[16] RENCANA JAHAT

139 111 9
                                    

SMA 3 TARAMUDA

09:08

"Kak! Temenin aku ketemu sama kak Rahmat, yuk?" serunya, namun tidak direspon oleh sang empu. "Ih! Kak Kirana? Kok budeg banget!?"

Eka membatin. "Kak Kirana kenapa ya? Gak kayak biasanya dia kayak gini. Pasti ada sesuatu!"

"Kak Kiranaaaaa!!!" teriak Eka tepat digendang telinga, membuatnya tersentak kaget.

"Eh! Kenapa!?" Kirana menutup mulut menggunakan kedua tangannya. Dia merasa malu, tatkala dilirik sinis oleh orang-orang yang sedang belajar di perpustakaan.

"Maaf kak. Hehe... Maaf kelepasan," ucap Eka sambil cengengesan.

"Kamu sih! Malah ngagetin," kesalnya.

"Bodo amat! Salah kakak sendiri. Siapa suruh melamun?"

"Yaudah. Iya! Aku yang salah," ucapnya mengalah.

"Pokoknya, kakak harus jujur sama aku!Kak Kirana kok bengong mulu? Ada masalah?" tanya Eka serius.

Pipinya seketika memerah, kedua matanya mulai terpejam, ia sedang mengigit bibir bawahnya. Saking malunya mengingat masalah kemarin.

"Jawab kak! Kok diem!?"

Kirana menggeleng cepat. "Gak kok. Gak ada masalah apa-apa."

"Kok aku gak percaya? Kakak bohong kan? Ada sesuatu kan? Jawab!"

"Eh, gak kok. Sumpah! Gak boong," elaknya.

"Lah? Aku kan gak pernah bilang kak Kirana itu pembohong. Pasti ada sesuatu kan!"

"Hah? Ak-u... aku gapapa kok!" elaknya dengan wajah seceria munkin berharap gadis yang ada di depannya ini tidak mencari tahu lebih dalam. Namun, Kirana belum tau bahwa gadis yang ada di depannya ini adalah intel yang handal juga sangat pintar mengintrogasi lawannya. Kirana meneguk ludahnya sendiri, tatkala ia melihat Gadis muda yamg ada di depannya ini mulai menyipitkan mata seperti seorang Deketif yang mengintrogasi.

"Ih Eka! Kenapa natap aku kayak gitu!?"

Kirana pun beranjak dari tempat duduk.  Dia tengah kesal dan merajuk, lalu pergi meninggalkan Eka sendirian. Eka langsung berlari terbirit-birit mengejar Kirana yang sudah keluar dari perpustakaan.

"Kak! Tungguin! Aku cuma bercanda!"

Kirana terus berjalan cepat di sepanjang koridor, ia tidak peduli dengan Eka yang terus mengejarnya dari belakang.

Eka terus berteriak. "Kak Kirana! Tunggu!"

Kirana membatin. "Kalau sampai Eka tau masalah kemarin, pasti bisa bahaya. Gak! Gak boleh, itu aib!"

Tanpa dia sadari, bahunya tersenggol  dengan bahu seseorang. Kakinya berhenti sejenak, kepalanya menoleh kebelakang, melihat siapa orang yang sempat menyenggol bahunya dengan sedikit kasar. Pemuda itu tengah berjalan terburu-buru.

Kirana bergumam. "Itu kak Rahmat? Hm. Kok dia gak nyapa aku ya?"

"Kak Kirana!"

Eka berhasil menghampiri Kirana yang masih mematung di tempatnya. Kirana langsung memasang wajah datar dan mau pergi lagi. Namun, Eka langsung menarik lengannya. Kirana hanya memutar bola mata malasnya. Gadis tengil ini mulai lagi kayaknya.

"Kak Kirana... udah dong marahnya!"

"Hm..."

"Kok cuma hm sih! Harusnya, kak Kirana tuh jawabnya iya, engga apa-apa Eka."

"Engga apa-apa Eka. Gitu?"

"Nah gitu kak! Maafin aku. Janji deh gak gitu lagi." ucapnya merasa bersalah sambil menaruh kedua tangannya ditelinga.

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang