikit pintu kamar nya. Seokjin masuk dan duduk di kursi belajar yang ada di ruangan kamar jimin.

"Wahh kau tahu alamat rumah ku darimana? Seorang seokjin ternyata mengkhawatirkan aku ternyata. Wah aku merasa deg deg an ini. Ada -"

"Kau baik baik saja, jimin ah?" Tanya seokjin pada jimin yang seketika menghentikan ucapan nya. Raut wajah nya yang tadi di buat ceria, menjadi gelisah.

"Te - tentu saja ak -"

"Jangan berbohong. Kau gagap saat menjawab nya. Kau baik baik saja, jimin ah? Kau sakit? Sakit di sebelah mana? Aku temani ke klinik mau?" Tanya seokjin. Pertanyaan seokjin membuat jimin terharu.

Ternyata masih ada yang mengkhawatirkan dirinya. Dia selalu merasa kesepian. Akhirnya pertahanan jimin runtuh juga. Dia menangis di depan seokjin, menangis dengan tersedu sedu. Melampiaskan seluruh yang ia pendam selama ini. Jimin tidak bisa meluapkan emosi nya, dan selalu memendam tangisan nya. Tapi setelah mengeluarkan nya rasanya melegakan sekali.

Seokjin berdiri lalu memeluk jimin. Jungkook dan kakek selalu melakukan hal ini di saat dia di guncang kesedihan. Setelah di beri pelukan rasanya sedih nya menghilang.

Each Other( END )✅ & AKYS (Arti Keluarga Yang Sebenarnya ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang