5.

85 26 1
                                    

Satu bulan berlalu, dan ini sudah malam Yoongi sibuk dengan pemerintahan Kerajaan. sang permaisuri Ratu Shin-hye sedang berada di kamarnya ia sedang menyusun rencana agar Jimin bisa seperti ibu nya di masa lalu.

"Seorang selir selamanya akan tetap menjadi selir, ini baru permulaan Jimin, kita lihat saja siapa yang akan menang, permaisuri atau selir." Shin-hye memandang Jimin yang sedang di taman istana bersama ke-dua sahabat Yoongi.

Taman istana.

"Yoongi benar-benar bodoh, kenapa dia memperlakukan mu seperti itu?"

"Ji jangan menangis, aku percaya kau tidak melakukan itu."

Jimin menangis, karena Yoongi tak mempercayai dirinya lagi.  satu minggu yang lalu saat kerajaan sedang mengadakan makan jamuan bersama kerajaan besan, ntah kenapa Ibunda Yoongi tiba-tiba jatuh pingsan saat memakan makanan yang dihidangkan selirnya itu. Menurut tabib istana, ada yang meracuni makanan sang Ibunda. Yoongi marah lalu ia memukul Jimin dan berkata jika hal ini terjadi lagi dia akan mengusir Jimin dari kerajaan. Sungguh itu bukan salah Jimin, dia tidak memasukan apapun kecuali bumbu-bumbu yang di pakai untuk pasakan.

"Bersabarlah Ji, kau masih mempunyai kita berdua di sini. kita berdua akam selalu bersamamu."

"Aku yakin, Shin-hye lah pelakunya. kau tau kan Kai, kalau dia itu pernah membunuh kakek dan nenek nya Yoongi."

"Aku juga berpikir seperti itu, kita tidak ada bukti jika Shin-hye lah pelakunya."

"Apa kita kembali menjadi pengusut sebuah kecelakaan?"

"Tidak, aku tidak mau nanti aku yang kerja dan kau? kau hanya sibuk dengan dunia mu sendiri."

"Sudah sudah, kalian terimakasih yah sudah menghibur ku. aku ingin ke Paviliun."

"Ingin aku antar kan?" Jimin mengangguk, Kai pun memgantarkan Jimin ke Paviliun sedangkan Hoseok ia pergi ke kamarnya untuk istirahat setelah mengatai sahabatnya itu.

Paviliun Jimin.

"Kai, aku harus bagaimana? aku tidak melakukan itu."

"Hei, jangan menangis sayang. Aku selalu ada di sini buat kamu."

"Hati ku sakit saat Yoongi bilang dia akan mengusirku, aku... aku-mmpphh." Kai mencium bibir Jimin, Kai tau ini sudah kelewatan toh ia menjadi kekasih Jimin hanya agar Jimin tidak sedih saat Yoongi bersama Shin-hye.

"Maaf, aku minta maaf. Sayang dengar ada aku dan Hoseok di sini, kami percaya kamu tidak melakukan itu."

"Aku hanya takut." Jimin memeluk Kai dan menyembunyikan Wajahnya di ceruk leher Kai.

"Tenanglah, kebenaran pasti akan selalu menang." Jimin menganggukkan kepalanya.

"Kau tidur yah, kau terlihat lelah."

"Baiklah."

"Aku ke kamar dulu, selamat malam kekasihku."

"Untukmu juga, pangeran."

Malam semakin larut, Yoongi sebenarnya sudah tahu jika Shin-hye lah pelaku sebenarnya namun ia ingin mengikuti permainan Shin-hye jadi lah ia memarahi Jimin. Kini ia akan pergi ke Paviliun selirnya itu untuk meminta maaf, saat sampai di Paviliun, Yoongi melihat Jimin sedang tertidur dengan posisi meringkuk. ada rasa penyesalan di hatinya karena ia sudah memarahi selirnya ini satu Minggu kebelakang.

"Maafkan aku karena sudah memarahi mu, aku salah Hoseok benar aku bodoh dalam mengambil keputusan."

"Eugh, Baginda Raja? Sedang apa anda di Paviliun saya?" Jimin terkejut melihat Yoongi yang tiba-tiba ada di Paviliun nya, ia sedikit mundur karena takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The King [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang