SMA 3 TARA MUDA
10:40
"Eka? Kamu kenapa?"
"Gak tau! Tanya aja sama diri sendiri," ketusnya.
"Kamu kenapa? Aku beneran gak tau..."
Eka membantin. "Ih! Masa kak Kirana lupa sih sama janjinya sendiri."
"Ayo dong jujur. Kamu kenapa?"
"Ingat kan? Apa janji kakak kemarin sama aku?"
"Emangnya aku janji apaan sama kamu?"
Eka membatin lagi. "Sial! Emang beneran pelupa? Apa disengaja?"
"Itu loh kak. Itu lo..."
"Itu lo apa? Jangan aneh-aneh deh."
"Ih kak! Gak aneh-aneh. Aku serius!"
"Tinggal bilang aja. Soalnya aku beneran lupa Eka," tuturnya lembut, membuat gadis itu menghirup oksigen sebanyak munkin.
"Jadi gini kakakku yang pikun..."
"Iya... apa?"
"Kak kirana kan udah janji? Mau temenin aku ketemu sama kak Rahmat..."
"Iya... terus?"
"Tapi kak Kirana malah ingkar janji!" sambungnya. Kirana mencoba mengingat janjinya kepada gadis ini.
"Kan-kan! Malah mikir lagi. Pasti kak Kirana mau berdusta lagi, kalau gak pernah janji sama aku.""Iya-iya aku inget kok. Jangan ngambek atuh..."
"Gak tau ah! Gak mood."
"Yaudah. Sekarang aku temenin deh ketemu sama kak Rahmat."
"Se-serius kak!?" ucapnya terpekik senang.
"Iya. Serius!"
"Yey! Beruntung banget deh, bisa ketemu sama calon kakak ipar yang baik dan lembut kayak gini," godanya.
"Sama-sama. Apa? Calon kakak ipar?"
"Iyalah! Calon istrinya abang Deka loh..."
Kirana memukul keras bahunya. Eka meringis. "Ah... sakit tau kak!"
"Kamu sih! Hobinya ledekin aku.
Awas loh! Nanti gak jadi temenin kamu ketemu sama kak Rahmat," ancamnya."Ih! Jangan dong kak."
"Makanya janji dulu gak jodohin aku sama abang kamu."
"Iya! Tapi kalau keceplosan jangan marah ya..." kelakarnya sambil cengengesan.
Kirana membantin. "Huft. Sama saja menyebalkan."
Kedua gadis ini berjalan santay menuju kelas 12 IPS 1. Kelas yang berada dilantai paling atas. Tak sengaja, mereka berpapasan dengan genknya Niky dan ditatap sinis oleh ketiganya.
"Hadeh... si cupu mulai cari muka lagi," sindirnya.
"Heh! Para pengikut Fir'aun. Daripada sibuk urusin hidup orang, mending urus aja deh urusan kalian sendiri!"
"What? Kaum Fir'aun!?"
"Heh! Lo itu masih bocil, gak usah ikut campur sama urusan orang dewasa," kata Maura sinis.
"Gue emang bocil. Tapi pikiran gue, gak sebocil kalian!" cibir Eka dengan senyuman miring. Membuat mereka emosi dengan gadis tengil menyebalkan ini.
"Kita pergi aja. Gak usah dengarin kata mereka," ajak Kirana.
"Ayok kak. Lagian, aku juga males ladenin cengil kayak mereka. Buang-buang waktu!"
"Lo gak usah sok keras! Lo itu cuma bocil yang murahan," cemoh Niky tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWARA THE SERIES (On Going)
Teen Fiction(TAHAP REVISI) Menyukai salah satu dari hambamu... apakah kami dapat dipersatukan? Atau akan berpisah karena berbeda keyakinan? Tak ku sangka, kita menyukai gadis yang sama. Lantas? Apakah saya harus mengalah? Dan membiarkanmu hidup bersamanya? Sang...